backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Mengenali Gejala Orang yang Sakau Narkoba Jenis Sabu

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 07/01/2021

    Mengenali Gejala Orang yang Sakau Narkoba Jenis Sabu

    Narkoba sabu, atau yang juga dikenal sebagai methamphetamine atau crystal meth, adalah narkotika yang sangat adiktif. Bentuknya putih, tidak berbau, pahit, dan seperti kristal. Hasil survey BNN memperlihatkan shabu sebagai narkoba peringkat 2 yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia.

    Dilansir dari Kompas, kasus penyalahgunaan narkoba dan obat terlarang di Indonesia tahun 2015 hampir mencapai 6 juta jiwa. Lebih lanjut menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), diperkirakan 50 orang meninggal setiap harinya akibat penyalahgunaan narkotika.

    Di antara berbagai efek sabu pada tubuh, narkoba ini juga dapat menyebabkan masalah jantung, termasuk detak jantung cepat, denyut jantung tak teratur, dan peningkatan tekanan darah. Jika sudah dalam tahap overdosis, sabu akan menyebabkan kejang-kejang, peningkatan suhu tubuh dan kematian. Namun, pecandu narkoba sabu yang mendadak tak memakai lagi, baik karena tak memiliki akses ke sabu maupun karena ingin berhenti, biasanya juga akan melalui suatu fase bernama sakau atau sakaw.

    BACA JUGA: 4 Jenis Narkoba Terpopuler di Indonesia dan Efeknya Pada Tubuh

    Seperti apa gejala sakau sabu?

    Sakau sabu adalah gejala tubuh yang terjadi akibat pemberhentian pemakaian sabu secara mendadak, atau akibat penurunan dosis sabu secara drastis sekaligus.  Gejala sakaw sabu bisa sama kuatnya dengan saat kecanduan. Seperti jenis narkoba lainnya, pengguna narkoba jenis sabu akan mengalami dua tipe gejala: emosional dan fisik.

    Orang yang sedang sakau akibat narkoba jenis sabu biasanya akan mengalami gejala emosional sebagai berikut:

    • Nafsu makan meninggi
    • Depresi (umumnya kebal terhadap pengobatan terkait)
    • Mood swing (mudah marah, perilaku berbahaya)
    • Kesulitan berkonsentrasi
    • Ngidam sabu
    • Paranoid
    • Psikosis (cenderung skizofrenia)
    • Halusinasi
    • Kecemasan
    • Gelisah
    • Tidur terlalu lama dan sering, terlalu nyenyak sulit dibangunkan, siklus tidur terganggu
    • Kecenderungan bunuh diri
    • Menarik diri (isolasi)
    • Emosi datar dan inaktifitas
    • Miskin wawasan, dan proses penilaian buruk

    Sedangkan gejala fisik yang sering terjadi pada orang yang sakau sabu adalah:

    • Kulit pucat, kumal
    • Penampilan fisik berantakan
    • Pergerakan lambat
    • Kontak mata yang buruk
    • Berbicara terlalu halus
    • Sakit kepala
    • Kelelahan ekstrem
    • Badan ngilu

    Gejala sakaw shabu biasanya sedang sampai berat dan dapat berakibat fatal jika tidak diobati.

    Umumnya, gejala sakaw narkoba jenis shabu dimulai dalam 1-2 hari setelah dosis terakhir, dan bertahan hingga tiga bulan. Lamanya proses gejala putus obat akan bervariasi tergantung seberapa banyak dan sering mereka menggunakan obat.

    Orang yang sakau narkoba sabu tak mampu merasa senang

    Saat pecandu shabu berhenti menggunakan, kadar dopamin dan reseptor dopamin yang tersedia dalam otak akan menurun drastis. Artinya, pecandu shabu yang mengalami gejala putus obat akan terjebak dalam keadaan anhedonia, alias ketidakmampuan untuk merasakan kenikmatan.

    BACA JUGA: Kapan Harus Curiga Anak Remaja Anda Pengguna Narkoba?

    Anhedonia akan membuat individu tersebut hidup layaknya zombie. Hal-hal umum yang bisa membuat seseorang merasa bahagia tidak akan berdampak apapun pada pengguna shabu yang sakau dan baru menjalani rehabilitasi. Ditambah lagi, dibutuhkan waktu setidaknya dua tahun untuk tetap bersih sampai fungsi dopamine yang telah rusak akibat shabu bisa kembali bekerja seperti sedia kala.

    Kondisi anhedonia ini dapat menyebabkan mantan pengguna narkoba sabu yang masih bergelut dengan depresi untuk kembali kambuh. Kandungan kimia dalam shabu akan menyebabkan kembalinya lonjakan dopamin dalam otak yang bisa membantunya pulih dari hidup seperti mayat hidup.

    Cara mengatasi sakau sabu

    Walaupun gejala bisa menghilang beberapa minggu setelah gejala sakau terakhir, pasien bisa mengalami kesulitan serius mencoba mengatasi gejala psikosis tanpa bantuan orang lain.

    Kecanduan dan gejala sakau sabu tergolong sangat sulit untuk ditanggulangi, terutama melalui terapi mandiri. Satu-satunya cara terbaik untuk mencapai pemulihan sepenuhnya adalah dengan melaporkan diri ke rumah sakit atau tempat rehabilitasi untuk detoksifikasi shabu, di mana ia akan melalui rencana perawatan komprehensif.

    Terapi rehab akan berbeda tergantung dari masing-masing individu. Namun, jika gejala sakau sabu dianggap cukup parah, mungkin akan ada tindakan penanganan lanjutan, seperti:

    • Pengobatan psikosis menggunakan obat-obatan antipsikotik
    • Pengobatan depresi yang berjalan lebih dari dua minggu dengan antidepresan
    • Pengobatan gangguan kecemasan dengan obat penenang non-benzodiazepine
    • Pengobatan mania yang berlangsung lebih dari dua minggu dengan obat antimanik (lithium)
    • Obat tidur selama 1-2 minggu
    • Pengawasan penuh terhadap kecenderungan bunuh diri.

    Semua proses rehabilitasi harus dipantau oleh seorang medis profesional.

    BACA JUGA: Jenis-Jenis Narkoba Paling Mematikan di Dunia

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 07/01/2021

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan