Kesehatan mental
Maaf dok,saya ibu dari 4 orang anak yang masih kecil kecil, saya sempat menaglami depresi karna sikaf tempramental sang suami,beberapa tahun saya tahan2 ,namun tempramental nya semakin menjadi2 akhirnya saya menyerah ,akhir tahun 2018 sya bercerai dengan mantan suami denagan keadaan sedang hamil anak ke 4,sampai saat ini jangan kan ngasih uang untuk ke 4 anak nya ,menanyakan kabar tentang mereka pun ,tidak pernah,,
Untuk menghidupi ke 4 anak ,saya bekerja menjadi buruh bersihkan sarang walet dengan upah sehari 37rb ,biaya selebihnya dibantu orang tua.
Tahun lalu tepat nya 2022 ,ada orang yang ingin menikahi sya ,dia siap menyayangi dan membantu membiayai anak saya, dan saya pun percaya ,akhirnya menikah,namun tidak sesuai yang di katakan, saya di beri uang seminggu 200rb atau 300rb tidak tentu kadang 150rb , dari segi sikaf dia baik perhatian,
Hampir 2 bulan ini ,saya tidak di berinafkah karna,belum mendapat pekerjaan ,adapun kerja serabutan yang gajinya kisarna sehari 50rb,
Kemarin2 saya sempat semapat kecewa minta uang 50rb,buat bayar utang ,karna kondisi uang saya benar2 habis ,saya tanya punya atau tidak , dia bilang punya nanati dikirim ,tapi sampai saat ini gk ada klarifikasi minta maaf atau apa karna gk ngasih uang, saya merasa kecewa ,sudah berungkali saya d php in.
Selain itu saya jg pernah kecewa ,karna sebenarnya keluarga nya tidak setuju dengan saya karna banyak anak ,hal itu saya ketahuinkarna iseng lihat pesan2 d WA ,tidak sengaja saya melihat pesan dari kaka nya ,menyatakan bahwa merka tidak setuju dengan saya ,yaa alasan nya banyak anak ,bahkan kaka nya bilang jangan
























Halo Nie, terima kasih untuk pertanyaannya.
Setiap pasangan mengharapkan hubungan yang sehat, harmonis dan bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah hubungan tidak terlepas dari adanya konflik. Terjadinya konflik adalah hal yang wajar terjadi, tetapi apabila konflik tersebut terjadi berkepanjangan, maka perlu mengambil jarak sejenak terhadap masalah dan emosi yang dirasakan masing-masing sehingga dapat melihat permasalahan tersebut secara objektif.
Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja. Dengan pola komunikasi tersebut dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut.
Permasalahan yang didiamkan dan dipendam oleh masing-masing, hanya akan menjadi pembahasan berulang di kemudian hari dan bisa saja meledak sewaktu-waktu bagaikan “bom waktu”. Ada baiknya anda dan pasangan meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati agar menemukan solusi terbaik bersama (misalnya liburan bersama ke tempat favorit, makan malam berdua, moment pillow talk, dsb). Ketika berkomunikasi menggunakan “I message”, artinya lebih fokus menyampaikan “saya merasa hubungan kita terasa hambar, boleh gak kita ngobrol sambil mengingat perjuangan yang udah kita lewati?” bukan “kamu itu selalu menyalahkan dan tidak mau mengalah…..”.
Kemudian anda dan pasangan dapat saling mengenali bahasa cinta masing-masing, serta melakukan ritual yang menjadi kesepakatan bersama misalnya memeluk dan mengucapkan kata cinta sebelum dan bangun tidur, sebelum dan berangkat kerja, dll. Selain itu, perlu dibahas juga terkait hubungan seksual dalam pernikahan anda. Perlu juga merencanakan mencoba hal-hal baru bersama agar semakin terasa keintimannya.
Jangan ragu untuk melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.
Apa yang harus saya lakukan ,karna saya saat ini merasa tidak nyaman
Hai Sobat Sehat,
Maaf, saya tidak melihat pertanyaan yang berkaitan dengan kesehatan mental pada konteks yang diberikan. Namun, dari konteks yang diberikan, saya melihat bahwa Anda mengalami banyak tekanan dan stres dalam hidup Anda, terutama dalam hal keuangan dan hubungan. Saya sarankan Anda mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental untuk membantu Anda mengatasi stres dan depresi yang mungkin Anda alami. Selain itu, Anda juga dapat mencari bantuan finansial dari lembaga atau organisasi yang dapat membantu Anda dalam situasi keuangan yang sulit. Terakhir, jangan ragu untuk mencari bantuan hukum jika Anda merasa hak-hak Anda sebagai ibu dan orang tua tidak dihormati.Related content