Halo dok

Saya mau tanya tentang masalah psikologis dalam pernikahan saya,

Di tahun ke 8 pernikahan ini banyak yang berubah, saya tidak lagi merasakan keintiman dalam pasangan saya, setiap hari selalu aja ada perdebatan, setiap apa yang saya lakukan sepertinya selalu salah di mata orang2 sekitar saya, jadi saya menjadi lebih perasa sensitif dan tidak menyenangkan seperti dulu, saya juga lebih menutup diri dari dunia luar karna kesibukan bekerja dan menjadi ibu, ketika kami pergi liburan pun saya tidak merasakan kebahagiaan seperti dulu..

Saya juga lebih memusingkan perhatian suami yg tidak lagi seperti dulu.. cara berbicaranya pun, cara berpikir dan cara menatap saya. Saya merasa suami saya muak sama saya. Karna mungkin saya sudah tidak lagi menyenangkan . Saya pun juga jadi hilang rasa dan memilih untuk diam daripada saya menangis atau membicarakan masalah ini . Karna saya sendiri juga bingung memulai darimana. Saya merasakan hal beberapa tahun lalu saat suami saya selingkuh itu terulang lagi. Karna sikapnya yang berbeda ..

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
10
2

2 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Setiap pasangan mengharapkan hubungan yang sehat, harmonis dan bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah hubungan tidak terlepas dari adanya konflik. Terjadinya konflik adalah hal yang wajar terjadi, tetapi apabila konflik tersebut terjadi berkepanjangan, maka perlu mengambil jarak sejenak terhadap masalah dan emosi yang dirasakan masing-masing sehingga dapat melihat permasalahan tersebut secara objektif.


Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja. Dengan pola komunikasi tersebut dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut.

Permasalahan yang didiamkan dan dipendam oleh masing-masing, hanya akan menjadi pembahasan berulang di kemudian hari dan bisa saja meledak sewaktu-waktu bagaikan “bom waktu”. Ada baiknya anda dan pasangan meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati agar menemukan solusi terbaik bersama (misalnya liburan bersama ke tempat favorit, makan malam berdua, moment pillow talk, dsb). Ketika berkomunikasi menggunakan “I message”, artinya lebih fokus menyampaikan “saya merasa hubungan kita terasa hambar, boleh gak kita ngobrol sambil mengingat perjuangan yang udah kita lewati?” bukan “kamu itu selalu menyalahkan dan tidak mau mengalah…..”.

Kemudian anda dan pasangan dapat saling mengenali bahasa cinta masing-masing, serta melakukan ritual yang menjadi kesepakatan bersama misalnya memeluk dan mengucapkan kata cinta sebelum dan bangun tidur, sebelum dan berangkat kerja, dll. Selain itu, perlu dibahas juga terkait hubungan seksual dalam pernikahan anda. Perlu juga merencanakan mencoba hal-hal baru bersama agar semakin terasa keintimannya.

Jangan ragu untuk melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya akan mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin dapat membantu Anda.:
  1. Komunikasi yang terbuka dan jujur: Penting untuk berbicara dengan pasangan Anda tentang perasaan dan kekhawatiran Anda. Jelaskan bagaimana perubahan ini mempengaruhi Anda dan bagaimana Anda ingin memperbaiki hubungan Anda. Komunikasi yang baik dapat membantu memperbaiki pemahaman dan mengatasi masalah yang muncul.

  2. Cari waktu untuk keintiman: Dalam kehidupan yang sibuk, seringkali keintiman menjadi terabaikan. Coba cari waktu untuk menghabiskan waktu bersama pasangan Anda, baik itu melalui kencan malam, liburan, atau bahkan hanya waktu berkualitas di rumah. Keintiman fisik dan emosional sangat penting dalam menjaga hubungan yang sehat.

  3. Cari dukungan profesional: Jika masalah pernikahan Anda terus berlanjut dan sulit untuk diatasi sendiri, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang terapis pernikahan atau konselor. Mereka dapat membantu Anda dan pasangan Anda dalam mengidentifikasi masalah yang mendasari dan memberikan strategi untuk memperbaiki hubungan Anda.

  4. Jaga keseimbangan antara pekerjaan, menjadi ibu, dan pernikahan: Kadang-kadang, kesibukan sehari-hari dapat membuat kita kehilangan fokus pada hubungan pernikahan. Penting untuk mencari keseimbangan antara pekerjaan, menjadi ibu, dan pernikahan. Carilah waktu untuk diri sendiri dan pasangan Anda, dan jangan ragu untuk meminta bantuan jika diperlukan.

  5. Jaga kesehatan mental dan emosional Anda: Jika Anda merasa stres, cemas, atau depresi karena masalah pernikahan, penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional Anda. Cari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental jika diperlukan.

Ingatlah bahwa setiap hubungan memiliki tantangan dan perubahan, dan penting untuk terus bekerja sama dengan pasangan Anda untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan Anda. Semoga saran ini dapat membantu Anda dalam mengatasi masalah pernikahan Anda. Jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut, saya sarankan Anda mencari bantuan dari seorang profesional.

2 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan