backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Infeksi Lambung

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 19/01/2021

Infeksi Lambung

Definisi infeksi lambung

Infeksi lambung adalah penyakit yang umumnya disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) di organ lambung. Bakteri ini menyerang dinding lambung sehingga menimbulkan sejumlah gejala pada sistem pencernaan.

Beberapa gangguan sistem pencernaan mempunyai gejala yang mirip, termasuk di antaranya infeksi lambung. Penyakit ini memiliki gejala yang sangat mirip dengan maag sehingga penanganan yang diberikan terkadang kurang memadai.

Padahal, infeksi lambung bisa menimbulkan komplikasi serius apabila tidak ditangani dengan baik. Infeksi yang bertambah parah dapat menyebabkan tukak lambung, yaitu pembentukan luka pada dinding lambung hingga usus halus.

Tidak hanya itu, infeksi H. pylori juga bisa berkembang menjadi penyakit lain pada lambung dan usus. Ini sebabnya infeksi bakteri yang menyerang saluran pencernaan sebaiknya ditangani sedini mungkin ketika gejala baru muncul.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Infeksi H. pylori pada lambung merupakan kondisi yang sangat umum. Diperkirakan sekitar setengah populasi dunia memiliki H. pylori di dalam saluran pencernaannya. Namun, keberadaan H. pylori di dalam lambung tidak selalu menyebabkan gejala.

Tanda & gejala infeksi lambung

Gejala umum dari infeksi bakteri H. pylori selintas mirip dengan sakit maag biasa, yaitu sensasi panas dan nyeri pada ulu hati. Rasa sakitnya cenderung lebih intens saat perut kosong dan dapat membaik setelah makan.

Itulah mengapa penyakit ini sering disalahpahami sebagai maag karena belum makan. Padahal, infeksi lambung tidak boleh disepelekan. Dalam beberapa kasus, infeksi H. pylori dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker Limfoma non-Hodgkin, kanker lambung, dan kanker usus.

Ini karena luka terbuka pada lambung dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel penyusun saluran pencernaan yang lama kelamaan bisa memicu mutasi genetik. Mutasi genetik ini kemudian mengubah sel yang sehat normal menjadi sel kanker.

Selain gejala umum yang mirip dengan maag, berikut berbagai gejala infeksi H. pylori lainnya yang perlu diwaspadai.

  • Nyeri perut yang bertambah parah saat Anda makan, minum, atau minum obat antasida.
  • Tidak ingin makan karena sakit.
  • Mual atau muntah.
  • Perut begah atau kembung.
  • Bersendawa.
  • Refluks asam lambung yang ditandai dengan rasa panas dan nyeri pada dada (heartburn).
  • Sering bersendawa.
  • Berat badan turun drastis padahal tidak sedang diet.
  • Sulit menelan.

Kapan harus periksa ke dokter?

Dalam kasus yang parah, infeksi lambung dapat mengakibatkan perdarahan pada saluran pencernaan. Anda mungkin mendapati keluarnya feses berwarna hitam, atau muntah darah yang terlihat seperti kopi.

Perubahan warna tersebut berasal dari darah yang telah lama berada dalam saluran pencernaan dan mengalami oksidasi. Darah yang teroksidasi berwarna lebih gelap daripada darah segar sehingga mengubah warna feses dan muntah yang keluar.

Segera kunjungi dokter bila Anda mengalami perubahan warna dan bentuk pada feses atau muntah. Selain itu, Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter bila mengalami rasa nyeri parah pada perut atau susah menelan.

Penyebab dan faktor risiko

Apa penyebab infeksi lambung?

Infeksi lambung disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori. Bakteri H. pylori sebenarnya tidak selalu menyakiti manusia. Bahkan, banyak orang tak sadar memiliki bakteri ini dalam sistem pencernaannya karena mereka tidak mengalami gejala apa pun.

Gejala baru akan terasa ketika bakteri ini berkembang biak berlebihan di dalam tubuh sehingga menyebabkan peradangan pada lambung. Peradangan lambat laun dapat berkembang menjadi luka alias tukak pada lambung.

Helicobacter pylori termasuk jenis bakteri yang “cerdas’. Mereka bisa bertahan hidup dalam lingkungan lambung yang bersifat sangat asam dengan cara menghasilkan enzim urease. Enzim ini mengubah urea menjadi amonia.

Efek enzim urease lalu menurunkan kadar keasaman lambung sehingga suasana lambung menjadi ideal untuk perkembangbiakan mereka. Lama-kelamaan, jumlah bakteri H. pylori kian membludak melebihi batas amannya.

Bakteri penyebab tukak lambung ini mencari makan dengan menggali permukaan selaput lendir pada dinding lambung. Padahal, selaput lendir berfungsi melindungi dinding lambung dari efek asam lambung. Akibatnya, terjadilah peradangan dan luka menganga.

Selain itu, H. pylori memiliki kemampuan untuk bersembunyi dari radar sistem kekebalan tubuh sehingga bisa sama sekali tidak terdeteksi. Mereka menyamar dengan mengganggu fungsi respons kekebalan tubuh dalam saluran pencernaan.

“Kebandelan’ bakteri ini membuat luka dan peradangan lambung yang diakibatkannya cenderung susah sembuh. Ini juga yang kerap membuat penderita infeksi lambung baru menyadari penyakitnya ketika kondisinya sudah cukup parah.

Siapa yang berisiko terkena infeksi lambung?

Infeksi lambung merupaka salah satu masalah pencernaan yang umum terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Kondisi ini biasanya terjadi pada masa kanak-kanak, walaupun tak menutup kemungkinan orang dewasa juga bisa mengalaminya.

Anda mungkin memiliki risiko mengalami infeksi lambung akibat H. pylori yang lebih tinggi jika terdapat kondisi berikut.

  • Tinggal di lingkungan yang padat. Risiko infeksi lebih tinggi apabila Anda tinggal dengan banyak orang atau di lingkungan padat penduduk.
  • Tinggal di negara berkembang. Penduduk negara-negara berkembang yang lingkungan tinggalnya padat atau tidak memiliki akses kebersihan yang cukup lebih berisiko terkena infeksi.
  • Jauh dari sumber air bersih. Sumber air yang bersih bisa mengurangi risiko Anda terkena infeksi.
  • Tinggal dengan penderita infeksi lambung. Jika orang yang tinggal dengan Anda terinfeksi H. pylori, Anda berisiko mengalami kondisi serupa.

Faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan lingkungan tinggal mungkin sulit dihindari. Akan tetapi, Anda bisa mengurangi risiko terkena infeksi lambung dengan menghindari gaya hidup yang berdampak buruk pada kesehatan pencernaan.

Diagnosis dan pengobatan

Bagaimana cara mendiagnosis infeksi lambung?

Jika Anda mengalami gejala infeksi lambung, dokter biasanya akan menyarankan rangkaian tes untuk mendeteksi bakteri H. pylori. Bila penyebabnya terbukti bakteri ini, dokter akan memberi pengobatan yang bertujuan untuk membasmi bakteri.

Berikut berbagai tes yang dilakukan untuk mendiagnosis infeksi pada lambung.

1. Tes darah

Sampel darah yang diambil saat pemeriksaan darah dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri H. pylori. Akan tetapi, dokter biasanya tetap perlu melakukan tes lain yang dapat mendeteksi bakteri ini dengan lebih akurat.

2. Tes napas

Anda akan menelan pil atau cairan yang mengandung karbon. Setelah itu, Anda akan diminta mengembuskan napas. Jika terdapat karbon pada napas Anda, artinya Anda sedang mengalami infeksi H. pylori.

3. Tes feses

Dokter akan memeriksa sampel feses Anda untuk mencari antigen bakteri. Antigen adalah protein khusus yang dimiliki oleh mikroba atau virus. Adanya antigen menjadi tanda bahwa Anda terinfeksi H. pylori.

4. Endoskopi saluran pencernaan atas

Endoskopi dilakukan dengan memasukkan tabung kecil lentur yang disebut endoskop ke dalam kerongkongan, lambung, hingga usus. Endoskop dilengkapi kamera pada ujung alat sehingga dokter dapat melihat langsung kondisi lambung Anda.

Apa saja pilihan pengobatan yang tersedia?

Infeksi H. pylori harus diobati dengan antibiotik untuk membunuh bakteri. Dokter biasanya memberikan paling sedikit dua jenis antibiotik yang berbeda untuk mencegah bakteri menjadi kebal terhadap salah satu jenis antibiotik.

Selain itu, dokter biasanya juga memberikan obat-obatan untuk menurunkan produksi asam lambung. Langkah ini bertujuan untuk membantu penyembuhan lapisan dinding lambung selama konsumsi antibiotik.

Obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan produksi asam lambung adalah sebagai berikut.

  • Penghambat pompa proton (PPI). Obat ini menghentikan produksi cairan asam di dalam lambung. Contoh obat PPI yakni omeprazole, esomeprazole, lansoprazole, dan pantoprazole.
  • Histamine (H-2) blockers. Obat ini menghambat kerja histamin, yaitu salah satu zat yang merangsang produksi asam lambung. Contoh H2 blocker yaitu cimetidine.
  • Bismuth subsalicylate. Lebih dikenal dengan merk komersil Pepto-Bismol, obat ini bekerja dengan melapisi dinding lambung dan melindunginya dari efek asam lambung.

Sekitar satu bulan setelah pengobatan, dokter umumnya akan melakukan tes kembali untuk mengetahui apakah pengobatan berhasil.

Jika infeksi masih berlangsung, Anda mungkin perlu menjalani pengobatan kembali dengan kombinasi obat yang berbeda.

Pengobatan infeksi lambung di rumah

Apa saja pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi kondisi ini?

Bakteri Helicobacter pylori biasa ditemukan di tempat-tempat padat penduduk yang kotor dan minim sanitasi. Bakteri ini masuk melalui mulut dan saluran pencernaan melalui kontak dengan tangan atau makanan yang telah terkontaminasi.

Oleh sebab itu, cara paling efektif untuk mencegah infeksi H. pylori yaitu dengan menjaga kebersihan makanan. Anda perlu memastikan bahwa bahan makanan maupun pengolahannya betul-betul bersih.

Cuci setiap bahan makanan sebelum diolah dan pastikan memasak makanan hingga matang dengan sempurna. Cuci tangan Anda dengan air bersih sebelum dan sesudah makan, juga sebelum dan setelah mengolah bahan-bahan makanan.

Hal lain yang juga sama pentingnya yaitu tidak saling berbagi alat makan dengan orang yang sedang terinfeksi bakteri Helicobacter pylori. Pasalnya, bakteri ini juga dapat ditularkan melalui kontak antara mulut dengan mulut.

Infeksi lambung akibat bakteri H. pylori termasuk masalah kesehatan yang cukup umum terjadi. Sayangnya, ini juga yang membuat penanganannya kadang keliru. Gejalanya begitu mirip dengan maag sehingga kerap disepelekan.

Jika Anda mengalami tanda-tanda infeksi lambung, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan sedini mungkin dapat membantu Anda lebih cepat pulih dari infeksi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 19/01/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan