backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

5

Tanya Dokter
Simpan

Cemas Vs Gangguan Kecemasan: Kenali Perbedaannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 09/07/2021

    Cemas Vs Gangguan Kecemasan: Kenali Perbedaannya

    Setiap orang pasti pernah merasa cemas. Sebagai contoh, jika Anda berada dalam kondisi tidak bisa pulang ke rumah karena hari sudah malam, tidak ada kendaraan umum yang masih beroperasi, dan hujan turun dengan lebatnya. Anda mungkin merasa cemas akan bertemu dengan orang jahat atau harus menunggu hingga pagi baru bisa pulang. Namun, apakah merasa cemas adalah pertanda bahwa Anda mengalami gangguan kecemasan? Nah, artikel ini akan membahas beda cemas dan gangguan kecemasan. Simak, yuk!

    Apa yang dimaksud cemas dan gangguan kecemasan?

    Anda mungkin berpikir bahwa rasa cemas menandakan bahwa Anda mengalami gangguan kecemasan. Padahal, meski saling berkaitan, kedua kondisi tersebut tidaklah sama.

    Rasa cemas sifatnya sementara, sebagai respons terhadap suatu kondisi yang menyebabkan stres. Kondisi ini masih tergolong wajar karena Anda tidak mengalaminya secara terus-menerus.

    Ini artinya, pada satu titik di mana Anda sudah tidak merasa stres, rasa cemas itu pun hilang. Biasanya, setelah berhasil melewati situasi pemicu stres atau berhasil menghadapinya, rasa cemas itu pun hilang dengan sendirinya.

    Sebenarnya, sesekali merasa cemas bukanlah hal yang buruk. Bahkan, cemas dapat memicu Anda untuk mengambil tindakan supaya terbebas dari situasi yang tidak menyenangkan tersebut.

    Sebagai contoh, jika stres karena hendak menghadapi ujian, Anda akan mempersiapkan diri agar bisa mengerjakan ujian tersebut dengan baik. Selain itu, Anda juga menjadi lebih waspada jika sedang dalam bahaya.

    Akan tetapi, cemas beda dengan gangguan kecemasan. Menurut Mayo Clinic, jika mengalami salah satu gangguan mental ini, Anda akan merasakan rasa cemas hampir setiap waktu. Selain itu, perasaan cemas yang muncul juga sangat intens.

    Bahkan, alih-alih mencoba menghadapi situasi tertentu, orang yang mengalami gangguan kecemasan lebih memilih untuk menghindari sepenuhnya hal yang dapat menyebabkan rasa cemas tersebut.

    Alhasil, aktivitas sehari-harinya akan terganggu karena tidak bisa menghadapi banyak hal. Kondisi ini sering kali tidak bisa dihadapi sendiri. Oleh sebab itu, orang yang mengalami gangguan kecemasan biasanya harus mendapatkan penanganan medis tertentu.

    Beda antara cemas dan gangguan kecemasan

    Berikut ini adalah beberapa pembeda antara cemas dan gangguan kecemasan yang perlu Anda tahu, yaitu:

    1. Pemicu

    Kondisi-kondisi tertentu memang dapat menimbulkan rasa cemas. Contohnya, ujian semester, interview pekerjaan, bertengkar dengan teman, atau deadline pekerjaan yang sudah dekat dapat membuat Anda cemas.

    Namun, ini adalah rasa cemas yang wajar terjadi. Artinya, sebagian besar orang lain yang mengalami kondisi serupa mungkin juga merasakan hal yang sama.

    Sementara itu, pemicu rasa cemas pada penderita gangguan kecemasan biasanya dari hal-hal sederhana yang terjadi sehari-hari. Artinya, sebagian besar orang tidak merasa cemas saat menghadapi situasi tersebut.

    Contohnya, pergi ke toko membeli barang, atau bertemu dengan teman di pusat perbelanjaan. Bahkan, sering kali orang yang mengalami kondisi ini tidak memahami apa pemicu yang menyebabkan gangguan kecemasannya kambuh.

    2. Intensitas dan frekuensi

    Umumnya, orang merasa cemas tepat beberapa saat sebelum menjalani ujian. Akan tetapi, penderita gangguan kecemasan bisa jadi sudah merasa cemas berminggu-minggu sebelum hari ujian.

    Bahkan, tepat sebelum menjalani ujian, muncul berbagai gejala gangguan kecemasan intens yang berpotensi membuatnya tidak mampu mengikuti ujian tersebut. Jika sudah demikian, rasa cemas yang ia alami bisa bertahan hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

    Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa rasa cemas yang muncul saat Anda mengalami gangguan kecemasan memiliki frekuensi dan intensitas yang tinggi. Untuk mengatasinya, Anda tentu perlu memeriksakan kondisi tersebut ke psikolog atau dokter.

    3. Gejala-gejala fisik dan psikologis

    Saat merasa cemas, Anda mungkin hanya sekedar panik dan hanya bisa fokus terhadap pemicu rasa cemas tersebut. Namun, hal ini berbeda saat Anda mengalami gangguan kecemasan.

    Selain rasa cemas, Anda juga akan mengalami berbagai gejala lainnya, seperti serangan panik, berkeringat, gemetar, jantung berdetak kencang, sakit kepala, mual, tidak bisa bernapas, hingga tidak bisa berbicara sama sekali.

    Bukan sekedar itu saja, ada pula gejala psikologis yang mungkin muncul, seperti tidak bisa berkonsentrasi, dan tidak berpikir dengan baik.

    4. Gangguan aktivitas sehari-hari

    Beda cemas dan gangguan kecemasan juga dapat Anda perhatikan dari aktivitas sehari-hari. Jika merasa cemas, Anda masih bisa berkegiatan seperti biasa. Apalagi jika pemicu rasa cemas sudah berhasil Anda lalui.

    Namun, hal ini belum tentu berlaku dengan penderita gangguan kecemasan. Mengingat rasa cemas cukup sering dan intens muncul, orang yang mengalami kondisi ini sering kali memilih untuk menghindari pemicu stres.

    Masalahnya, penderita gangguan ini bisa saja merasa cemas dari hal sederhana, seperti bekerja dan pergi ke kantor, atau pergi belanja ke supermarket.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 09/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan