backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

7 Bahaya Tato dan Efek Samping yang Perlu Diperhatikan

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 07/02/2024

    7 Bahaya Tato dan Efek Samping yang Perlu Diperhatikan

    Entah itu sebagai bentuk ekspresi diri atau untuk tujuan estetika, tiap orang memiliki motivasi tersendiri terkait tato. Akan tetapi, membuat tato tidak bisa sembarangan karena tinta atau pigmen warna akan masuk ke dalam kulit. Jika salah langkah, tato bisa menimbulkan bahaya untuk kesehatan seperti berikut ini.

    Ragam bahaya tato untuk kesehatan tubuh

    Bahaya tato mungkin berasal dari proses pembuatannya yang tidak steril. Penggunaan jarum yang tidak steril dapat meningkatkan risiko penularan penyakit.

    Tak hanya itu, beberapa jenis tinta tato dapat bersifat toksik dan mengandung karsinogen atau senyawa yang bisa memicu pembentukan kanker.

    Berikut ini adalah beberapa risiko atau bahaya tato yang sebaiknya perlu Anda waspadai.

    1. Infeksi

    sakit habis bikin tato

    Pembuatan tato dengan alat yang tidak steril bisa meningkatkan risiko infeksi virus, bakteri, maupun jamur. 

    Spesies bakteri yang menyebabkan infeksi kulit, Mycobacterium chelonae, dapat menyebabkan ruam menyakitkan yang dapat bertahan selama berbulan-bulan.

    Jarum yang tidak steril juga memungkinkan Anda terkontaminasi darah orang lain yang mengidap penyakit menular, seperti HIV/AIDS, tetanus, hepatitis B, atau hepatitis C.

    2. Reaksi alergi

    Reaksi alergi bisa muncul dari tinta yang Anda gunakan untuk membuat tato. Tinta berwarna merah, hijau, kuning, dan biru cenderung paling sering menyebabkan alergi.

    Beberapa gejala reaksi alergi akibat tato yakni ruam merah, gatal, dan pembengkakan. Hal ini bahkan bisa terjadi bertahun-tahun setelah Anda membuat tato.

    3. Granuloma

    Komplikasi ini ditandai dengan munculnya benjolan kulit di area sekitar tato. Granuloma dapat menjadi tahi lalat dan menimbulkan masalah selama bertahun-tahun. 

    Hal ini terjadi karena tubuh bereaksi terhadap tinta yang masuk ke dalam kulit. Tubuh Anda menganggap tinta tato sebagai zat asing yang berbahaya.

    Sebagai respons akan hal tersebut, tubuh Anda akan mengirimkan sel-sel darah ke area tato. Hal ini bisa membuat kulit Anda tampak benjol seperti melepuh.

    4. Keloid

    Bahaya lainnya dari tato adalah timbulnya jaringan parut atau keloid pada kulit. Penyebab kondisi ini ialah pertumbuhan jaringan yang berlebihan pada kulit setelah ditato.

    Keloid lebih banyak menimbulkan masalah pada penampilan. Anda mungkin terganggu dengan keloid yang besar dan berada pada tempat yang mudah terlihat orang.

    5. Kulit gatal saat terkena sinar matahari

    kulit terbakar matahari

    Salah satu bahaya tato permanen yakni alergi sinar matahari. Paparan sinar matahari dapat menyebabkan area sekitar tato gatal, kemerahan, dan bahkan melepuh.

    Reaksi alergi ini mungkin muncul setiap kali kulit yang ditato terkena sinar matahari. Gejala bisa muncul dalam beberapa menit atau beberapa jam setelahnya.

    6. Menyamarkan masalah kulit

    Tato berisiko menutupi atau menyamarkan kemungkinan masalah serius yang terjadi pada kulit.

    Selama prosedur pemeriksaan kulit, dokter dapat mengalami kesulitan dalam mengenali ruam merah atau mencari tahi lalat yang mungkin bersifat kanker.

    7. Komplikasi pemeriksaan MRI

    Tinta yang berbahan dasar logam bisa menghambat pemeriksaan MRI. Dalam beberapa kasus langka, pasien dapat mengalami luka bakar karena tatonya bereaksi dengan MRI. 

    Selain itu, pigmen pada tato bisa mengganggu kualitas gambar MRI. Apabila tinta mengandung logam, warna pada tato akan memudar.

    Apakah orang yang punya tato tidak bisa donor darah?

    Orang yang ditato tetap dapat melakukan donor darah. Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melarang donor darah bagi orang yang baru saja mendapat tato dalam enam bulan terakhir.

    Bahaya membuat tato saat tidak enak badan

    bahaya tato

    Sebuah laporan yang dimuat dalam BMJ Case Reports (2018) menunjukkan bahwa ada risiko kesehatan bila Anda membuat tato saat sedang tidak enak badan.

    Membuat tato saat daya tahan tubuh sedang menurun diketahui bisa meningkatkan risiko infeksi Mycobacterium pada kulit.

    Peneliti melakukan studi pada wanita berusia 31 tahun yang memutuskan membuat tato saat masih mengonsumsi obat imunosupresif yang menekan daya tahan tubuh.

    Pada awalnya, wanita tersebut hanya melaporkan munculnya ruam kulit ringan sebagai efek samping normal dan umum dari pembuatan tato. 

    Namun, sembilan hari setelahnya, wanita tersebut mengalami nyeri kronis pada pinggul kiri, lutut, dan pahanya. Rasa nyeri ini bahkan mengganggu tidurnya selama berbulan-bulan.

    Efek samping tersebut terjadi karena pembuatan tato sebenarnya bisa menyebabkan stres pada kulit.

    Kadar kortisol akan meningkat tajam ketika Anda membuat tato. Hal ini karena tubuh sedang melawan tinta tato sebagai benda asing yang masuk ke dalam kulit.

    Karena sejak awal Anda sudah tidak sehat, sistem kekebalan tubuh Anda tidak cukup kuat untuk melawan penyakit.

    Inilah yang membuat risiko efek samping tato bisa meningkat. Oleh karena itu, pastikan tubuh Anda sedang dalam keadaan sehat saat membuat tato.

    Hindari minum obat pereda nyeri, misal asam asetilsalisilat (Aspirin), pada malam sebelumnya atau saat mendapatkan tato untuk mengurangi efek samping yang berbahaya.

    Kesimpulan

    • Bahaya tato umumnya berasal dari kandungan tinta tato dan peralatan yang tidak steril.
    • Membuat tato ketika tidak enak badan meningkatkan risiko infeksi dan efek sampingnya.
    • Sejumlah komplikasi yang timbul setelah tato termasuk reaksi alergi, granuloma, keloid, infeksi, kulit gatal akibat sinar matahari, dan terhambatnya pemeriksaan medis.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 07/02/2024

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan