backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Gejala dan Bahaya Alkalosis, Saat Kadar Basa di Dalam Tubuh Terlalu Tinggi

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Kemal Al Fajar · Tanggal diperbarui 13/09/2021

    Gejala dan Bahaya Alkalosis, Saat Kadar Basa di Dalam Tubuh Terlalu Tinggi

    Darah manusia memiliki kadar asam dan basa yang seimbang. Dalam keadaan normal, keasaman darah pada umumnya berkisar pada pH netral dengan rentang 7.35 sampai 7.45. Meskipun demikian, kenaikan nilai pH sedikit saja dapat membuat darah cenderung lebih basa. Hal ini akan mengganggu keseimbangan mineral potassium dalam tubuh dan kalsium darah darah. Kondisi yang berkaitan dengan peningkatan kadar basa tersebut dikenal dengan istilah alkalosis.

    Apa itu alkalosis?

    Alkalosis adalah kondisi di mana cairan tubuh atau darah memiliki kadar basa berlebih. Hal ini merupakan kebalikan dari peningkatan asam tubuh berlebih, yang disebut asidosis. Terjadinya alkalosis dapat dipicu oleh hilangnya ion hidrogen (H+), berkurangnya senyawa bersifat asam seperti karbon dioksida (CO2), atau meningkatnya serum bikarbonat (HCO3) yang bersifat basa. Perubahan kimia pada tubuh tersebut dapat terjadi karena respon organ penjaga keseimbangan asam dan basa seperti paru-paru dan ginjal.

    Jenis alkalosis berdasarkan penyebabnya

    Terdapat lima jenis alkalosis, di antaranya:

    Alkalosis respiratori – terjadi ketika karbon dioksida dalam darah terlalu sedikit yang disebabkan kondisi kesehatan seperti hiperventilasi, mengalami demam, kekurangan oksigen, keracunan salisilat, berada pada dataran tinggi serta mengalami penyakit paru dan liver.

    Alkalosis metabolik – dipicu oleh proses pengeluaran asam yang terlalu banyak, diikuti dengan peningkatan kadar basa. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang terlalu banyak muntah, mengonsumsi obat diuretik, mengalami gangguan kelenjar adrenal, penggunaan obat antasida, mengonsumsi basa berlebih seperti bikarbonat dari baking soda, serta efek samping dari konsumsi alkohol dan obat pencahar berlebih.

    Alkalosis hipokloremik – terjadi ketika tubuh kehilangan cairan akibat muntah-muntah ataupun berkeringat terlalu banyak. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap keseimbangan cairan dalam sistem pencernaan.

    Alkalosis hipokalemik – disebabkan oleh defisiensi mineral kalium di dalam tubuh. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pola makan, penyakit ginjal, dan pengeluaran cairan berlebih dari keringat dan diare. Kondisi ini juga dapat berdampak pada kesehatan jantung, otot, sistem pencernaan dan sistem saraf.

    Tanda dan gejala jika tubuh mengalami alkalosis

    Gejala yang timbul dapat bervariasi. Dalam jangka pendek, kadar basa yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gejala seperti mual, kram dan nyeri otot, tangan mengalami tremor, serta mati rasa pada bagian tubuh tertentu seperti di sekitar wajah, tangan dan kaki.

    Jika tidak diatasi atau dibiarkan bertambah parah, maka dapat menyebabkan rasa pusing, detak jantung tidak beraturan (aritmia), kesulitan bernapas, merasa kebingungan, kesulitan memproses informasi (stupor), bahkan koma.

    Alkalosis juga dapat dikenali dengan pemeriksaan kadar pH dari urin dan darah. Pengujian pH urin dapat dilakukan dengan analisis urin, sedangkan pemeriksaan pH darah dapat dilakukan dengan analisis gas darah arteri. Jika pH darah sudah melebihi nilai 7,45 maka sudah dapat dikategorikan mengalami alkalosis.

    Bagaimana cara mengatasi alkalosis?

    Sebagian besar gejala alkalosis akan langsung membaik setelah menerima pengobatan bergantung penyebabnya. Alkalosis respiratorik dapat diatasi dengan cara memperbaiki kadar oksigen tubuh dengan cara mengatur napas atau menggunakan alat bantu pernapasan. Jika alkalosis terjadi karena defisiensi kalium, maka penggunaan obat atau suplemen dapat mengatasinya.

    Kecukupan asupan air juga dapat mengatasi alkalosis, terutama dengan mengonsumsi minuman isotonik yang mengandung elekrolit. Namun, jika ketidakseimbangan elektrolit terjadi sangat parah akibat dehidrasi atau terlalu banyak muntah, maka perlu dilakukan perawatan di rumah sakit.

    Bagaimana cara mencegah alkalosis?

    Sebagian besar jenis alkalosis dapat dicegah dengan menerapkan pola makan dengan cukup kalium dan mencegah dehidrasi. Asupan kaya kalium diperlukan untuk mencegah defisiensi elektrolit, jenis nutrisi ini dapat ditemukan pada sumber makanan buah dan sayuran seperti wortel, susu, pisang, kacang-kacangan dan sayuran hijau.

    Selain itu cegah alkalosis dengan memperoleh jumlah cairan yang cukup. Kondisi dehidrasi dapat dicegah dengan menerapkan beberapa hal berikut:

    • minum 8 hingga 10 gelas air per hari atau sekitar 1,5 – 2 liter per hari
    • konsumsi air saat sebelum, sesaat dan setelah berolahraga
    • konsumsi minuman berelektrolit jika banyak mengeluarkan keringat
    • hindari minuman manis saat sedang haus
    • kurangi asupan kafein berlebih dari minuman bersoda, teh atau kopi
    • segera konsumsi air minum jika sudah mengalami haus.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Kemal Al Fajar · Tanggal diperbarui 13/09/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan