backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Bagaimana Cara Membaca Hasil Pengukuran Tekanan Darah?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Bagaimana Cara Membaca Hasil Pengukuran Tekanan Darah?

    Ketika diukur tekanan darahnya oleh petugas medis, Anda mungkin hanya diberitahu berapa angka tekanan darah Anda saat itu dan apakah termasuk normal, tinggi, atau rendah. Hanya sebatas itu. Namun, apakah Anda sebenarnya tahu apa arti hasil tekanan tersebut? Lalu, berapa hasil tekanan darah yang disebut normal?

    Cara membaca hasil tekanan darah

    Semua orang pasti ingin memiliki tekanan darah normal agar terhindar dari berbagai penyakit kronis, terutama penyakit jantung. Oleh karena itu, sekarang ini banyak orang yang sengaja membeli alat ukur tekanan darah otomatis agar bisa mengukur tekanan darah kapan saja dan di mana saja, tanpa harus periksa ke tenaga kesehatan. Kemudian, saat melihat angka hasil tekanan darah, apa yang Anda ketahui tentang angka tersebut?

    Bila Anda lihat ada alat tekanan darah otomatis, terdapat dua angka besar yang tertera di sana, yaitu baris pertama dan kedua. Baris pertama disebut dengan angka sistolik, sedangkan baris kedua merupakan angka diastolik. Kedua angka tersebut tak sekadar angka, tetapi menggambarkan kondisi aliran darah serta fungsi jantung Anda saat itu.

    Angka sistolik

    Ketika jantung berdetak, ada dua hal yang dilakukannya, yaitu berkontraksi kemudian mendorong darah untuk dialiri ke seluruh tubuh serta mengendur yang diiringi dengan kembalinya aliran darah ke jantung dari seluruh tubuh. Kegiatan mendorong darah dan berkontraksi menghasilkan tekanan yang disebut dengan tekanan sistolik.

    Angka diastolik

    Sementara itu, angka diastolik menandakan tekanan pada jantung ketika istirahat. Ini adalah waktu di mana jantung menerima darah dari paru-paru yang berisi oksigen. Darah tersebut merupakan darah yang akan dialirkan ke seluruh tubuh ketika tekanan sistolik terjadi. 

    Anda dinyatakan sehat bila memiliki angka sistolik dan diastolik yang berada di kisaran normal. Namun, bagaimana bila salah satu angka tersebut normal, tetapi salah satunya lagi tidak normal?

    Para ahli menyebutkan, jika angka sistolik yang tidak normal maka Anda mungkin mengalami beberapa gangguan kesehatan seperti, pembuluh darah arteri kaku, ada masalah pada katup jantung, mengalami hipertiroidisme, atau diabetes melitus. Namun, bila angka diastolik yang tidak normal, ada kemungkinan Anda terserang penyakit jantung koroner. Tanyakan pada dokter untuk mengetahui penyebab yang lebih pasti. 

    Berbagai hasil tekanan darah berdasarkan tingkatan

    tekanan darah tinggi saat puasa

    Setelah membaca hasilnya, Anda mungkin bingung kondisi kesehatan apa yang menggambarkan diri Anda dengan angka tersebut. Berikut ini merupakan berbagai hasil pengukuran tekanan darah beserta kondisi kesehatan yang mungkin terjadi berdasarkan tingkatannya.

  • Hasil tekanan darah normal

  • Tekanan darah yang normal menunjukkan angka sistolik di kisaran 90-119 mmHg dan angka diastolik di kisaran 60-79 mmHg. Berdasarkan American Heart Association (AHA), seseorang disebut memiliki tekanan darah normal bila angka sistolik dan diastolik pada alat ukur tensinya menunjukkan dua kisaran tersebut, yaitu di bawah 120/80 mmHg atau di atas 90/60 mmHg.

    Bila hasil tekanan darah Anda normal, Anda tidak memerlukan perawatan medis apapun. Namun, Anda pun perlu tetap mempertahankan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi dan rutin berolahraga untuk mencegah tekanan darah yang tidak normal.

    • Prehipertensi

    Sementara itu, bila hasil pengukuran tekanan darah Anda berada di kisaran 120-139 mmHg untuk angka sistolik dan 80-89 mmHg untuk angka diastolik, Anda termasuk ke dalam kelompok prehipertensi.

    Prehipertensi memang belum menunjukkan bahwa Anda memiliki hipertensi. Namun, kelompok orang ini berisiko tinggi mengalami tekanan darah tinggi pada masa mendatang. Orang yang berisiko terhadap tekanan darah tinggi pun berisiko pada penyakit lainnya bila tidak segera ditangani, seperti penyakit jantung.

    Seseorang yang mengalami prehipertensi memang tidak membutuhkan perawatan medis tertentu. Namun, Anda perlu melakukan beberapa penyesuaian gaya hidup untuk prehipertensi, seperti menjaga berat badan, berolahraga, mengonsumsi makanan yang dianjurkan, dan sebagainya, untuk menghindari tekanan darah yang terus naik.

  • Hipertensi

  • Seseorang dikatakan tidak sehat bila memiliki tekanan darah sebesar 140/90 mmHg atau lebih. Bila Anda salah satunya, berarti Anda memiliki tekanan darah tinggi atau disebut hipertensi. 

    Seseorang dengan hipertensi perlu mendapatkan perawatan medis dari dokter. Dokter pun akan memberi satu atau lebih obat hipertensi untuk menjaga tekanan darah Anda terkendali. Pasalnya, hipertensi yang dibiarkan dan tidak segera ditangani dapat berujung pada komplikasi hipertensi berupa timbulnya penyakit lain, seperti penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, bahkan gagal jantung.

    Namun, penderita hipertensi pun perlu menerapkan gaya hidup yang lebih sehat untuk mengontrol tekanan darahnya. Sama seperti prehipertensi, penderita hipertensi pun perlu rutin berolahraga, mengonsumsi makanan yang dianjurkan, menjauhi segala pantangan makanan pemicu hipertensi, menjauhi rokok dan alkohol, menjaga berat badan, dan mencegah stres.

    • Krisis hipertensi

    Selain hipertensi, ada pula yang disebut dengan krisis hipertensi. Krisis hipertensi terjadi bila pengukuran tekanan darah Anda menunjukkan hasil sebesar 180/120 mmHg atau di atasnya. Tekanan darah setinggi itu menunjukkan ada masalah kesehatan yang serius pada diri Anda.

    Bila ini terjadi, Anda harus segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan darurat, meski Anda tidak merasakan gejala yang menyertainya. Umumnya, gejala yang menyertai krisis hipertensi, seperti sakit dada, sesak napas, gejala stroke, yaitu kelumpuhan atau hilangnya kontrol otot di wajah, adanya darah di urine Anda, atau pusing.

    • Hipotensi

    Selain angka yang tinggi, tekanan darah pada seseorang juga bisa menunjukkan angka yang rendah atau di bawah batas normal, yaitu di bawah 90/60 mmHg. Bila ini terjadi, Anda berarti mengalami tekanan darah rendah atau yang disebut hipotensi.

    Kondisi ini juga bisa berbahaya pada diri seseorang karena tekanan yang terlalu rendah berarti pasokan darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh menjadi terbatas. Hipotensi umumnya terjadi karena kondisi tertentu, speerti adanya masalah pada jantung, dehidrasi, kehamilan, kehilangan darah, infeksi yang parah, anafilaksis, kekurangan gizi, masalah endokrin, atau karena mengonsumsi obat-obatan tertentu.

    Hipotensi biasanya disertai dengan sakit kepala ringan atau pusing. Bila ini terjadi pada Anda, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab yang pasti pada diri Anda. Dokter juga akan memberi beberapa saran untuk meningkatkan tekanan darah Anda.

    Seberapa sering perlu mengukur dan membaca hasil tekanan darah?

    tekanan darah tinggi boleh donor darah

    Frekuensi pemeriksaan tekanan darah akan berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dengan kondisi kesehatan serta hasil tekanan darahnya yang terakhir. Tanyakan pada dokter untuk mengetahui seberapa sering Anda perlu mengukur tekanan darah dan apakah Anda perlu cek tekanan darah di rumah. Meski begitu, hal-hal di bawah ini bisa menjadi pertimbangan bagi Anda. 

    • Apabila tekanan darah Anda termasuk normal, yaitu kurang dari 120/80 mmHg. Anda boleh memeriksanya setiap 2 tahun sekali, atau sesuai dengan anjuran dokter Anda.
    • Apabila Anda mengalami prehipertensi, tekanan darah sistolik di antara 120-139 mmHg dan diastolik 80-96 mmHg. Lakukan setidaknya Anda melakukan pemeriksaan tekanan darah satu tahun sekali.
    • Jika Anda sudah memasuki tahap hipertensi, yaitu tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, sebaiknya konsultasikan hal tersebut pada dokter Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan