backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

7 Bakteri Jahat dalam Tubuh dan Penyakit yang Ditimbulkannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 22/08/2023

7 Bakteri Jahat dalam Tubuh dan Penyakit yang Ditimbulkannya

Tubuh manusia memiliki lebih dari triliunan bakteri yang sebagian besarnya hidup pada saluran pencernaan. Kabar buruknya, tidak semua bakteri dalam tubuh adalah bakteri baik. Terdapat pula beberapa jenis bakteri jahat yang sering menyebabkan penyakit.

Apa itu bakteri jahat?

Bakteri adalah makhluk hidup bersel tunggal yang hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop (mikroorganisme).

Beberapa bakteri hidup dalam tubuh manusia, misalnya pada kulit, mulut, atau sistem pencernaan. Ada pula bakteri yang tersebar di udara, air, tanah, atau lingkungan lainnya.

Secara garis besar, mikroorganisme ini dapat dibedakan menjadi bakteri baik dan bakteri jahat.

Bakteri baik merupakan sekumpulan bakteri yang mempunyai peran penting dalam membantu proses pencernaan dan penyerapan zat gizi dalam tubuh

Sementara itu, bakteri jahat adalah bakteri yang lebih banyak berasal dari luar tubuh serta dapat mengakibatkan infeksi dalam tubuh manusia.

Untungnya, jenis bakteri jahat tidak terlalu banyak. Namun, saat tubuh terkena infeksi bakteri yang bersifat jahat, hal ini bisa menyebabkan penyakit dan bahkan kematian.

Jenis bakteri jahat yang sering menyebabkan penyakit

Kolitis mikroskopis

Berikut ini merupakan beberapa contoh bakteri jahat yang paling sering menginfeksi tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit.

1. Escherichia coli

Escherichia coli (E. coli) adalah jenis bakteri yang biasa ditemukan dalam saluran pencernaan.

Sebagian besar jenis bakteri E. coli tidak berbahaya atau hanya menyebabkan diare ringan. Namun, ada pula bakteri E. coli yang bisa menyebabkan infeksi usus serius.

Pada kelompok yang berisiko, seperti anak-anak, wanita hamil, dan lansia, infeksi E. coli bisa menyebabkan gagal ginjal yang mengancam nyawa (hemolytic-uremic syndrome).

2. Campylobacter jejuni

Selain akibat infeksi E. coli, gejala diare juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri Campylobacter jejuni.

Infeksi Campylobacter bisa terjadi setelah Anda mengonsumsi makanan mentah atau setengah matang, air yang terkontaminasi, atau produk susu yang tidak dipasteurisasi.

Tidak hanya diare, seseorang yang terinfeksi bakteri jahat ini juga dapat mengalami gejala lain, seperti mual, muntah, kram perut, sakit kepala, dan demam.

3. Staphylococcus aureus

Bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus) umumnya hidup pada permukaan kulit dan hidung. Bakteri ini biasanya tidak berbahaya dan memicu penyakit serius.

Namun, terkadang, S. aureus bisa menyebabkan infeksi kulit, seperti bisul, abses, dan pustula.

Infeksi S. aureus juga mungkin masuk ke dalam darah atau jaringan tubuh. Kondisi ini berisiko menyebabkan toxic shock syndrome yang mengancam nyawa.

4. Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes atau juga disebut Streptococcus grup A adalah jenis bakteri jahat yang dapat menginfeksi dan menyebabkan strep throat.

Peradangan tenggorokan akibat bakteri ini membuat tenggorokan terasa terganjal, gatal, dan kering. Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak berusia 5–15 tahun.

5. Clostridium difficile

Clostridium difficile (C. difficile) merupakan bakteri yang dapat menyebabkan diare hingga peradangan pada usus besar. Infeksi C. difficile umumnya terjadi setelah penggunaan antibiotik.

Infeksi bakteri ini umumnya menyerang orang berusia 65 tahun ke atas dan orang yang dirawat di rumah sakit atau fasilitas perawatan jangka panjang.

6. Listeria monocytogenes

bakteri listeria

Bakteri Listeria monocytogenes menyebar ke manusia lewat konsumsi makanan, seperti produk susu yang terkontaminasi dan daging yang kurang matang.

Infeksi bakteri jahat yang juga disebut listeriosis ini berisiko bagi ibu hamil dan janin. Hal ini bisa menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, dan bahkan bayi lahir mati.

Risiko terjadinya listeriosis juga lebih besar pada seseorang dengan sistem imun yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS.

7. Bacillus anthracis

Bacillus anthracis adalah jenis bakteri jahat yang bisa menyebabkan penyakit antraks (anthrax). Infeksi bakteri ini bisa memengaruhi kulit, paru-paru, dan saluran pencernaan. 

Seseorang bisa mengalami antraks bila bersentuhan dengan hewan yang terinfeksi atau produk hewan yang terkontaminasi. Perlu diingat, bakteri ini tidak menular antarmanusia.

Penularan bakteri jahat terhadap manusia

Bakteri bisa tinggal dan tumbuh di mana pun, baik pada tubuh maupun lingkungan di sekitar Anda. Selain itu, bakteri juga memiliki cara penyebaran yang beragam seperti berikut ini.

  • Melalui air yang terkontaminasi, misalnya pada penyebaran bakteri penyebab kolera dan demam tifoid (tipes).
  • Melalui makanan yang terkontaminasi, seperti daging mentah dan telur, yang menjadi penyebab infeksi E.coli dan Salmonella.
  • Melakukan kontak seksual berisiko, misalnya pada penularan infeksi menular seksual seperti sifilis, gonore, dan klamidia.
  • Melakukan kontak dengan orang atau hewan yang terinfeksi.

Tips mencegah infeksi bakteri jahat

Bakteri jahat paling mudah masuk ke dalam tubuh melalui sentuhan tangan dengan benda atau makanan yang terkontaminasi. 

Itu sebabnya upaya pencegahan infeksi yang paling mudah dilakukan adalah dengan mencuci tangan.

Pastikan Anda cuci tangan secara rutin, terutama setelah menggunakan kamar mandi, sebelum memasak atau makan, dan setelah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kotoran.

Cuci tangan Anda menggunakan air mengalir dan sabun serta pastikan Anda menjangkau seluruh bagian tangan.

Lakukan juga langkah perilaku hidup bersih dan sehat lainnya, seperti menutupi mulut ketika batuk dan bersin, memakai masker saat sakit, serta segera mencuci dan mengobati luka Anda.

Kesimpulan

  • Setiap bagian tubuh manusia memiliki bakteri, baik itu bakteri baik maupun bakteri jahat.
  • Bakteri jahat dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, infeksi kulit, radang tenggorokan, hingga penyakit serius, seperti antraks.
  • Pencegahan infeksi bakteri dapat dilakukan dengan rutin mencuci tangan, menghindari makanan dan air terkontaminasi, serta menjaga gaya hidup bersih dan sehat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 22/08/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan