backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengapa Wanita Lebih Sering Mendesah di Ranjang Dibanding Pria?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 18/01/2021

    Mengapa Wanita Lebih Sering Mendesah di Ranjang Dibanding Pria?

    Sudah sejak lama wanita digambarkan oleh media atau literatur sebagai sosok yang gemar mendesah ketika berhubungan seks. Misalnya di film, novel, bahkan pornografi. Maka desahan wanita pun erat dikaitkan dengan kepuasan bercinta. Namun, benarkah wanita memang lebih sering mendesah di ranjang dibandingkan pria? Apa arti desahan wanita tersebut? Ini dia jawaban dari para ahli.

    Siapa yang lebih sering mendesah saat berhubungan seks?

    Menurut sebuah survei di Inggris, 94 persen dari ribuan wanita yang jadi peserta survei mengaku mendesah lebih sering dan lebih keras dari pasangan prianya saat berhubungan seks. Sebanyak 70 persen pria yang mengikuti survei itu juga menyatakan bahwa pasangan wanitanya mendesah saat berhubungan seks.

    Penelitian lain yang dimuat dalam Archives of Sexual Behavior menunjukkan hasil serupa, yaitu wanita lebih cenderung mendesah saat berhubungan seksual jika dibandingkan dengan pria. Namun, bukan berarti pria tak memproduksi suara apapun saat bercinta. Beberapa pria juga mengeluarkan suara menggeram saat terangsang.

    Mengapa wanita sering mendesah di ranjang?

    Suara mendesah ketika berhubungan seks ternyata bukan cuma diproduksi oleh manusia saja. Dilansir dari Psychology Today, desahan atau jeritan saat bercinta juga bisa ditemui pada berbagai jenis primata selain manusia misalnya kera dan babun. Para ahli menilai bahwa fenomena ini terjadi karena pada manusia zaman prasejarah dan primata lainnya, suara desahan atau jeritan bisa jadi “undangan” atau panggilan untuk berhubungan seks.

    Pada kera misalnya, sang betina akan memproduksi suara tertentu saat berhubungan seks sebagai bentuk pernyataan bahwa ia sedang memasuki musim kawin. Dengan begitu, kera jantan pun tahu kalau kera betina tersebut siap bereproduksi dan mau berhubungan seks dengannya. Semakin banyak kera jantan yang mendengar suara si betina, makin banyak pula kera yang akan berhubungan seks dengannya. Dengan begitu, kemungkinan hamil pun jadi lebih besar.

    Begitu juga halnya dengan manusia prasejarah. Secara naluriah, seks pada zaman itu lebih ditekankan pada fungsi reproduksi. Itulah mengapa pada zaman prasejarah belum ada sistem perkawinan dengan satu orang saja seumur hidupnya. Semakin banyak laki-laki yang berhubungan seks dengannya, makin besar pula kemungkinannya memiliki anak.

    Memahami arti desahan wanita

    Di zaman modern ini, tentu desahan wanita memiliki arti yang berbeda. Desahan tak lagi menjadi tanda bahwa seorang wanita siap bereproduksi. Menurut penelitian, 66 persen wanita mengaku akan mendesah supaya pasangannya makin terangsang dan akhirnya mencapai orgasme. Bahkan sejumlah 87 persen mengaku mendesah hanya untuk menyenangkan pasangannya.

    Ini karena laki-laki memang sering mengaitkan desahan wanita sebagai bukti bahwa ia berhasil memuaskan pasangannya. Ia pun akan merasa semakin percaya diri seolah ia sangat jago di ranjang. Padahal, desahan tersebut mungkin hanya disuarakan wanita guna menambah sensasi.

    Namun, banyak juga wanita yang mendesah untuk mengekspresikan kenikmatan atau melepaskan napas. Akan tetapi bukan berarti mendesah berarti wanita sedang orgasme. Menurut seorang pakar kesehatan seksual dari Indiana University, Kristen Mark, arti desahan wanita memang masih perlu dipelajari ebih lanjut karena saat ini penelitiannya masih terbatas.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 18/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan