Saat hamil, gigitan nyamuk tidak hanya berbahaya bagi ibu, tetapi juga janin. Untuk mengatasinya, masih banyak ibu hamil yang memilih untuk menggunakan obat nyamuk.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Saat hamil, gigitan nyamuk tidak hanya berbahaya bagi ibu, tetapi juga janin. Untuk mengatasinya, masih banyak ibu hamil yang memilih untuk menggunakan obat nyamuk.
Namun, obat nyamuk seperti apa yang paling aman untuk ibu hamil? Simak informasi berikut untuk mengetahui jawabannya.
Ibu hamil sebenarnya masih boleh menggunakan obat nyamuk selama formula yang digunakan relatif aman dan digunakan sesuai aturan.
Salah satu kandungan obat nyamuk, yaitu N-diethyl-m-toluamide atau DEET, merupakan insektisida yang masih terbilang aman untuk anak-anak di atas dua tahun dan ibu hamil.
Kebanyakan obat nyamuk mengandung 10–25% DEET, tetapi ada juga yang mengandung hingga DEET hingga sebanyak 99 persen.
Obat nyamuk dengan kandungan DEET yang lebih besar tidak memberikan perlindungan yang lebih baik. Hanya saja, produk ini bisa melindungi lebih lama.
Selain tidak berpengaruh pada janin, DEET juga dinilai efektif untuk melindungi dari jenis nyamuk yang mengakibatkan demam berdarah, malaria, penyakit Zika, hingga virus West Nile.
Berbagai penyakit tersebut merupakan penyakit yang sebisa mungkin harus dihindari ibu hamil karena bisa membahayakan janin.
Meski masih diperbolehkan, pastikan Anda mempertimbangkan beberapa hal berikut sebelum membeli obat nyamuk yang akan digunakan selama kehamilan.
Dibandingkan obat nyamuk semprot atau bakar, obat nyamuk yang dioleskan langsung pada kulit dinilai lebih aman digunakan.
Menghirup asap obat nyamuk bakar dikhawatirkan bisa menyebabkan sesak napas dan kekurangan oksigen. Sementara itu, obat semprot bisa menyebabkan pusing, mual, muntah, hingga kejang-kejang.
Laman United States Environmental Protection Agency juga menyebutkan bahwa penggunaan obat nyamuk yang dioleskan ke kulit lebih efektif mencegah gigitan nyamuk.
Sebelum menggunakan obat nyamuk, pastikan Anda sudah membaca aturan pakainya dan jangan pernah menggunakannya secara berlebihan.
Laman Mother to Baby menyebutkan bahwa penggunaan DEET pada trimester pertama kehamilan bisa meningkatkan risiko janin mengalami hipospadia atau kelainan penis.
Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut. Pasalnya, hipospadia baru ditemukan setelah anak yang dilahirkan dari ibu hamil yang menggunakan obat nyamuk setelah berusia dua tahun.
Selain itu, hindari mengoleskan losion anti nyamuk pada kulit yang terluka. Jika Anda ingin menggunakannya pada wajah, oleskan terlebih dulu ke telapak tangan.
Meski aman digunakan untuk ibu hamil, Anda sebaiknya tetap memilih obat nyamuk dengan kandungan DEET terendah.
Selain DEET, laman Kids Health menyebutkan bahwa picaridin, para-menthane-diol, dan IR3535 merupakan kandungan lain pada obat nyamuk yang aman digunakan selama kehamilan.
Karena akan dioleskan pada kulit, usahakan memilih obat nyamuk yang tidak mengandung terlalu banyak bahan tambahan. Pasalnya, kulit ibu hamil cenderung lebih sensitif.
Saat menggunakan pakaian tertutup atau berada di ruangan yang terbebas dari nyamuk, Anda tidak perlu memakai obat nyamuk.
Cukup gunakan obat nyamuk saat bepergian ke luar rumah atau tempat yang banyak nyamuk.
Sejauh ini memang belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa DEET membahayakan janin.
Akan tetapi, sekitar 10% kandungan DEET yang menempel pada kulit bisa meresap dan memasuki aliran darah ibu hamil.
Sekecil apa pun risikonya, obat nyamuk tetap mengandung bahan kimia yang bisa berdampak pada kesehatan ibu hamil dan janin.
Sebagai pengganti obat nyamuk, Anda bisa menggunakan berbagai cara berikut untuk mencegah gigitan nyamuk.
Selain berbagai cara di atas, jangan lupa lakukan gerakan 3M atau menguras bak air, menutup tempat penampungan air, dan menyingkirkan barang bekas.
Jika Anda merasa tidak nyaman setelah digigit nyamuk, segera pastikan kondisi Anda ke dokter.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar