backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Alergi pada Kulit: Jenis, Gejala, Cara Mengatasi, dll.

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 13/11/2020

Alergi pada Kulit: Jenis, Gejala, Cara Mengatasi, dll.

Definisi

Apa itu alergi pada kulit?

Alergi adalah reaksi tidak abnormal dari sistem imun ketika melawan senyawa asing yang sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh. Jika mengalami reaksi alergi, Anda mungkin akan mengalami gejala tertentu, seperti sesak napas, batuk, hingga mata berair.

Pada kasus tertentu, alergi juga menimbulkan reaksi pada kulit. Reaksi alergi pada kulit cukup beragam, yaitu iritasi kulit, ruam, gatal, kulit kemerahan, hingga pembengkakan.

Setiap orang mungkin memiliki penyebab dan faktor pemicu alergi yang berbeda. Selain itu, reaksi alergi yang satu ini juga dapat terjadi akibat infeksi, paparan zat kimia, obat-obatan, hingga debu.

Kondisi ini juga dapat terjadi pada siapa saja, terlepas dari usia dan faktor risiko. Walaupun demikian, kebanyakan penderita alergi, terutama yang mengalami masalah pada kulit terjadi sejak masa kanak-kanak.

Jenis

Apa saja jenis alergi di kulit?

Setiap orang mungkin mempunyai jenis alergi yang berbeda dan memiliki reaksi yang beragam pula. Namun, umumnya gejala alergi akan memengaruhi kondisi kulit.

Jika Anda memiliki kondisi yang tidak begitu parah, gejala yang muncul dapat berupa ruam kemerahan. Sementara itu, bagi penderita alergi dengan kondisi yang cukup parah, ada kemungkinan mereka mengalami penyakit kulit tertentu, seperti sebagai berikut.

Eksim (dermatitis)

Eksim atau dermatitis adalah kondisi ketika kulit menjadi lebih rentan terhadap gatal, iritasi, dan mudah kering. Kondisi dari alergi ini cukup umum terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Hal ini dikarenakan risiko reaksi alergi akibat eksim lebih tinggi jika Anda memiliki riwayat eksim atau asma dalam keluarga.

Walaupun demikian, gejala eksim, seperti kulit melepuh dan terkelupas, dapat membaik dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia.

Selain itu, penyakit kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi ini berkaitan dengan asma, alergi makanan, dan alergi dingin. Ada beberapa hal yang dapat memperparah masalah kulit ini, seperti makanan, stres, sabun, dan cuaca.

Dermatitis kontak alergi

Dermatitis kontak alergi adalah reaksi alergi yang muncul ketika kulit berkontakan dengan alergen. Gejala yang biasanya muncul dapat berupa ruam, kulit melepuh, terbakar, dan gatal.

Sebagai contoh, seseorang yang alergi terhadap logam mungkin akan mengalami reaksi alergi ketika menggunakan perhiasan dengan bahan yang sama. Selain itu, kondisi ini juga dapat terjadi akibat infeksi bakteri staph pada kulit.

Urtikaria (biduran)

Urtikaria alias biduran merupakan kondisi ketika kulit memiliki benjolan akibat reaksi alergi. Benjolan yang disebut cec atau wheals ini muncul ketika sistem kekebalan tubuh melepaskan histamin ke aliran darah di bawah kulit.

Histamin adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh sel di dalam utbuh untuk memicu peradangan dan sensai gatal. Selain makanan, penyakit kulit ini juga dapat disebabkan oleh alergi terhadap gigitan serangga.

Angiodema

Jika mengalami kulit membengkak setelah bersentuhan dengan alergen, ada kemungkinan Anda mengalami angiodema. Kondisi ini memang mirip dengan biduran. Hanya saja, angiodema menyebabkan pembengkakan di bawah lapisan kulit yang lebih dalam dan tidak memunculkan kemerahan atau gatal.

Kondisi ini biasanya tidak memiliki penyebab yang pasti, sehingga kemungkinan besar dapat terjadi kembali ketika penderitanya berkontakan dengan alergen.

Tanda-tanda dan gejala

Apa saja tanda dan gejala alergi di kulit?

Dilansir dari American College of Allergy, Asthma & Immunology, gejala alergi yang paling sering muncul pada kulit adalah ruam. Selain itu, ada beberapa pertanda lainnya bahwa Anda tengah mengalami masalah pada kulit akibat alergi, yaitu:

  • ruam,
  • gatal,
  • kulit kemerahan,
  • pembengkakan,
  • kulit bersisik atau mengelupas, serta
  • kulit pecah-pecah dan melepuh.

Perlu diingat bahwa tanda dan gejala yang disebutkan di atas dapat berbeda pada setiap orang, tergantung pada jenis alergi yang dialami. Bahkan, ada kalanya Anda mungkin mengembangkan gejala yang berbeda ketika berkontakan dengan pemicu alergi yang sama.

Kapan saya harus ke dokter?

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Pasalnya, angiodema dan biduran dapat menjadi pertanda tubuh tengah mengalami reaksi alergi yang serius yang bisa menyebabkan syok anafilaksis.

Segera periksakan diri ke dokter atau pergi ke ruang gawat darurat apabila Anda mengalami gejala:

  • sulit bernapas,
  • gatal-gatal di seluruh tubuh,
  • ada nanah atau darah pada ruam, atau
  • ruam tidak membaik setelah 2-3 minggu.

Penyebab

Apa penyebab alergi kulit?

Reaksi alergi pada kulit terjadi akibat respons sistem kekebalan tubuh terhadap alergen. Reaksi alergi ini kemudian menimbulkan iritasi, ruam, bengkak dan gatal-gatal. Penyebab alergi juga tergantung pada kondisi dan alergennya.

Namun, ada beberapa hal yang dapat memicu gatal dan iritasi pada kulit akibat alergi, seperti:

  • lateks,
  • suhu dingin atau panas,
  • penggunaan deterjen atau sabun mandi tertentu,
  • logam atau perhiasan yang terbuat dari nikel,
  • bahan kimia tertentu,
  • bulu hewan peliharaan,
  • gigitan serangga,
  • kosmetik dan produk perawatan kulit,
  • alergi matahari,
  • air,
  • makanan.

Apabila Anda mengalami gejala alergi yang disebutkan meskipun tidak memiliki riwayat alergi terhadap apa pun, sebaiknya lakukan tes alergi.

Hal ini dikarenakan beberapa orang mungkin mempunyai pemicu yang jelas terlihat, tetapi tidak sedikit pula yang memerlukan pemeriksaan khusus untuk mendiagnosis kondisi ini.

Diagnosis

Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?

Banyak dari penderita alergi yang tidak mencari pengobatan karena merasa dapat disembuhkan dengan obat atau salep yang dijual bebas. Faktanya, penderita alergi tidak dapat sembuh total dan memerlukan penanganan langsung dari dokter untuk mengendalikan gejala, serta mencegah kekambuhan.

Oleh sebab itu, ketika Anda mengalami gejala berupa ruam, iritasi, atau kulit membengkak, segera periksakan diri ke dokter.

Pada saat pemeriksaan berlangsung, dokter mungkin akan mengecek mata, hidung, tenggorokan, dan dada untuk melihat tanda-tanda alergi. Setelah itu, dokter juga mungkin menganjurkan Anda untuk menjalani sejumlah tes alergi, seperti:

Tes tusuk kulit (skin prick test)

Tes tusuk atau tes yang menggores kulit ini bertujuan untuk memeriksa alergi terhadap 40 alergen yang berbeda secara bersamaan. Umumnya, tes tusuk kulit dilakukan untuk mengidentifikasi alergi terhadap serbuk sari, jamur, hingga debu dan makanan.

Dokter atau perawat biasanya akan menusuk kulit Anda dengan jarum, tetapi tidak sampai menembus permukaan kulit. Jika kulit memperlihatkan ruam, kemerahan, atau terasa gatal dalam waktu 15 menit, artinya ada kemungkinan Anda memiliki alergi tertentu.

Walaupun demikian, ada kalanya Anda mengalami iritasi akibat hal-hal yang tidak berhubungan dengan alergi. Oleh sebab itu, Anda mungkin memerlukan pemeriksaan lainnya untuk memastikan masalah ini.

Tes tempel kulit (skin patch test)

Anda juga mungkin dianjurkan untuk melakukan skin patch test. Tes alergi pada kulit yang satu ini menggunakan bantuan tambalan atau tempelan khusus. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah suatu zat dapat menyebabkan iritasi kulit, seperti dermatitis kontak.

Pada kasus tertentu, dokter akan mengisi tambalan dengan sejumlah ekstrak alergen sebelum menempelkannya ke kulit Anda.

Tes suntik

Berbeda dengan tes tusuk kulit, pemeriksaan yang satu ini dilakukan dengan menyuntikkan sejumlah kecil ekstrak alergen ke lengan Anda. Setelah 15 menit ekstrak disuntikkan, dokter akan memeriksa gejala reaksi alergi.

Tes injeksi kulit biasanya direkomendasikan kepada mereka yang dicurigai memiliki alergi terhadap gigitan serangga atau obat.

Tes darah (IgE)

Sampel darah yang diambil dari pasien yang dicurigai mengalami alergi tertentu akan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa. Kemudian, petugas akan memasukkan alergen ke dalam darah dan menganalisis IgE, yaitu antibodi yang dibuat darah untuk menyerang alergen.

Sayangnya, pemeriksaan alergi yang satu ini tidak dapat begitu diandalkan karena sering menunjukkan adanya alergi, tetapi pada kenyataannya tidak ada.

Berkontakan langsung dengan alergen

Pada saat berada di ruangan pemeriksaan, dokter mungkin akan meminta Anda menghirup atau makan sedikit bahan yang dicurigai sebagai alergen. Dengan demikian, dokter dapat melihat apakah kulit Anda menunjukkan gejala alergi.

Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mendiagnosis reaksi alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu.

Obat dan pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana cara mengobati alergi kulit?

Sebenarnya, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan alergi, terutama pada kulit. Salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi alergi pada kulit adalah dengan menghindari pemicunya.

Sementara itu, obat dan perawatan yang direkomendasikan oleh dokter biasanya bertujuan untuk mengatasi gejala alergi dan mengurangi tingkat keparahan. Berikut ini ada beberapa obat dan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi alergi kulit.

Krim kortikosteroid anti-inflamasi

Pelembap dan salep topikal, seperti kortikosteroid atau inhibitor kalsineurin, digunakan untuk mengurangi tingkat peradangan di kulit.

Antihistamin

Bagi penderita alergi yang mengalami masalah kulit berupa angiodema mungkin akan diberikan antihistamin oleh dokter. Penggunaan antihistamin bertujuan untuk menghentikan gejala alergi yang sedang kambuh.

Antibiotik

Apabila alergi pada kulit dipicu oleh infeksi bakteri dan menimbulkan gejala berupa kulit mengeras dan terasa nyeri, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Namun, selama penggunaan antibiotik ini biasanya Anda tidak dianjurkan untuk memakai steroid oral karena dapat menyebabkan efek samping serius.

Apabila Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti hipertensi, jangan lupa untuk memberitahu dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah interaksi obat yang dapat terjadi ketika mengonsumsi obat alergi kulit.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan untuk mengatasi alergi makanan?

Selain mendapatkan obat dan perawatan yang direkomendasikan oleh dokter, Anda juga perlu melakukan tindak perawatan diri yang tepat untuk mencegah alergi kulit.

Pengobatan rumahan yang ada di bawah ini juga berfungsi untuk mengatasi gejala yang muncul dan mengurangi risiko kekambuhan.

  • Hindari pemicu alergi.
  • Menjaga kelembapan kulit dengan memakai pelembap.
  • Tidak menggaruk area kulit yang gatal karena dapat menyebabkan infeksi.
  • Gunakan produk perawatan, seperti sabun khusus penderita alergi.
  • Kompres dengan kain dingin pada area yang gatal agar terasa lebih sejuk.
  • Kurangi kebiasaan mandi dengan air panas.
  • Pilih pakaian dalam berbahan katun untuk mengurangi risiko iritasi.

Bila ada pertanyaan lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter untuk memudahkan Anda mendapatkan solusi yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 13/11/2020

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan