backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengulik Penyebab dan Cara Mengatasi Gemuk Air

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 01/12/2023

Mengulik Penyebab dan Cara Mengatasi Gemuk Air

Gemuk air mengacu pada penumpukan cairan (retensi atau edema) pada tubuh yang berlebihan. Hal ini bisa membuat tubuh tampak gemuk meski kadar lemaknya tidak begitu banyak. Berikut informasi selengkapnya perihal gemuk air.

Apa itu gemuk air?

Gemuk air adalah kondisi cairan berkumpul di jaringan yang menyebabkan pembengkakan. Hal ini terjadi karena tubuh menahan cairan yang biasanya masuk ke organ ginjal

Alih-alih dikeluarkan, tubuh akan menyimpan cairan tambahan tersebut di antara organ dan kulit Anda. Meskipun seseorang dapat terlihat lebih gemuk karena edema, penambahan berat badan ini tidak separah obesitas akibat penumpukan lemak. 

Nyatanya, sekitar 70% tubuh terdiri dari air, sehingga orang kurus sekali pun memiliki cairan yang sangat banyak di dalam tubuhnya. Namun, bukan berarti mereka mengalami gemuk air. 

Walaupun demikian, cairan tubuh mampu menaikkan atau menurunkan berat badan dari hari ke hari akibat pergeseran cairan tubuh. Nyatanya, perubahan berat badan ini merupakan kondisi yang normal. 

Sayangnya, penumpukan cairan ini terkadang menimbulkan gejala gangguan pencernaan, seperti perut kembung dan sendawa. Itu sebabnya, Anda mungkin memerlukan perawatan tertentu untuk mengatasi masalah ini. 

Penyebab gemuk air

tips mengecilkan perut buncit

Penumpukan cairan umumnya disebabkan oleh masalah harian yang menyebabkan sebagian berat air tertahan. Namun, gemuk air biasanya bukanlah pertanda dari masalah kesehatan tertentu.

Meski begitu, tidak ada salahnya untuk mengetahui apa saja penyebab dari pembengkakan yang disebabkan oleh air ini. Di bawah ini sejumlah penyebab gemuk air yang perlu Anda waspadai. 

1. Makan makanan asin berlebihan

Percaya atau tidak, konsumsi makanan asin dapat membuat tubuh menyerap serta menyimpan lebih banyak air dalam tubuh. Ini karena kandungan natrium yang cukup tinggi dapat memengaruhi pengaturan cairan tubuh. 

Sederhananya, organ ginjal yang berperan untuk mengatur cairan dalam tubuh akan membutuhkan lebih banyak air karena makanan asin tersebut. Selain itu, jumlah natrium yang tinggi menyebabkan kebutuhan cairan sel tubuh meningkat.

Akibatnya, tubuh menyerap air lebih banyak, bukannya mengeluarkan melalui urine atau keringat. Jadi, konsumsi makanan asin bisa membuat tubuh menyerap air dan menahannya, sehingga tidak heran gemuk air dapat terjadi. 

2. Konsumsi makanan tinggi karbohidrat

Penyebab gemuk air lainnya yaitu konsumsi makanan tinggi karbohidrat. Makanan yang mengandung gula atau karbohidrat yang dikonsumsi dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan hormon insulin untuk mengatur kadar gula darah yang meningkat. 

Peningkatan hormon insulin bisa membuat tubuh kembali menahan air lebih banyak. Bahkan, setiap gram karbohidrat yang disimpan otot dan hati sebagai sumber energi menyebabkan tubuh menyimpan lebih banyak air. 

Artinya, makan nasi atau mie dalam porsi banyak mungkin memicu perut kembung dan menaikkan berat badan akibat karbohidrat serta penumpukan cairan tubuh.

3. Menstruasi

Satu minggu sebelum menstruasi terjadi, banyak wanita yang tubuhnya menahan berat air karena perubahan hormon atau pola makan.

Retensi (penahanan) cairan ini mungkin akan mencapai puncaknya pada hari pertama haid. Selain perut kembung, penumpukan cairan ini bisa menyebabkan payudara menjadi terasa lembut. 

Tak hanya itu, Anda mungkin mengalami pembengkakan pada wajah, kaki, lengan, dan area vagina pada hari menjelang menstruasi. 

4. Kehamilan

Kehamilan, terutama saat mendekati kelahiran, dapat menyebabkan pembengkakan di tangan, kaki, atau pergelangan kaki.

Hal ini karena pertumbuhan janin dan peningkatan volume darah juga dapat memberikan tekanan pada sistem vena, yang dapat memperlambat aliran darah kembali dari kaki dan menyebabkan penumpukan cairan di jaringan sekitarnya.

Selama kehamilan, tubuh juga mengalami perubahan hormonal yang dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh. Salah satu hormon yang terlibat adalah hormon progesteron, yang dapat menyebabkan retensi air.

5. Efek obat-obatan tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu ternyata bisa menjadi dalang di balik gemuk air yang Anda rasakan, seperti: 

Umumnya, dokter atau apoteker akan memberitahu Anda apakah retensi termasuk efek samping dari obat yang diminum. Tanyakan manfaat dan risiko dari obat-obatan yang Anda gunakan agar tidak kaget ketika efek samping muncul. 

6. Sirkulasi darah yang buruk

Seiring bertambahnya usia, sistem peredaran darah akan melemah. Hal ini juga bisa disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti gagal jantung.

Begini, katup di pembuluh darah kaki seharusnya menjaga darah mengalir ke atas menuju jantung. Bila sirkulasi darah terganggu, darah akan menggenang dan mungkin menyebabkan gemuk air.

Beberapa ahli berpendapat kondisi ini terjadi karena tubuh mendapat lebih banyak tekanan yang menekan kaki tersebut, misalnya saat kelamaan duduk. Alhasil, Anda mungkin menjadi tampak gemuk akibat retensi ini.

Cara mengatasi gemuk air

Pada dasarnya, gemuk air bukan kondisi yang berbahaya. Meski begitu, penumpukan cairan ini terkadang menimbulkan gejala yang mengganggu.

Oleh sebab itu, Anda perlu menjalani perubahan gaya hidup untuk mengatasi masalah ini. Di bawah ini cara mengatasi gemuk air yang bisa Anda coba. 

  • Batasi asupan garam dan karbohidrat.
  • Minum lebih banyak air untuk meningkatkan fungsi ginjal.
  • Rutin berolahraga untuk menurunkan berat air dan mengurangi pembengkakan.
  • Konsumsi makanan atau buah tinggi cairan, seperti semangka.
  • Minum pil air yang sudah diresepkan oleh dokter. 

Bila Anda khawatir akan gejala yang dipicu oleh gemuk air, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Apakah gemuk air permanen?

Biasanya, kelebihan berat badan yang disebabkan oleh penumpukan cairan tidak bersifat permanen dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pola makan yang kurang sehat, kurangnya aktivitas fisik, fluktuasi hormon, dan kondisi kesehatan tertentu.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 01/12/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan