backup og meta
Kategori

6

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Bolehkah Ibu Hamil Menggunakan Pembersih Kewanitaan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Amanda Rumondang Sp.OG · Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Bolehkah Ibu Hamil Menggunakan Pembersih Kewanitaan?

    Selama kehamilan, banyak perubahan hormon yang terjadi. Selain bisa mengubah mood, perubahan hormon saat hamil ternyata juga bisa memengaruhi kondisi vagina Anda. Ibu hamil mungkin akan lebih sering mengalami keputihan hingga vagina terasa gatal. Nah, untuk mengatasinya, adakah pembersih kewanitaan yang aman untuk ibu hamil?

    Apakah boleh menggunakan pembersih kewanitaan untuk ibu hamil?

    pembersih kewanitaan untuk ibu hamil

    Sekarang ini banyak produk pembersih vagina bermunculan sehingga membuat wanita maupun ibu hamil tertarik menggunakannya.

    Apalagi, kalau melihat manfaatnya yang mengklaim dapat membersihkan area vagina.

    Dikutip dari Marshfield Clinic Health System, kebersihan vagina yang baik selama kehamilan akan membantu mencegah terjadinya infeksi.

    Pembersih kewanitaan untuk ibu hamil boleh digunakan apabila kadar pH sama seperti vagina yang bersifat asam, yaitu berada di tingkat 4,5.

    Anda juga bisa menggunakan pembersih kewanitaan yang aman untuk ibu hamil. Sebagai contoh, produk pembersih vagina yang mengandung povidone-iodine.

    Povidone iodine merupakan zat antiseptik yang mampu mengendalikan penyebaran dan perkembangan infeksi topikal sehingga dapat mengatasi beragam kuman patogen.

    Namun, perhatikan juga frekuensi penggunaannya. Jangan terlalu sering karena sebenarnya vagina sudah mempunyai mekanisme sendiri untuk membersihkan sendiri.

    Tidak hanya itu, vagina menghasilkan cairan yang dapat melindunginya dari serangan bakteri.

    Perlu pula diingat bahwa saat menggunakan pembersih kewanitaan cukup bersihkan hanya bagian luar vagina.

    Pembersih kewanitaan untuk ibu hamil yang perlu dihindari

    Sama seperti kosmetik untuk ibu hamil, penggunaan pembersih kewanitaan mungkin tergantung dari jenis dan kandungan di dalam pembersih.

    Beberapa pembersih vagina mungkin memiliki kandungan yang dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik.

    Hal ini tentu perlu dihindari karena justru bisa menyebabkan infeksi lebih rentan terjadi.

    Oleh karena itu, sebaiknya Anda menghindari produk pembersih kewanitaan untuk ibu hamil yang mengandung gliserin, minyak pelapis, pewangi, hingga paraben.

    Dokter juga menganjurkan agar wanita serta ibu hamil tidak melakukan douching karena menyebabkan pertumbuhan bakteri berlebih.

    Cairan douching mengandung berbagai bahan kimia yang dapat mengganggu keseimbangan pH vagina.

    Kandungannya dapat mengakibatkan risiko douching, seperti menyingkirkan bakteri alami pada vagina dan menggantinya dengan bakteri baru sehingga terjadi infeksi

    Infeksi ini kemudian bisa menyebar ke tuba falopi, leher rahim, dan rahim sehingga menyebabkan penyakit radang panggul serta masalah kesehatan lainnya.

    Selain itu, Anda tidak disarankan menggunakan sabun mandi sebagai pembersih kewanitaan yang aman untuk ibu hamil.

    Jika memiliki kondisi kulit sensitif, hal ini juga bisa mengakibatkan infeksi, kulit kering, hingga iritasi.

    Sebaiknya, pilih produk pembersih vagina untuk ibu hamil yang dapat membantu mengembalikan keseimbangan pH serta direkomendasikan dokter.

    Mengapa area vagina harus lebih diperhatikan saat hamil?

    kanulasi tuba

    Dikutip dari American Pregnancy Association, salah satu perubahan atau kondisi yang mungkin menjadi keluhan ibu hamil adalah keputihan.

    Penting untuk diketahui apabila keputihan saat hamil adalah hal yang normal apabila tandanya berupa encer, putih, dan berbau ringan.

    Maka dari itu, Anda perlu menginformasikan hal ini kepada dokter agar tahu mengenai perawatan dan pembersih kewanitaan yang aman untuk ibu hamil.

    Hal ini juga untuk mencegah terjadinya infeksi vagina pada ibu hamil seperti kandidiasis atau infeksi jamur. Ada pula jenis infeksi vagina lainnya seperti bakterial vaginosis.

    Kondisi ini terjadi karena adanya peningkatan hormon estrogen selama kehamilan yang kemudian bisa mengakibatkan keputihan serta bau asam pada vagina.

    Peningkatan hormon estogen menyebabkan kadar pH pada organ intim kewanitaan berubah. Akan tetapi, perubahan jumlah bakteri baik di vagina masih dalam batas normal.

    Perubahan pada area vagina tersebut membuat ibu hamil lebih rentan terhadap serangan bakteri yang bisa menyebabkan infeksi dan iritasi.

    Infeksi pada vagina tidak hanya berbahaya untuk ibu, tapi juga bisa membahayakan janin.

    Itulah mengapa ibu hamil disarankan lebih menjaga kebersihan organ kewanitaannya.

    Cara menjaga area vagina agar tetap sehat saat hamil

    Sudah dipaparkan sebelumnya bahwa diperbolehkan untuk menggunakan pembersih kewanitaan yang aman untuk ibu hamil.

    Namun, apabila bukan kondisi medis, sebaiknya Anda tetap merawatnya dengan meminimalisir penggunaan produk tertentu.

    Berikut beberapa cara yang bisa ibu hamil lakukan untuk tetap menjaga area vagina tetap bersih serta mencegah keputihan berlebihan selama kehamilan.

  • Bersihkan area vagina dengan rutin setidaknya dua kali sehari.
  • Jaga agar vagina tetap kering, terutama setelah mandi atau dari toilet.
  • Bersihkan area vagina dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri atau jamur dari anus yang bisa menyebar hingga saluran kencing.
  • Cukup bersihkan vagina dengan air hangat.
  • Hindari menggunakan celana ketat, ini bisa membuat area vagina menjadi lembab sehingga lebih rentan mengalami infeksi bakteri.
  • Pakai celana dari katun yang mudah menyerap keringat.
  • Konsumsi probiotik untuk menjaga keseimbngan pH vagina.
  • Hal lainnya yang perlu diperhatikan bagi wanita maupun ibu hamil, membersihkan area vagina tidak perlu terlalu sering.

    Apabila terlalu sering juga tidak baik karena ini dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik yang melindungi vagina.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Amanda Rumondang Sp.OG

    Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


    Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan