backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Positif HIV Ketika Hamil, Haruskah Melahirkan Lewat Caesar?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh dr. Ivena · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Positif HIV Ketika Hamil, Haruskah Melahirkan Lewat Caesar?

    Kalau saat hamil ibu didiagnosis positif dengan HIV, ada berbagai hal yang harus dipertimbangkan agar seluruh kehamilan hingga proses persalinan tetap lancar. Nah, salah satu hal yang paling membuat calon ibu dan ayah khawatir mungkin adalah proses persalinannya nanti. Kira-kira apakah ibu hamil yang positif HIV harus melahirkan lewat operasi caesar atau bisa melahirkan normal? Simak ulasan lengkap soal persalinan ibu hamil dengan HIV berikut ini.

    Mengenal HIV/ AIDS pada ibu hamil

    Human immunodeficiency virus atau HIV adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, termasuk ibu hamil.

    Nah, bayi yang dikandung oleh ibu yang positif HIV bisa tertular juga. Entah saat kehamilan, persalinan, atau ketika menyusui. Karena itu, biasanya dokter akan memberikan pengobatan antivirus khusus dengan jenis yang berbeda-beda.

    Obat-obatan tersebut harus selalu dikonsumsi secara rutin, termasuk beberapa saat menjelang persalinan dan saat persalinan itu sendiri. Ini karena saat persalinan, bayi sangat rentan tertular virus dari ibu.

    Ibu hamil yang positif HIV sebaiknya melahirkan normal atau caesar?

    Ada yang bilang, ibu hamil yang positif HIV sebaiknya melahirkan lewat operasi caesar saja karena lebih aman. Pada kenyataannya, ibu hamil dengan HIV/ AIDS masih punya kesempatan untuk melahirkan normal, yaitu melalui vagina.

    Bila ibu hamil ingin melahirkan normal, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Syaratnya antara lain:

    • Sudah minum obat antivirus sejak usia kehamilan 14 minggu atau kurang.
    • Kondisi viral load kurang dari 10.000 kopi/ml. Viral load sendiri yaitu jumlah partikel virus dalam 1 ml atau 1 cc darah. Semakin banyak jumlah partikel virus dalam darah berarti semakin tinggi risiko Anda untuk menularkan virus dan mengalami komplikasi HIV.

    Saat melahirkan normal, ibu bersalin dengan viral load yang tinggi biasanya akan diberikan infus berisi obat zidovudine. Namun, rencana persalinan Anda masih bisa berubah-ubah tergantung pada kondisi tubuh ibu dan bayinya.

    Pilihan ini juga harus Anda diskusikan dengan dokter kandungan, bidan, dan keluarga. Pasalnya, kebanyakan dokter akan menyarankan ibu bersalin untuk menjalani persalinan caesar kalau angka viral load-nya berada di atas 4.000 kopi/ml.

    Menurut berbagai penelitian, kelahiran dengan operasi caesar memang bisa menurunkan risiko penularan HIV/ AIDS dari ibu ke bayi saat persalinan. Terutama jika viral load ibu menjelang persalinan terhitung tinggi.

    Berdasarkan data yang diperoleh dari American College of Obstetricians and Gynecologist, operasi sesar dianjurkan untuk dilakukan sebelum kehamilan berusia 39 minggu. Sedangkan pada ibu hamil dengan HIV, dianjurkan untuk melakukan operasi caesar saat kehamilan berusia 38 minggu.

    Selain itu, pada operasi caesar bisa juga diberikan antibiotik untuk mecegah infeksi pasca melahirkan pada ibu dengan HIV. Ini karena wanita yang positif HIV punya kekebalan tubuh yang melemah sehingga lebih rentan kena infeksi. Antibiotik ini dapat diberikan sebelum operasi dilakukan dan sesudahnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh dr. Ivena · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan