backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Penyakit Hepatitis

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 31/05/2022

Penyakit Hepatitis

Hati (liver) termasuk organ pencernaan yang berperan penting terhadap proses metabolisme tubuh. Infeksi virus penyakit hepatitis dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dalam proses pencernaan hingga penyaringan racun dan zat berbahaya dalam tubuh. Ketahui informasi selengkapnya mengenai penyakit hati ini dalam ulasan berikut.

Apa itu hepatitis?

Penyakit hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus sehingga mudah ditularkan dari orang ke orang. 

Setidaknya terdapat lima jenis virus hepatitis yang menyebabkan epidemi besar di berbagai belahan dunia, bahkan memakan ratusan ribu hingga jutaan korban jiwa, yaitu virus hepatitis A, B, C, D, dan E. 

Selain itu, konsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu, serta penyakit autoimun dapat menjadi penyebab penyakit peradangan hati ini. 

Penyakit ini bisa diatasi dengan pengobatan medis yang disesuaikan dengan penyebabnya. Infeksi virus hepatitis A dan hepatitis B bisa dicegah melalui vaksinasi.

Penyakit hepatitis di Indonesia

Di Indonesia sendiri penyakit hepatitis memengaruhi kualitas kesehatan masyarakat, produktivitas, angka harapan hidup, dan dampak sosial ekonomi masyarakat. 

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, ada sekitar 1.017.290 kasus hepatitis yang terjadi di seluruh Indonesia. Prevalensi kasus terbesar terjadi pada usia 5 – 14 tahun, yakni 182.338 kasus.

Penyakit hepatitis yang masuk ke stadium kronis semakin berisiko tinggi menimbulkan kanker hati

Tanda dan gejala hepatitis

virus hepatitis B

Tidak semua jenis hepatitis menunjukkan gejala. Gejala yang tidak terlalu kentara muncul pada tahap awal infeksi dalam sekitar 80% kasus.

Sisanya bisa menunjukkan gejala dengan tingkat yang bervariasi.

Gejala bisa bersifat ringan tetapi juga parah bagi sebagian orang, meliputi:

  • demam,
  • kelelahan,
  • kehilangan nafsu makan,
  • mual atau muntah,
  • nyeri lambung,
  • nyeri sendi atau otot,
  • perubahan frekuensi BAB dan buang air kecil,
  • kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice),
  • gatal-gatal,
  • perubahan mental, seperti kurang konsentrasi atau koma, serta
  • perdarahan dalam. 

Penyebab dan faktor risiko hepatitis

Fakta hepatitis umumnya terjadi akibat virus

Penyebab utama penyakit ini adalah infeksi virus yang berlangsung di dalam hati sehingga menyebabkan peradangan.

Kasus yang paling sering terjadi di Indonesia adalah infeksi virus hepatitis A, B, dan C (VHA, VHB, dan VHC). Ketiganya memiliki karakteristik virus yang berbeda sehingga berbeda pula cara penularannya. 

1. Hepatitis A

Infeksi virus hepatitis A memunculkan gangguan kesehatan paling ringan dibandingkan jenis hepatitis lainnya. 

Umumnya penyakit ini tidak memunculkan gejala. Ketika orang yang terinfeksi VHA, gejalanya berupa sakit kepala, mual dan muntah, dan penyakit kuning.

Penularan VHA dapat terjadi melalui konsumsi makanan dan minuman yang tercemar, kontak langsung dengan penderita, terutama ketika melakukan hubungan seks.

Penyakit ini dapat dicegah melalui vaksinasi dan penerapan perilaku bersih sehat.

2. Hepatitis B

Gejala hepatitis B akut yang muncul umumnya adalah mengalami rasa sakit di abdomen (bagian perut atas) di sebelah kanan, penyakit kuning, dan urine yang berubah warna gelap dan pekat seperti teh.

Penularan VHB 95% terjadi secara vertikal, yaitu ketika proses persalinan. Penularan sebesar 5% berlangsung secara horizontal, melalui proses transfusi darah, penggunaan jarum suntik, pisau cukur, dan transplantasi organ.

Infeksi virus ini bisa dicegah melalui vaksinasi sejak dini.

3. Hepatitis C

Penderita penyakit hati kronis seperti sirosis atau kanker hati cenderung lebih mudah mengalami hepatitis C. Umumnya infeksi VHC akan berkembang ke tahap kronis sehingga dibutuhkan pengobatan khusus.

Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat meminimalisasi penyebaran VHC. Terlebih, virus ini memiliki tipe gen atau genotip yang berbeda-beda.

Sama halnya dengan VHB, infeksi VHC dapat ditularkan melalui transfusi darah, cairan tubuh, dan transplantasi organ.Penularan dari persalinan atau hubungan seksual terjadi dalam kemungkinan kecil.

4. Hepatitis D dan E

Meskipun dua virus hepatitis lainnya yaitu VHD (virus hepatitis D) dan VHE (virus hepatitis E) tak banyak ditemukan kasusnya di Indonesia, penyebarannya tetap perlu diwaspadai.

VHD atau yang disebut dengan virus delta merupakan jenis virus hepatitis yang paling jarang ditemukan, tetapi juga paling berbahaya di antara virus hepatitis lainnya.

VHD memerlukan VHB (virus hepatitis B) untuk dapat berkembang biak sehingga hanya bisa ditemukan pada penderita hepatitis B.

VHE memiliki karakteristik yang kurang lebih sama dengan VHA (virus hepatitis A), yaitu termasuk jenis virus yang ditularkan melalui fecal oral atau masuk melalui mulut.

5. Hepatitis nonvirus 

Peradangan di dalam hati juga bisa disebabkan oleh zat-zat beracun, kandungan obat-obatan, dan bahan kimia berbahaya yang mampu menghancurkan sel-sel di dalam hati atau disebut hepatosit. 

Kandungan dan zat tersebut dapat menyebabkan 70% – 85% kerusakan hepatosit di dalam hati. 

Penyakit hepatitis non-virus seperti ini semakin sering terjadi akibat dari penggunaan suplemen diet yang secara langsung berdampak pada fungsi kerja hati. 

6. Hepatitis alkoholik

Jenis hepatitis ini merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh konsumsi alkohol selama bertahun-tahun. Peradangan hati diakibatkan oleh meningkatnya kadar toksin atau racun di dalam tubuh.  

Kondisi ini dapat menimbulkan beberapa penyakit hati lainnya, seperti perlemakan hati alkoholik dan sirosis yaitu kerusakan hati kronis.

7. Hepatitis autoimun

Penyakit ini terjadi ketika sistem imun atau kekebalan tubuh menyerang sel-sel hati. Tidak hanya peradangan, kerusakan sel hati yang disebabkan oleh sistem imun juga dapat berakibat fatal seperti kegagalan fungsi hati. 

Penyebab kondisi tersebut belum diketahui secara pasti, tetapi yang pasti penyakit ini merupakan kelainan genetik yang berkembang akibat faktor lingkungan.

 Pasien hepatitis autoimun juga bisa memiliki gangguan autoimun lainnya, seperti:

  • penyakit Celiac
  • rheumatoid arthritis, atau 
  • kolitis ulseratif.

Faktor risiko hepatitis

Selain dari penyebabnya, munculnya penyakit hepatitis juga bisa dipicu oleh sejumlah faktor risiko. 

Di bawah ini adalah beberapa perilaku dan kondisi tertentu yang bisa meningkatkan risiko untuk Anda terserang penyakit ini.

  • Berbagi jarum dengan orang lain, baik untuk penggunaan obat maupun tato atau tindik.
  • Menderita HIV karena dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
  • Berhubungan seks tanpa kondom.
  • Penggunaan obat yang dapat merusak hati, seperti acetaminophen dan methotrexate.
  • Berbagi alat makan dengan penderita hepatitis A dan E.
  • Pemakaian sumber air dan makanan yang terkontaminasi.
  • Melakukan prosedur medis, seperti transfusi darah atau kemoterapi.
  • Penularan dari ibu ke anak.

Komplikasi hepatitis

fibrosis hati atau fibrosis liver

Orang yang terinfeksi hepatitis B dan C berpotensi untuk mengalami komplikasi yang mengarah pada penyakit hati serius. 

Beberapa komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah sebagai berikut.

1. Fibrosis

Tahap pertama dari kerusakan hati adalah fibrosis, dimana terjadi pengerasan jaringan hati (kerusakan jaringan). 

Setelah sekian lama, fibrosis hati akan berubah menjadi sirosis. Ini bisa diperlukan waktu hingga 20 – 30 tahun bagi fibrosis untuk berkembang menjadi sirosis.

2. Sirosis

Sirosis ditandai dengan munculnya luka pada hati yang menyebabkan hati tidak lagi berfungsi secara normal. Sirosis sendiri adalah jaringan rusak yang menghalangi aliran darah menuju ke hati.

Menurut American College of Gastroenterology, sekitar 20% penderita hepatitis C kronis akan mengalami sirosis. Begitu sirosis terjadi, sekitar 50% pasien akan mengalami komplikasi yang mengancam nyawa dalam 5 – 10 tahun berikutnya. 

3. Kanker hati

Penderita sirosis yang disebabkan oleh hepatitis memiliki peluang lebih tinggi untuk terkena kanker hati. 

Selain itu, hepatitis C juga meningkatkan risiko kanker hati. Dokter bisa menganjurkan tes USG hati setiap 6 – 12 bulan. 

4. Fulminant hepatitis B

Sistem imun yang bereaksi melawan infeksi virus dapat menyebabkan kerusakan hati parah seperti fulminant hepatitis B. Lebih jauh, komplikasi ini dapat menyebabkan gagal hati.

Gejala yang ditimbulkannya berupa kehilangan kesadaran, pembengkakan pada perut yang disebabkan akumulasi cairan, dan munculnya penyakit kuning.

Diagnosis hepatitis

kanker hati dan hepatitis

Kebanyakan orang yang mengalami. hepatitis tidak menyadari telah terinfeksi virus penyebab penyakit ini sehingga tidak mudah terdeteksi. 

Cara terbaik untuk memeriksakan penyakit ini adalah menjalani tes darah untuk memeriksa fungsi hati dengan mengukur:

Selain tes darah, dokter bisa mendiagnosis penyakit ini melalui pemeriksaan fisik dari gejala-gejala yang dialami, seperti kulit atau mata yang menguning. 

Pengobatan hepatitis

Pencegahan hepatitis akut

Pengobatan yang paling umum dalam penanganan penyakit hepatitis meliputi obat-obatan berikut ini.

1. Interferon

Interferon adalah kombinasi dari obat-obatan antivirus. Interferon memasok protein bagi tubuh untuk melawan infeksi dan terutama untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan VHC agar mencegah komplikasi. Pengobatan interferon meliputi:

2. Obat antivirus protease inhibitor

Protease inhibitor digunakan untuk mencegah penyebaran virus dengan menghentikan reproduksinya. Obat-obatan ini bisa digunakan secara oral. Beberapa dari obat-obatan antivirus protease inhibitor adalah:

  • telaprevir, 
  • boceprevir, dan
  • paritaprevir.

3. Obat-obatan antivirus analog nukleosida

Obat-obatan antivirus analog nukleosida juga bekerja untuk mencegah pembentukan virus baru. 

Obat ini juga digunakan dalam kombinasi dengan terapi lainnya untuk mengobati hepatitis. Obat yang paling umum dari jenis ini adalah ribavirin.

4. Polymerase inhibitor dan kombinasi terapi obat

Polymerase inhibitor mencegah perkembangan penyakit hepatitis dengan menghentikan produksi virus. Obat yang termasuk golongan ini adalah polymerase inhibitor sovaldi.

Obat tersebut terkadang digunakan dalam kombinasi dengan ribavirin selama 24 minggu. Dokter juga bisa menggunakan kombinasi ledipasvir dan sofosbuvir untuk mengobati penyakit hepatitis. 

Kesimpulan

  • Hepatitis merupakan peradangan hati yang bisa diakibatkan infeksi virus atau penyebab nonvirus.
  • Anda bisa melakukan vaksinasi untuk mencegah hepatitis A dan hepatitis B (sekaligus hepatitis D).
  • Bila Anda mengalami gejala yang diduga hepatitis, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 31/05/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan