backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan

Inilah Ragam Penyebab Rambut Rontok yang Tak Anda Duga

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 27/07/2023

    Inilah Ragam Penyebab Rambut Rontok yang Tak Anda Duga

    Normalnya, manusia kehilangan 50 – 100 helai rambut per hari. Bila melebihi angka tersebut, Anda mungkin mengalami rambut rontok yang cukup parah. Agar bisa ditangani dengan tepat, kenali apa saja penyebab rambut rontok dalam ulasan berikut ini. 

    Apa penyebab rambut rontok?

    Kehilangan lebih dari 100 helai rambut per hari ternyata bisa menjadi pertanda adanya kerusakan pada rambut

    Jika jumlah rambut yang hilang lebih banyak daripada yang tumbuh, tentu Anda berisiko mengalami masalah kebotakan.

    Kenapa rambut sering rontok?

    Ada banyak hal yang menyebabkan kerontokan rambut, mulai dari infeksi jamur di kulit kepala, trauma, obat-obatan, hingga penyakit masalah hormon. 

    Berikut ini ragam penyebab rambut rontok berlebihan menurut para ahli. 

    1. Keturunan

    Salah satu penyebab rambut rontok parah adalah keturunan. 

    Gen kerontokan dari pihak orang tua akan diturunkan ke anak. Jadi, Anda juga berisiko mengalami hal yang sama. 

    Wanita yang mengalami kerontokan secara genetik (androgenetic alopecia) biasanya ditandai dengan penipisan di garis rambut.

    Sementara itu, rambut rontok pada pria bisa memicu kebotakan.

    Faktor genetik membuat setiap rambut baru akan memiliki tekstur yang semakin halus dan tipis. Ini terjadi karena folikel rambut mengecil dan lama-kelamaan berhenti tumbuh.

    2. Folikulitis

    Adanya penyakit pada kulit kepala menimbulkan peradangan yang akan memicu kerontokan.

    Salah satu penyakit pada kulit kepala adalah folikulitis atau peradangan folikel atau pori-pori akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus atau jamur pseudomona

    Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa gatal dan perih, kulit kepala melepuh, dan adanya jerawat di kulit kepala.

    Bila tidak ditangani segera, kulit kepala akan mengalami radang berkepanjangan dan menimbulkan bekas luka dan rambut rontok, bahkan kebotakan.

    3. Tinea capitis

    jerawat di kulit kepala

    Bila kulit kepala bersisik dan pitak, kemungkinan Anda mengalami gangguan kulit kepala yang bernama tinea capitis

    Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur Microsporum dan Trichophyton yang dapat menyebabkan benjolan merah dan bercak hitam di kulit kepala. 

    Benjolan tersebut mengakibatkan peradangan di kulit kepala. Radang inilah yang menimbulkan luka parut pada kulit kepala sehingga rambut pun rontok. 

    4. Psoriasis kulit kepala

    Psoriasis tidak hanya terjadi di kulit kepala, tapi juga pada dahi, bagian belakang leher dan kepala, hingga belakang telinga. 

    Salah satu gejala awal dari psoriasis kulit kepala adalah rambut rontok dan kulit yang terasa gatal hingga mengeluarkan darah. 

    Tidak hanya itu, penyebab rambut rontok yang satu ini juga membuat kulit kepala kering dan menebal yang tentu dapat merusak rambut yang sehat.

    Selain itu, gatal ini membuat Anda sering menggaruk kulit kepala. Akibatnya, helai rambut pun mengalami tarikan dan rontok.

    3. Hipotiroidisme

    Salah satu masalah hormon tiroid yang menjadi penyebab rambut rontok berlebihan adalah hipotiroidisme

    Hipotiroidisme adalah kondisi saat kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon metabolisme, serta pertumbuhan dan perkembangan tubuh. 

    Ketika produksi hormon tiroid terganggu, proses ini juga menghambat perkembangan akar rambut. Rambut pun akan rontok dan tidak digantikan dengan helai yang baru.

    Kerontokan rambut akibat hipotiroidisme cenderung terjadi merata, bukan terpusat pada titik tertentu dan menyebabkan pola kebotakan. 

    4. Kekurangan gizi 

    Selain mengganggu kesehatan tubuh, kekurangan asupan gizi ternyata  menjadi penyebab rambut rontok. 

    Sebagai contoh, kekurangan protein ternyata bisa berpengaruh terhadap kesehatan rambut.

    Protein adalah zat pembangun utama tubuh, termasuk sel rambut.  Bila asupan protein terlalu rendah, struktur rambut melemah dan pertumbuhan rambut ikut melambat. 

    Tidak hanya protein, kekurangan zat besi pun bisa membuat rambut mudah patah dan menipis.

    Zat gizi untuk pertumbuhan rambut

    • Protein.
    • Zat besi.
    • Zinc.
    • Niacin.
    • Vitamin C.
    • Asam lemak.
    • Selenium.
    • Vitamin D.
    • Vitamin A.
    • Asam folat dan asam amino.

    5. Stres

    Segala macam trauma fisik dan emosi, seperti stres berat, kecelakaan, melahirkan, dan penyakit serius, dapat menjadi penyebab rambut rontok parah. 

    Kondisi yang juga disebut sebagai telogen effluvium ini biasanya hanya berlangsung sementara.

    Siklus pertumbuhan rambut terdiri atas tiga fase penting, yaitu masa pertumbuhan, masa istirahat, dan masa rontok. 

    Stres berat memaksa rambut berada di fase istirahat. Akhirnya, tidak ada pertumbuhan dan rambut akan rontok dalam jumlah banyak saat menyisir atau keramas.

    6. Perubahan hormon

    tanda-tanda mau melahirkan

    Tahukah Anda bahwa perubahan hormon saat hamil, melahirkan, dan menopause dapat menjadi penyebab rambut rontok? 

    Ketiga kondisi ini ternyata berkaitan dengan perubahan hormon progesteron dan estrogen. Kedua hormon ini membantu mengatur siklus pertumbuhan rambut. 

    Sebagai contoh, ibu yang baru saja melahirkan akan mengalami penurunan kadar estrogen. Alhasil, rambut akan lebih cepat memasuki fase istirahat dan rontok.

    Ketidakseimbangan hormon pada sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga bisa menjadi penyebab rambut rontok parah.

    Tingginya hormon androgen pada wanita dengan PCOS picu kerontokan rambut. 

    7. Anemia

    Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah atau hemoglobin di dalam darah berkurang drastis. 

    Hemoglobin merupakan senyawa protein yang membawa oksigen di dalam sel darah merah. 

    Anemia biasanya terjadi akibat kekurangan zat besi dan bisa menimbulkan gejala yang cukup mengganggu, termasuk rambut rontok dan mengalami sakit kepala. 

    Hal ini dikarenakan tubuh membutuhkan asupan zat besi yang memadai untuk membawa oksigen ke sel tubuh lewat darah, termasuk folikel rambut. 

    Itu sebabnya, penderita anemia lebih rentan mengalami kerontokan. 

    8. Obat-obatan tertentu

    Rambut rontok juga dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu. Beberapa golongan obat penyebab rambut rontok parah adalah sebagai berikut.

    • Obat antikejang dan epilepsi.
    • Antihipertensi.
    • Obat tuberkulosis.
    • Pengencer darah.
    • Antidepresan.
    • Penstabil mood.
    • Obat untuk bipolar.
    • Anti-inflamasi.
    • Penurun kolesterol.
    • Obat jerawat parah dan psoriasis

    9. Penataan rambut

    Meski bukan penyebab utama, cara merawat rambut yang salah ternyata juga bisa menjadi penyebab rambut rontok parah. 

    Sering menata rambut dengan catokan atau alat pengering rambut bisa membuat rambut rontok.

    Suhu yang terlalu panas dapat menghilangkan kelembapan alami rambut.

    Akibatnya, rambut pun rusak, bercabang, dan kering. Bahkan, penggunaan kedua alat tersebut juga menghambat pertumbuhan rambut. 

    Selain itu, mengikat rambut terlalu kencang bisa menyebabkan trauma pada kulit kepala dan merusak folikelnya. Kerontokan pun tak terhindarkan.

    10. Trikotilomania

    Trikotilomania adalah gangguan kontrol diri yang menyebabkan seseorang akan terus menerus mencabut rambutnya. 

    Kebiasaan trikotilomania ini biasanya dilakukan disadari.

    Tidak hanya mencabuti rambut yang ada di kulit kepala, penderitanya juga dapat menarik alis, bulu mata, dan rambut di bagian lainnya. 

    Bila tidak segera ditangani, kulit kepala akan mengalami iritasi dan merusak perlindungan alami rambut.

    Akibatnya, kebotakan di area rambut yang dicabuti pun terjadi.

    Sebenarnya, ada berbagai cara mudah mengatasi rambut rontok. 

    Namun, alangkah baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter rambut agar lebih mudah mengetahui perawatan rambut rontok yang cocok untuk Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 27/07/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan