backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

9 Komplikasi yang Sering Ditemukan pada Ibu Hamil Kembar

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 14/09/2023

    9 Komplikasi yang Sering Ditemukan pada Ibu Hamil Kembar

    Tidak dapat dipungkiri bahwa ibu yang hamil lebih dari satu janin atau kembar memiliki risiko komplikasi lebih tinggi.

    Bukan hanya berdampak pada ibu, komplikasi ini tentunya juga sering membahayakan janin.

    Oleh karena itu, penting untuk mengenali berbagai risiko komplikasi kehamilan kembar sehingga Ibu bisa lebih waspada.

    Macam-macam risiko komplikasi hamil kembar

    Meski lebih berisiko, tidak berarti bahwa semua kehamilan kembar akan disertai komplikasi. Banyak ibu hamil kembar yang menjalani masa kehamilan dengan sehat hingga melahirkan.

    Namun, supaya Ibu lebih waspada, tidak ada salahnya untuk mengenali berbagai masalah saat hamil kembar berikut ini.

    1. Hipertensi gestasional

    hipertensi jas putih

    Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa ibu hamil kembar memiliki risiko lebih besar mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan. 

    Kondisi yang dikenal dengan hipertensi gestasional ini lebih banyak ditemukan pada kehamilan kembar karena produksi darah dan tekanan plasenta yang meningkat.

    Hipertensi gestasional juga bisa berkembang lebih awal pada ibu hamil kembar. Pada kehamilan tunggal, hipertensi gestasional kerap ditemukan saat usia kandungan memasuki usia 20 minggu.

    2. Anemia

    Selama kehamilan, Ibu perlu berbagi berbagai zat gizi dengan janin. Ketika tubuh kekurangan zat besi dan vitamin B12, Ibu bisa mengalami anemia saat hamil.

    Risiko komplikasi anemia menjadi lebih besar pada ibu yang hamil kembar. Pasalnya, dalam kondisi ini, Ibu harus lebih banyak berbagi zat gizi.

    Untuk mencegahnya, pastikan Ibu memenuhi kebutuhan zat besi harian sesuai dengan anjuran dokter.

    3. Preeklampsia

    Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal menyebutkan bahwa risiko preeklampsia pada ibu hamil kembar meningkat hingga 2–3 kali lipat.

    Tekanan darah tinggi, keberadaan protein dalam urine, dam pembengkakan pada lengan serta kaki merupakan gejala utama preeklampsia. 

    Komplikasi preeklampsia pada ibu hamil kembar juga lebih cepat terjadi. Dengan begitu, dampak preeklampsia pun bisa lebih serius dan beragam.

    Jika tidak segera diatasi, preeklampsia bisa berkembang menjadi eklampsia yang mengancam jiwa ibu dan janin.

    4. Diabetes gestasional

    Diabetes gestasional hanya terjadi selama kehamilan, tepatnya pada trimester kedua. Kondisi ini terjadi ketika produksi insulin menurun drastis selama kehamilan.

    Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, komplikasi yang ditandai dengan gula darah tinggi ini memang lebih mungkin terjadi pada kehamilan kembar.

    Ini karena pada kehamilan kembar, terdapat dua plasenta atau satu plasenta dengan ukuran yang lebih besar.

    Peningkatan produksi hormon pada plasenta dinilai membuat produksi insulin terganggu. Akibatnya, gula darah ibu hamil pun melonjak drastis.

    5. Abruptio plasenta

    Ibu hamil kembar memiliki risiko hingga tiga kali lipat mengalami komplikasi abruptio plasenta. Ini merupakan kondisi saat plasenta lepas sebelum waktunya.

    Jika plasenta terlepas, janin tidak akan mendapat asupan oksigen dan zat gizi yang cukup. Pada beberapa kasus, abruptio plasenta perlu diatasi dengan operasi caesar.

    Abruptio plasenta juga erat kaitannya dengan risiko preeklampsia selama kehamilan. Kondisi ini paling sering ditemukan saat memasuki trimester tiga.

    6. Intrauterine Growth Restriction (IUGR)

    IUGR adalah kondisi yang membuat janin tidak bisa berkembang dengan sempurna. Penyebabnya yakni karena asupan zat gizi ibu hamil kembar menjadi rebutan janin.

    Melansir dari laman American Pregnancy Association, kondisi ini lebih sering ditemukan pada ibu hamil lebih dari satu janin karena pertumbuhan kehamilan kembar bisa melambat pada titik tertentu.

    Tingkat pertumbuhan hamil kembar dua cenderung melambat pada minggu ke-30 sampai 32 kehamilan.

    Sementara itu, pertumbuhan kehamilan kembar tiga dan empat melambat pada minggu ke-27 sampai 28 dan ke-25 sampai 26 secara berturut-turut.

    7. Twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS)

    twin to twin transfusion syndrome

    Sesuai namanya, komplikasi twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS) memang hanya ditemukan pada ibu yang hamil kembar.

    Kondisi ini terjadi karena aliran darah plasenta tidak seimbang. Akibatnya, salah satu janin akan kekurangan pasokan zat gizi dan darah, sedangkan yang lainnya kelebihan.

    Janin yang kekurangan asupan darah bisa mengalami anemia. Sementara itu, jantung janin yang menerima kelebihan asupan darah harus bekerja lebih keras.

    8. Bayi lahir prematur

    Salah satu komplikasi kehamilan kembar yang paling sering ditemukan adalah kelahiran prematur atau bayi lahir sebelum usia 37 minggu. 

    Semakin banyak jumlah janin yang dikandung, semakin tinggi pula risiko kelahiran prematur.

    Bayi kembar dua berisiko lahir pada usia 36 minggu, kembar tiga pada usia 32 minggu, kembar empat pada usia 30 minggu, dan kembar lima pada usia 29 minggu.

    Selain prematur, kehamilan kembar juga meningkatkan risiko berat badan lahir rendah karena kedua hal ini cukup berkaitan.

    Tahukah Anda?

    Hampir 60% bayi kembar dua lahir secara prematur. Pada kehamilan kembar tiga, angka kejadian lahir prematur mencapai 90 persen.

    9. Keguguran

    Ibu hamil kembar bisa mengalami keguguran pada salah satu janin saja. Kondisi ini dikenal dengan vanishing twin syndrome (VTS).

    Saat ada salah satu janin yang tidak berkembang atau meninggal, dokter kandungan akan menentukan apakah kehamilan aman untuk dilanjutkan atau perlu dilakukan operasi caesar.

    Kondisi ini paling sering ditemui pada trimester pertama kehamilan. Namun, risikonya akan semakin meningkat pada trimester selanjutnya.

    Cara mencegah komplikasi hamil kembar

    Tidak ada cara pasti untuk mencegah komplikasi kehamilan kembar karena kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.

    Meski begitu, Ibu tetap bisa melakukan berbagai cara menjaga kesehatan selama kehamilan berikut untuk mengurangi risiko komplikasi.

    • Rutin kontrol kehamilan.
    • Menerapkan pola hidup sehat.
    • Olahraga rutin sesuai kondisi ibu dan janin.
    • Mengenali gejala awal komplikasi kehamilan.
    • Menjauhi asap rokok.

    Jika Ibu merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuh selama kehamilan dan mengkhawatirkan kesehatan janin, jangan ragu untuk datang ke dokter kandungan meskipun belum waktunya untuk kontrol.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 14/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan