backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Penyakit Liver (Penyakit Hati)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 01/03/2023

Penyakit Liver (Penyakit Hati)

Penyakit liver merupakan salah satu kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian lebih karena berkaitan dengan organ sistem pencernaan Anda. Ketahui apa itu penyakit liver, gejala, penyebab, dan cara mengobatinya dalam ulasan di bawah ini.

Apa itu penyakit liver?

Penyakit liver (penyakit hati) adalah gangguan pada fungsi maupun fisiologis organ hati. Liver atau hati berada tepat di bagian bawah tulang rusuk pada sisi kanan perut Anda. 

Organ hati berukuran menyerupai bola yang bekerja paling keras dalam tubuh. 

Pasalnya, hati berperan penting dalam memproduksi cairan empedu, menyingkirkan zat beracun dari dalam tubuh, dan menyimpan energi cadangan. 

Gangguan fungsi hati dapat disebabkan oleh banyak hal. Penyebab sakit liver bisa diawali oleh infeksi virus maupun penyalahgunaan alkohol, seperti konsumsi alkohol berlebihan. 

Selain itu, obesitas memiliki hubungan erat dengan penyakit hati. 

Seiring berjalannya waktu, kerusakan dapat menyebabkan luka pada jaringan hati. Kondisi yang disebut sirosis hati ini dapat menyebabkan gagal hati dan mengancam nyawa. 

Seberapa umum penyakit ini?

Gangguan fungsi hati dapat terjadi pada siapa saja, terutama kelompok orang yang berisiko.

Mengutip dari Kementrian Kesehatan RI, prevalensi penyakit liver seperti HBsAG adalah 7,2% pada 2013. 

Artinya, diperkirakan sekitar 18 juta orang menderita Hepatitis B dan 3 juta orang mengalami Hepatitis C. 

Selain itu, sekitar 50% dari angka tersebut berisiko mengalami penyakit hati kronis dan 10% lainnya masuk ke kondisi fibrosis hati

Tanda dan gejala penyakit liver

fibrosis hati atau fibrosis liver

Pada dasarnya, tanda dan gejala penyakit liver cukup beragam tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Namun, ada beberapa kondisi umum yang menjadi ciri penyakit liver, yakni: 

  • kulit dan mata tampak kekuningan (jaundice),
  • nyeri perut dan bengkak, 
  • pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki (edema), 
  • gatal pada kulit, 
  • warna urine gelap, 
  • warna feses pucat atau BAB berdarah
  • kelelahan kronis, 
  • mual atau muntah
  • kehilangan selera makan, dan
  • sering mengalami memar. 

Ada kemungkinan tanda dan gejala lain yang tidak disebutkan di atas. Konsultasikan dengan dokter bila Anda merasakan perubahan pada tubuh yang tidak biasa. 

Kapan harus periksa ke dokter?

Konsultasikan dengan dokter bila Anda memiliki tanda dan gejala yang berkaitan dengan gangguan fungsi hati di atas. 

Cari bantuan medis segera bila Anda merasakan sakit perut yang parah hingga tidak mampu bergerak. 

Penyebab penyakit liver

Ada banyak hal yang menjadi penyebab gangguan fungsi hati, mulai dari infeksi virus hingga penyakit kanker. 

1. Infeksi

Salah satu penyebab penyakit liver adalah infeksi parasit atau virus yang menyerang organ hati. Infeksi ini nantinya memicu peradangan, sehingga menghambat fungsi hati. 

Patogen yang menyebabkan kerusakan hati kemudian menyebar melalui darah atau urine, makanan, atau air yang terkontaminasi. 

Penyakit hati juga dapat terjadi ketika Anda bersentuhan dekat dengan orang yang terinfeksi.

Infeksi yang paling umum menjadi penyebab penyakit hati adalah virus hepatitis, meliputi:

2. Gangguan sistem imun

Penyakit di mana sistem kekebalan tubuh menyerang bagian-bagian tertentu dari tubuh (autoimun) juga dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati. 

Contoh penyakit autoimun penyebab penyakit hati termasuk:

3. Genetik

Bila memiliki satu atau kedua orang tua yang mempunyai gen abnormal, Anda perlu berhati-hati. Pasalnya, gen abnormal dapat diturunkan.

Gen abnormal ini dapat menyebabkan berbagai zat menumpuk dalam hati sehingga kerusakan hati pun terjadi. 

Beberapa contoh penyakit liver genetik yaitu: 

4. Gaya hidup

Penyebab penyakit liver juga dapat dipengaruhi oleh gaya hidup, seperti: 

Faktor risiko penyakit liver

Ada berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami gangguan fungsi hati, yaitu: 

  • penggunaan alkohol berat dan kronis,
  • pemakaian obat dengan jarum bersama-sama,
  • tato atau tindikan dengan alat yang tidak steril,
  • terpapar darah atau cairan tubuh pasien yang terinfeksi penyakit liver,
  • hubungan seks tanpa kondom,
  • paparan bahan kimia atau racun tertentu,
  • obesitas,
  • diabetes,
  • kadar trigliserida dalam darah tinggi, dan
  • riwayat penyakit liver.

Perlu diingat bahwa memiliki salah satu atau lebih faktor risiko tidak berarti hati Anda rusak. 

Bila memiliki kekhawatiran tertentu, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat. 

Komplikasi penyakit liver

Bila gangguan fungsi hati tidak segera ditangani, hati akan mulai gagal dan organ lain pun menjadi terpengaruh, hingga menyebabkan komplikasi, seperti: 

Diagnosis penyakit liver

penyakit gangguan fungsi hati liver

Dokter akan mulai dengan pemeriksaan fisik, seperti menanyakan gejala dan memeriksa riwayat kesehatan Anda. 

Setelah pemeriksaan fisik awal, dokter akan merekomendasikan tes fungsi hati atau tes lain seperti berikut ini. 

1. Tes darah lengkap

Pemeriksaan darah lengkap bertujuan untuk memeriksa senyawa atau komponen mencurigakan dalam darah yang menjadi penyebab gangguan fungsi hati, seperti:

  • virus, 
  • kadar lemak trigliserida tinggi, atau 
  • alkohol

Tes darah juga dilakukan untuk mencari kerusakan hati tertentu akibat faktor genetik. 

2. Tes pencitraan

Selain tes darah, pemeriksaan lainnya untuk mendiagnosis penyakit liver adalah tes pencitraan seperti: 

3. Biopsi hati

Biopsi hati adalah prosedur ketika jaringan hati diambil sampelnya untuk dianalisis di laboratorium. Metode ini memanfaatkan jarum panjang yang dimasukkan lewat kulit untuk mengambil sampel jaringan.

Pengobatan penyakit liver

Umumnya, pengobatan penyakit liver disesuaikan berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan penyakit. 

Selain memberikan obat untuk mengatasi masalah liver, Anda juga bisa melakukan pengobatan non medis atau alami.

1. Pengobatan medis

Dokter akan memberikan obat sesuai dengan gejala yang Anda alami. Sebagai contoh, gangguan fungsi hati akibat overdosis parasetamol diatasi dengan membalikkan efek parasetamol. 

Sementara itu, penyebab penyakit hati yang berhubungan dengan infeksi virus, seperti hepatitis, dokter akan memberikan obat untuk mengobati infeksi.

Beberapa obat-obatan yang mungkin akan diresepkan, meliputi:

  • obat antivirus, 
  • suntikan interferon, 
  • protease inhibitor, 
  • antibiotik, 
  • obat kortikosteroid, dan 
  • obat antihipertensi.

Pada kasus yang cukup parah dan tak cukup dengan obat-obatan, pasien penyakit liver mungkin perlu menjalani transplantasi hati.

2. Pengobatan alami

Di samping menggunakan obat-obatan, ada beberapa perawatan penyakit liver secara alami yang biasanya dianjurkan oleh dokter.

Anda mungkin perlu melakukan diet tertentu agar gejala yang dialami tidak memburuk dan kondisi berangsur-angsur membaik.

Beberapa tipe penyakit hati dapat diobati dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, meliputi: 

  • kurangi atau hentikan konsumsi alkohol, 
  • melakukan diet penyakit hati,
  • hindari daging merah, lemak trans, dan makanan karbohidrat olahan, 
  • berhenti merokok, 
  • rutin berolahraga, minimal 30 – 60 menit,
  • perhatikan asupan kalori, terutama bagi penyandang obesitas, 
  • konsumsi suplemen vitamin untuk kesehatan hati, terutama vitamin B kompleks, dan 
  • mengurangi jumlah garam yang dikonsumsi.

Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 01/03/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan