backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Miokarditis

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 24/11/2021

Miokarditis

Definisi miokarditis

Apa itu miokarditis?

Miokarditis adalah kondisi peradangan yang terjadi di otot jantung atau miokardium. Peradangan umumnya disebabkan oleh infeksi virus yang mengakibatkan otot jantung menjadi meradang dan bengkak.

Miokarditis dapat memengaruhi sistem listrik jantung serta fungsi otot jantung, sehingga kemampuan jantung dalam memompa darah dapat terganggu. Hal ini berpotensi menyebabkan terjadinya percepatan atau detak jantung tak beraturan.

Meskipun biasanya kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus, tidak jarang pula miokarditis merupakan reaksi dari obat-obatan tertentu, atau penyakit peradangan lainnya di dalam tubuh. Gejala-gejala yang umumnya muncul adalah nyeri dada, sesak napas, dan aritmia.

Meski tergolong jarang terjadi, miokarditis adalah salah satu jenis penyakit jantung yang cukup berbahaya. Pasalnya, dalam kondisi yang cukup parah, jantung akan melemah dan tubuh tidak mendapat aliran darah yang cukup.

Saat itu, darah dapat menggumpal dan memicu terjadinya serangan jantung atau bahkan stroke. Tak hanya itu, miokarditis juga dapat menyebabkan kematian mendadak dan gagal jantung.

Seberapa umumkah miokarditis?

Miokarditis adalah penyakit yang tergolong langka. Namun, diperkirakan terdapat jutaan orang dewasa dan anak-anak yang menderita penyakit ini. Penyakit ini merupakan penyebab kematian terbanyak ketiga pada anak-anak dan orang dewasa.

Penyakit peradangan miokardium ini lebih banyak ditemukan pada pasien yang memasuki usia pubertas hingga usia 30-an awal.

Anda dapat mencegah dan mengatasi penyakit ini dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.

Tanda & gejala miokarditis

Setelah mengetahui apa itu miokarditis, Anda juga perlu mengenal berbagai gejala dari salah satu penyakit jantung ini. Terkadang, miokarditis tidak menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang pasti. Bahkan, dalam kebanyakan kasus, penderita tidak melaporkan adanya gejala apapun.

Gejala yang umum terjadi sulit dibedakan dengan gejala infeksi virus lainnya. Biasanya, pada kasus-kasus yang serius, gejala miokarditis sangat beraneka ragam dan tergantung pada penyebab dari kondisi itu sendiri. Gejala-gejala tersebut seperti:

  • Sakit atau nyeri dada.
  • Jantung berdebar.
  • Sesak napas.
  • Demam atau menggigil.
  • Pembengkakan pada tangan, kaki, serta pergelangan kaki.
  • Merasa lelah.
  • Iritasi pada otot jantung yang dapat menyebabkan aritmia jantung, gagal jantung, atau bahkan pingsan.

Kemungkinan ada tanda-­tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Sementara itu, tidak berbeda jauh dengan g ejala miokarditis pada orang dewasa, gejala yang mungkin dialami anak-anak saat mengalami kondisi ini adalah:

  • Demam.
  • Pingsan.
  • Mengalami kesulitan bernapas
  • Aritmia atau detak jantung abnormal.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda sebaiknya memeriksakan diri Anda ke dokter jika Anda memiliki gejala-gejala yang disebutkan di atas, terutama nyeri dada dan kesulitan bernapas.

Jika Anda memiliki infeksi, terutama infeksi yang berhubungan dengan gejala miokarditis, maka segera beritahukan dokter Anda.

Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, periksakan apapun gejala yang Anda alami ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.

Penyebab miokarditis

Sering kali penyebab pasti dari miokarditis tidak dapat diketahui. Namun, terdapat beberapa kondisi dan patogen yang mungkin dapat menjadi penyebab peradangan miokardium. Menurut Harvard Health Publishing, beberapa kemungkinan penyebab miokarditis adalah:

1. Virus

Banyak virus yang dikaitkan dengan miokardium, termasuk virus yang dapat menyebabkan flu, Covid-19, hepatitis B dan C, parvovirus atau penyebab muncul bercak-bercak merah pada kulit, dan virus herpes simpleks.

Selain itu, virus infeksi saluran pencernaan, virus Epstein-Barr, dan rubella juga dapat menyebabkan penyakit ini. Dalam beberapa kasus, ditemukan juga virus HIV di dalam tubuh beberapa penderita.

2. Bakteri

Selain virus, bakteri juga bisa menjadi salah satu penyebab dari miokarditis. Meski lebih jarang terjadi, miokarditis bisa disebabkan oleh komplikasi endokarditis, infeksi pada katup jantung dan dinding jantung yang disebabkan oleh bakteri.

Pada beberapa pasien yang mengalami difteri, sebuah racun yang diproduksi oleh bakteri C. diphtheriae menyebabkan pembentukan miokarditis dan membuat otot jantung menjadi kendur.

Hal ini menyebabkan jantung tidak bisa memompa darah secara efisien, sehingga bisa menjadi penyebab gagal jantung hanya dalam kurun waktu satu minggu.

Beberapa jenis bakteri dapat menyebabkan terjadinya peradangan, seperti Staphylococcus, Streptococcus, bakteri difteri, serta bakteri penyakit Lyme.

3. Parasit

Terdapat beberapa jenis parasit yang dapat menimbulkan peradangan pada miokardium, seperti Trypanosoma cruzi dan Toxoplasma gondii.

Selain itu, ada pula parasit yang disebarkan oleh serangga dan dapat menyebabkan suatu kondisi yang disebut sebagai Chagas disease. Sebenarnya penyakit ini lebih sering terjadi di wilayah Amerika. Namun, siapa saja bisa terjangkit, termasuk imigran dan pelancong dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

4. Fungi atau jamur

Infeksi jamur, seperti candida, aspergillus, dan histoplasma, berpotensi memicu terjadinya peradangan, terutama pada penderita dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk.

Faktor risiko miokarditis

Miokarditis adalah kondisi yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari apa kelompok ras dan berapa usia penderitanya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini.

Penting untuk Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda pasti akan menderita suatu penyakit atau kondisi kesehatan.

Dalam beberapa kasus, tidak menutup kemungkinan seseorang dapat terkena penyakit atau kondisi kesehatan tertentu tanpa adanya satu pun faktor risiko.

Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu Anda mengalami miokarditis:

1. Golongan usia tertentu

Meskipun kebanyakan penyakit jantung lebih sering dijumpai pada pasien berusia lanjut, peradangan miokardium lebih banyak ditemukan pada pasien berusia remaja hingga awal 30-an.

2. Jenis kelamin pria

Penyakit ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin pria, dua kali lebih banyak dibanding dengan pasien wanita.

3. Pengobatan atau mengonsumsi obat-obatan

Jika Anda menjalani pengobatan antibiotik seperti penicilin dan sulfonamida, pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radioterapi, obat anti kejang, serta obat ilegal atau rekreasional seperti kokain, Anda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit ini.

4. Terpapar radiasi atau zat kimia tertentu

Apabila Anda pernah terpapar zat kimia tertentu, seperti karbon monoksida, atau radiasi, Anda memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit ini.

5. Penderita penyakit tertentu

Untuk Anda yang menderita penyakit infeksi virus, seperti pneumonia, HIV, lupus, atau arthritis, dapat memperbesar kesempatan Anda untuk terkena penyakit ini.

Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak bisa mengalami penyakit ini. Tanda-tanda ini hanya untuk referensi saja. Anda harus konsultasi dokter spesialis untuk lebih jelasnya.

Komplikasi miokarditis

Apa saja komplikasi yang diakibatkan oleh miokarditis?

Tanpa pengobatan atau penanganan medis lebih lanjut, miokarditis dapat mengakibatkan komplikasi pada jantung Anda, di antaranya:

1. Gagal jantung

Peradangan miokardium dapat merusak otot jantung, sehingga jantung tidak dapat memompa darah dengan baik. Pada kasus yang parah, fungsi jantung tidak akan bekerja dengan baik dan membutuhkan alat bantu, bahkan transplantasi jantung.

2. Serangan jantung atau stroke

Jika jantung rusak dan tidak dapat memompa darah dengan sempurna, darah akan berpotensi menggumpal dan menyebabkan penyakit jantung koroner. Namun, jika gumpalan darah tersebut menyumbat arteri jantung, Anda dapat terkena serangan jantung.

Apabila penggumpalan darah berpindah menuju arteri yang terdapat di otak Anda, kemungkinan stroke dapat terjadi. Oleh sebab itu, miokarditis bisa menjadi salah satu penyebab serangan jantung yang membahayakan nyawa.

3. Henti jantung

Penyakit ini dapat mengakibatkan detak jantung menjadi tidak beraturan atau aritmia. Jika aritmia tidak segera diatasi, kondisi ini dapat meningkatkan risiko henti jantung secara mendadak. Hal ini dapat memicu masalah kesehatan yang fatal, bahkan dapat berujung kematian.

Diagnosis & pengobatan miokarditis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Miokarditis sulit untuk didiagnosis karena gejala yang tidak spesifik dan muncul relatif terlambat setelah peradangan terjadi. Namun, berikut adalah beberapa jenis tes yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis miokarditis:

Elektrokardiografi

Saat menggunakan elektrokardiografi, aktivitas listrik pada jantung Anda akan dideteksi oleh elektroda yang ditempelkan pada kulit. Aktivitas ini akan direkam saat muncul gelombang yang menunjukkan adanya tekanan listrik pada bagian-bagian berbeda pada jantung.

X-ray dada

Selain elektrokardiogram, X-ray juga memproduksi gambar pada film yang mengitari jantung, paru-paru, dan struktur lain pada bagian dada Anda. Dokter akan memahami informasi yang didapatkannya dari X-ray mengenai ukuran dan bentuk jantung Anda.

Ekokardiogram

Jika elektrokardiogram merekam aktivitas listrik pada jantung, ekokardiogram berfungsi untuk membuat gambar jantung atau menganalisis aliran darah Anda. Suara gelombang yang digunakan untuk menggambar jantung tersebut dikirimkan oleh tubuh Anda melalui transduser atau alat terbuat dari plastik yang berukuran kecil.

Suara tersebut nantinya akan dikembalikan ke dalam transduser yang digunakan untuk memproduksi gambar jantung dan strukturnya.

Magnetic resonance imaging (MRI)

Meski jarang digunakan, MRI juga merupakan salah satu alat yang bisa digunakan untuk mendiagnosis miokarditis. MRI dapat menghasilkan gambar melalui medan magnet dan gelombang radio.

Biopsi jantung

Sementara itu, biopsi jantung terkadang digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis yang telah dilakukan, untuk memastikan apakah pasien benar-benar mengalami miokarditis.

Apa saja pilihan pengobatan untuk miokarditis?

Pengobatan untuk penyakit jantung ini meliputi:

  • Penggunaan antibiotik atau obat anti-inflamasi untuk mengurangi peradangan.
  • Gunakan diuretik untuk mengurangi kelebihan air dalam tubuh.
  • Kurangi makan makanan yang bergaram.
  • Batasi mobilisasi.

Jika Anda memiliki otot jantung yang lemah, dokter akan memberikan beberapa obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gagal jantung.

Perangkat seperti alat pacu jantung juga dapat digunakan ketika detak jantung Anda menjadi tidak menentu. Selain itu, Anda akan diberikan obat pengencer darah jika Anda memiliki gumpalan darah yang tidak biasa muncul di jantung Anda.

Dalam kasus yang lebih parah, dokter akan melakukan operasi transplantasi jantung jika kontraksi jantung Anda terlalu lemah.

Pengobatan di rumah untuk miokarditis

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi miokarditis?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi miokarditis:

  • Istirahatlah yang cukup dan seimbangkan dengan olahraga ringan. Dokter Anda akan memberitahu Anda apa kegiatan fisik yang dapat Anda lakukan pada saat dan setelah proses pengobatan.
  • Kurangi konsumsi makanan dengan kandungan garam tinggi, batasi meminum minuman berkarbonasi dan hindarilah rokok. Dokter Anda akan memberitahu Anda apa jenis minuman yang harus Anda hindari serta berapa jumlah garam yang tepat untuk makanan Anda.
  • Selalu periksakan diri Anda ke dokter untuk mengetahui perkembangan penyakit serta kesehatan Anda.
  • Ikuti anjuran dokter, jangan mengonsumsi obat yang tidak diresepkan oleh dokter atau tidak menggunakan obat diresepkan untuk Anda

Pencegahan miokarditis

Sebenarnya, tidak ada pencegahan yang spesifik untuk mengatasi miokarditis. Namun, Anda mungkin bisa melakukan beberapa pencegahan yang biasanya dilakukan untuk menghindari infeksi, seperti berikut.

Hindari orang yang sakit flu hingga benar-benar sembuh

Jika Anda merasa bahwa orang di sekitar memiliki penyakit seperti flu, atau seperti sedang terkena virus, sebaiknya hindari kontak langsung dengannya hingga orang tersebut benar-benar sembuh.

Sebaliknya, apabila Anda sedang mengalami flu atau berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus, usahakan untuk tidak menularkan kondisi yang Anda alami pada orang lain.

  • Selalu terapkan kebersihan di mana pun berada

Penyakit yang berhubungan dengan virus sering kali identik dengan kebiasaan yang kurang bersih. Maka itu, untuk menghindari terjangkit berbagai macam virus dan bakteri yang tidak diinginkan, selalu terapkan kebiasaan hidup yang bersih.

Salah satunya adalah dengan rutin mencuci kedua tangan hingga bersih. Khususnya, apabila Anda baru menyentuh sesuatu yang biasa disentuh oleh orang banyak.

  • Hindari gaya hidup yang berisiko

Untuk menghindari penyakit seperti HIV, tentu Anda harus memilah-milah gaya hidup mana yang dapat meningkatkan risiko Anda terjangkit virus tersebut. Sebagai contoh, hindari seks bebas dan penggunaan obat-obatan terlarang.

  • Lakukan vaksin

Salah satu tindakan preventif lain yang mungkin bisa Anda lakukan adalah vaksin. Ikuti jadwal untuk mendapatkan vaksin dari berbagai virus, termasuk vaksin rubella dan influenza, yaitu dua jenis virus yang dapat menjadi penyebab miokarditis.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 24/11/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan