Salah satu dampak serius dari komplikasi kehamilan yang tidak ditangani dengan baik ialah eklampsia. Sering disamakan dengan preeklampsia, inilah penjelasan lengkap tentang apa itu eklampsia, gejala, hingga penanganannya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Salah satu dampak serius dari komplikasi kehamilan yang tidak ditangani dengan baik ialah eklampsia. Sering disamakan dengan preeklampsia, inilah penjelasan lengkap tentang apa itu eklampsia, gejala, hingga penanganannya.
Eklampsia adalah bentuk komplikasi kehamilan parah dari preeklampsia. Kondisi ini ditandai dengan darah tinggi yang menyebabkan serangan kejang pada masa kehamilan.
Eclampsia paling sering ditemukan setelah minggu ke-20 kehamilan atau trimester dua. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berakibat fatal bagi ibu dan janin.
Pemantauan berkala dan perubahan gaya hidup harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi ibu hamil dengan eklampsia.
Eklampsia termasuk komplikasi kehamilan yang jarang terjadi alias langka. Kondisi ini bisa menyerang sekitar 1 dari 200 ibu hamil dengan preeklampsia.
Anda memang tetap berisiko mengalami komplikasi kehamilan ini meskipun tidak memiliki riwayat kejang sebelumnya.
Kejang-kejang merupakan gejala utama dari eklampsia. Kondisi ini biasanya disertai dengan disorientasi dan kebingungan karena aktivitas otak yang tidak normal.
Selain itu, eclampsia mungkin juga disertai dengan gejala preeklampsia seperti berikut.
Cleveland Clinic menyebutkan bahwa meskipun eclampsia adalah komplikasi dari preeklampsia, kondisi ini sering kali tidak disertai dengan gejala di atas. Artinya, ibu hamil bisa kejang mendadak.
Apabila Anda mengalami berbagai gejala di atas atau memiliki riwayat tiba-tiba kejang saat hamil, segera periksakan kondisi Anda ke dokter.
Kejang karena eklampsia bisa terjadi selama kehamilan atau sesaat setelah melahirkan. Kondisi ini bisa terjadi lebih dari satu kali dengan durasi rata-rata 60-75 detik.
Kejang karena eclampsia bisa terbagi menjadi dua fase seperti berikut.
Kejang fase kedua bisa berakhir dengan hilangnya kesadaran selama beberapa saat. Inilah yang disebut sebagai masa kritis.
Mengutip dari laman Mayo Clinic, sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab eklampsia.
Kejang yang terjadi saat eklampsia dinilai tidak berkaitan dengan kondisi otak, seperti pada kejang epilepsi. Kondisi ini justru lebih dikaitkan dengan kelainan bentuk dan fungsi plasenta.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa kejang akibat eklampsia terjadi karena kerusakan pembuluh darah. Kerusakan ini disebabkan oleh tekanan darah yang meningkat selama kehamilan.
Eklampsia memang merupakan kondisi yang sangat jarang ditemukan. Komplikasi kehamilan ini dinilai lebih rawan terjadi pada ibu hamil dengan kondisi berikut.
Jika tidak segera diatasi, eklampsia bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti berikut.
Untuk mendiagnosis eklampsia, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bertanya mengenai riwayat kesehatan keluarga. Jangan lupa untuk membawa riwayat pemeriksaan kehamilan Anda.
Setelah itu, dokter bisa melakukan beberapa tes berikut untuk menegakkan hasil diagnosis.
Selain itu, dokter juga akan melakukan USG untuk memantau detak jantung, ukuran, dan pergerakan janin.
Persalinan yang dilakukan lebih awal merupakan salah satu cara untuk mengatasi preeklampsia maupun eklampsia. Melanjutkan kehamilan dengan eklampsia justru bisa berakibat fatal.
Persalinan lebih awal biasanya dilakukan jika janin sudah memasuki usia 36 minggu atau ketika paru-paru sudah cukup matang.
Selalu ikuti saran dokter untuk menentukan apakah Anda lebih baik menjalani persalinan normal atau operasi caesar.
Apabila Anda sudah didiagnosis dengan preeklampsia atau gejala eklampsia masih bisa dikendalikan, berikut adalah beberapa obat yang bisa diberikan.
Setiap ibu hamil bisa menerima jenis obat yang berbeda, sesuai tingkat keparahan dan kondisi janin.
Selain menerima pengobatan dari dokter, ibu hamil dengan eklampsia juga harus melakukan perawatan rumahan, seperti mengurangi aktivitas berat dan meningkatkan waktu istirahat.
Sampai saat ini, belum ada cara khusus yang bisa mencegah preeklampsia maupun eklampsia. Namun, berikut ini adalah beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan risikonya.
Sementara itu, ibu hamil dengan preeklampsia biasanya diberikan aspirin untuk mengurangi risiko berkembangnya eclampsia.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar