backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Dislokasi

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 01/12/2020

Dislokasi

Definisi dislokasi

Apa itu dislokasi?

Dislokasi adalah kondisi tulang bergeser dari sendi atau posisi yang seharusnya. Sebagai contoh, bagian atas tulang lengan seharusnya menempel pada sendi bahu Anda. Ketika tulang bergeser atau keluar dari sendi tersebut, Anda mengalami dislokasi bahu.

Dislokasi paling sering terjadi pada bahu dan jari. Bagian tubuh lainnya yang biasa mengalami pergeseran tulang adalah siku, lutut, dan panggul. Sendi dan tulang yang pernah mengalami dislokasi, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami hal yang sama di lain waktu.

Kondisi ini umumnya terjadi akibat adanya pergerakan tiba-tiba pada sendi, atau adanya benturan keras di bagian tubuh tersebut. Biasanya penderita akan merasakan sakit yang luar biasa dan memiliki pergerakan tubuh yang tidak seimbang, bahkan kesulitan untuk bergerak.

Mengingat dalam kondisi ini berarti tulang tidak terletak di posisi normalnya, Anda harus segera mendapatkan pertolongan dan penanganan medis secepat mungkin. Kondisi tulang bergeser yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan kerusakan pada ligamen, saraf, atau pembuluh darah.

Seberapa umumkah dislokasi?

Dislokasi merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang umum terjadi. Ya, gangguan pada sistem gerak ini dapat terjadi pada hampir seluruh bagian sendi di dalam tubuh.

Namun, beberapa jenis sendi yang paling sering mengalami dislokasi adalah:

  • Jari
  • Bahu
  • Lutut
  • Siku
  • Pinggang
  • Rahang

Dislokasi dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa saja. Namun, angka kejadiannya lebih banyak ditemukan pada orang tua dan anak-anak.

Orang-orang yang berusia lanjut cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mudah jatuh. Hal ini disebabkan karena lansia memiliki keterbatasan dalam pergerakan dan kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh pun menurun.

Selain itu, anak-anak juga lebih rentan dan berisiko terjatuh saat sedang bermain, terutama di area bermain yang tidak aman dan kurang mendapatkan pengawasan orangtua.

Orang-orang yang biasanya melakukan aktivitas fisik yang berat dan mengikuti kegiatan olahraga tertentu, seperti atlet, juga memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami kondisi ini.

Tanda-tanda & gejala dislokasi

Gejala-gejala umum dari dislokasi adalah:

  • Tulang terlihat tidak pada tempatnya.
  • Bengkak dan muncul memar.
  • Sendi terasa nyeri saat Anda bergerak.
  • Mati rasa atau kesemutan di sekitar area yang terdislokasi.
  • Tidak dapat bergerak atau pergerakan pada sendi yang terdampak menjadi terbatas.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Tubuh masing-masing penderita akan menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mengetahui seperti apa penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, selalu periksakan apapun gejala yang Anda alami ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.

Penyebab dislokasi

Dislokasi adalah kondisi yang terjadi ketika sendi dipaksa melakukan gerakan ekstrem secara mendadak. Selain itu, benturan yang tidak seimbang juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Umumnya, dislokasi terjadi akibat adanya kecelakaan kendaraan bermotor, terjatuh di posisi yang tidak tepat, atau ada trauma lainnya.

Ketika dislokasi terjadi, ligamen dapat mengalami kerobekan. Ligamen adalah jaringan ikat berserat yang bersifat fleksibel. Fungsi dari ligamen adalah menghubungkan tulang-tulang dan jaringan tulang rawan di dalam tubuh.

Sebagai contoh, sendi-sendi yang terdapat di pinggang dan bahu disebut dengan sendi peluru. Apabila terdapat gerakan yang terlalu dipaksakan pada ligamen sendi tersebut, sebagian dari sendi akan terlepas dari tempatnya.

Pada umumnya, kondisi ini dapat terjadi pada semua sendi di dalam tubuh. Namun, bagian tubuh yang paling sering mengalami pergeseran tulang dan sendi adalah bahu.

Faktor-faktor risiko dislokasi

Dislokasi adalah kondisi kelainan yang dapat terjadi pada hampir semua orang, terlepas dari berapa pun usianya dan apa golongan rasnya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.

Perlu Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda pasti akan mengalami suatu kondisi atau penyakit. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang dapat menderita suatu penyakit tanpa adanya satu pun faktor risiko.

Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya dislokasi adalah:

1. Usia

Meskipun dislokasi dapat terjadi pada siapa pun, angka kejadiannya cukup banyak ditemukan pada anak-anak dan  lansia.

Pada anak-anak, kondisi ini sering terjadi akibat pergerakan tubuh yang aktif, berada di tempat yang kurang aman, serta pengawasan orang tua yang kurang.

Sementara itu, orang-orang berusia lanjut juga rentan mengalami kondisi ini karena menurunnya kemampuan menjaga keseimbangan tubuh, serta keadaan sendi tubuh yang tidak lagi fleksibel.

2. Tubuh rentan jatuh

Apabila Anda terjatuh, kesempatan Anda untuk mengalami dislokasi bahu jauh lebih besar, terlebih jika Anda menggunakan salah satu bagian tubuh untuk menahan, seperti lengan atau bahu.

3. Keturunan keluarga

Beberapa orang terlahir dengan ligamen-ligamen tubuh yang lebih longgar, sehingga tubuh mereka cenderung lebih rentan mengalami kecelakaan dan pergeseran sendi hingga akhirnya dislokasi.

4. Berpartisipasi dalam kegiatan olahraga

Kondisi ini sangat sering terjadi pada kegiatan olahraga yang melibatkan kontak fisik, seperti senam, gulat, basket, dan sepak bola.

Maka dari itu, apabila Anda sering atau aktif mengikuti kegiatan olahraga seperti ini, peluang Anda untuk mengalami cedera akibat pergeseran bahu jauh lebih besar.

5. Kecelakaan

Kecelakaan kendaraan bermotor merupakan penyebab paling umum dari dislokasi. Kondisi pergeseran tulang dan sendi pun akan semakin parah apabila tidak mengenakan sabuk pengaman saat berkendara.

Diagnosis & pengobatan dislokasi

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Dislokasi termasuk kondisi yang terkadang sulit untuk didiagnosis. Hal ini dikarenakan pergeseran tulang dan sendi umumnya memiliki gejala yang menyerupai patah tulang.

Apabila dislokasi terjadi, Anda harus segera mendapatkan penanganan medis secepat mungkin. Saat mendiagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada area yang mengalami cedera.

Pertama-tama, dokter akan mengecek sirkulasi darah pada area yang cedera. Dokter juga akan memeriksa apakah ada deformitas atau kerusakan pada kulit.

Apabila dokter meyakini Anda mengalami dislokasi atau patah tulang, Anda akan diminta melakukan tes pengambilan gambar atau pencitraan, seperti X-ray dan MRI. Teknik pencitraan yang dipilih tergantung pada bagian tubuh mana yang terdampak.

Berikut adalah beragam tes yang harus dilakukan ketika Anda mengalami dislokasi:

1. X-ray

Prosedur pengambilan gambar dengan x-ray dilakukan untuk melihat apakah ada kerusakan sendi atau patah tulang pada bagian tubuh yang cedera.

2. MRI (magnetic resonance imaging)

Tes ini dapat membantu dokter memeriksa kerusakan pada jaringan lunak yang berada di sekitar sendi yang terdislokasi.

Bagaimana dislokasi ditangani?

Penanganan dan tindakan medis yang diambil tergantung pada di bagian sendi mana dislokasi terjadi. Hal ini juga mungkin akan tergantung pada tingkat keparahan dari kondisi yang Anda alami.

Pertolongan dan tindakan pertama yang harus Anda lakukan adalah metode RICE (Rest, Ice, Compression, and Elevation). Pada beberapa kasus, sendi yang bergeser dapat kembali normal ke posisi semula setelah tindakan RICE ini dilakukan.

  • Rest (istirahat): dianjurkan untuk hentikan aktivitas apapun sesegera mungkin.
  • Ice (kompres es): area yang cedera dikompres dengan air dingin selama 10 menit.
  • Compression (tekanan): teknik ini dilakukan dengan cara memberikan tekanan dengan perban.
  • Elevation (mengangkat): kaki atau tangan yang cedera diangkat dengan posisi atau tinggi melebihi kepala kita saat berbaring.

Apabila teknik tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda cedera akan membaik, Anda harus segera ke dokter dan minta pertolongan medis yang paling sesuai dengan kondisi Anda.

1. Manipulasi

Pada metode ini, dokter akan memanipulasi atau mereposisi sendi kembali ke tempatnya semula. Anda akan diberikan obat bius agar tidak merasakan sakit dan otot Anda pun lebih rileks. Hal ini dapat membantu mempermudah prosedur.

2. Imobilisasi

Setelah sendi kembali ke tempat normalnya, dokter mungkin akan meminta Anda mengenakan sling, splint, atau bebat selama beberapa minggu. Tujuannya adalah mencegah sendi bergerak dan memungkinkan untuk penyembuhan sempurna.

Waktu yang dibutuhkan untuk sembuh umumnya bervariasi, tergantung pada bagian sendi dan tingkat keparahannya.

3. Obat-obatan

Anda mungkin akan merasakan sakit yang berlebih setelah melakukan prosedur-prosedur di atas. Apabila kondisi ini terjadi, dokter akan memberikan obat pereda nyeri seperti aspirin, ibuprofen, atau naproksen untuk mengurangi rasa sakit.

4. Operasi

Jika dislokasi telah memengaruhi saraf dan pembuluh darah Anda, dokter akan merekomendasikan prosedur bedah atau operasi. Prosedur ini juga dilakukan apabila dokter tidak dapat mengembalikan tulang ke posisi semula.

Agar pergeseran tulang tidak menjadi semakin parah, tim bedah mungkin akan merekonstruksi sendi dan memperbaiki struktur yang rusak.

5. Rehabilitasi

Rehabilitasi dilakukan setelah prosedur manipulasi atau operasi telah dilakukan dan Anda sudah tidak menggunakan alat bantu apapun untuk berjalan.

Tujuan dari rehabilitasi adalah untuk mengembalikan kekuatan otot dan keseimbangan tubuh.

Pengobatan di rumah untuk dislokasi

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi dislokasi:

  • Istirahatkan sendi yang terdislokasi. Hindari aktivitas tertentu yang menyebabkan rasa sakit, hindari pergerakan yang menyakitkan.
  • Kompres menggunakan air hangat atau es pada sendi yang terdislokasi. Meletakkan es pada sendi yang terdislokasi dapat mengurangi kemerahan dan nyeri. Pada hari pertama atau kedua, gunakan kompres dingin selama 15 hingga 20 menit. Setelah gejala membaik, gunakan kompres hangat selama 20 menit untuk merilekskan otot.
  • Latihan pergerakan setelah 1 – 2 hari, lakukan beberapa latihan ringan yang membantu menjaga fungsi normal sendi.

Bila ada pertanyaan lain tentang dislokasi, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Komplikasi dislokasi

Apa saja komplikasi yang diakibatkan oleh dislokasi?

Jika kondisi ini tidak segera diatasi dan mendapatkan pertolongan medis, kemungkinan dapat terjadi beberapa komplikasi kesehatan yang meliputi:

  • Robek pada otot, ligamen, dan tendon di sekitar sendi yang cedera.
  • Kerusakan pada saraf atau pembuluh darah di dalam atau sekitar sendi.
  • Lebih rentan mengalami cedera di lain waktu.
  • Berisiko menderita arthritis pada sendi yang cedera saat Anda bertambah tua.
  • Pencegahan dislokasi

    Menurut Intermountain Healthcare, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya dislokasi, seperti:

    1. Berhati-hati dan menghindari jatuh

    Beberapa cara yang bisa dilakukan agar bisa menghindari jatuh adalah:

    • Singkirkan berbagai benda yang mungkin menyebabkan Anda terjungkal atau tersandung saat berjalan di dalam rumah.
    • Selalu fokus perhatikan jalanan saat sedang berjalan di luar rumah.
    • Gunakan kacamata atau lensa kontak jika memiliki masalah penglihatan agar lebih peka terhadap kondisi sekitar.
    • Pahami setiap efek samping seperti sakit kepala atau pusing dari obat yang Anda gunakan.
    • Gunakan keset untuk lantai yang tidak licin sehingga Anda tidak mudah terpeleset saat di kamar mandi.

    2. Gunakan perlengkapan keselamatan saat berolahraga

    Gunakan perlengkapan yang tepat saat hendak melakukan olahraga. Biasanya, perlengkapan berolahraga meliputi:

    • Pelindung siku.
    • Pelindung lutut.
    • Pelindung kepala (helm).
    • Masker pelindung wajah.

    Anda juga disarankan untuk lebih berhati-hati menggunakan sendi yang sebelumnya pernah mengalami dislokasi. Hal ini penting untuk menghindari cedera yang tidak diinginkan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 01/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan