backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Homeschooling atau Sekolah Formal? Ini yang Perlu Dipahami

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 14/06/2023

Homeschooling atau Sekolah Formal? Ini yang Perlu Dipahami

Banyak orangtua yang kini melirik metode pembelajaran homeschooling untuk melatih perkembangan kognitif anak. Apalagi, orangtua dapat menyeleksi sendiri kurikulum dan pengajar yang dianggap sesuai untuk anaknya.

Namun, apakah homeschooling benar cocok untuk anak Anda daripada sekolah biasa? Simak penjelasannya sebagai berikut.

Apakah yang dimaksud dengan homeschooling?

aktivitas fisik anak sekolah dasar

Homeschooling adalah menyekolahkan anak di rumah. Jadi, ini merupakan kondisi saat anak belajar pendidikan formal dengan orangtua atau pengajar di rumah.

Umumnya, pada perkembangan anak usia sekolah, ia akan pergi ke sekolah formal untuk mendapatkan pendidikan.

Namun, lain cerita dengan homeschooling yang dilakukan di rumah tanpa bertemu teman-teman sebaya di sekolah.

Meski tidak seumum belajar di sekolah, dilansir dari The Best schools, homeschooling sebenarnya metode belajar tradisional yang sudah ada sejak lama.

Namun, saat ini, terutama sejak awal mula terjadinya pandemi COVID-19, semakin banyak orangtua yang merasakan manfaat homeschooling sebagai pilihan sekolah untuk anak mereka.

Banyak orangtua yang merasa homeschooling merupakan cara belajar yang paling tepat saat anak-anak mereka belum diperbolehkan kembali belajar di sekolah secara langsung.

Akan tetapi, tidak sedikit juga orangtua yang berpendapat bahwa sistem pembelajaran dan kurikulum yang diterapkan dalam homeschooling lebih baik dari sekolah formal.

Perbedaan homeschooling dan sekolah formal

manfaat sains

Saat memutuskan untuk memberikan pendidikan anak melalui homeschooling, tentu Anda harus memikirkan beberapa pertimbangan secara matang.

Pasalnya, terdapat beberapa perbedaan antara homeschooling dan sekolah formal, berikut di antaranya.

1. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran full day school atau di sekolah formal biasanya telah ditentukan oleh pihak sekolah berdasarkan kurikulum pemerintah, dan Anda tidak bisa menolaknya.

Pelajaran di sekolah formal umumnya diajarkan kepada anak semata agar ia bisa menyelesaikan ujian akhir di sekolah dengan baik.

Sementara pada homeschooling, orangtua dapat membuat atau memilih kurikulum berdasarkan pengetahuan yang sesuai dengan usia anak.

Orangtua juga bisa meningkatkan materi belajar pada mata pelajaran yang dikuasai anak. Metode pembelajaran homeschooling juga tidak melulu fokus pada buku teks karena melibatkan banyak praktik.

2. Lingkungan tempat belajar

Saat belajar di sekolah formal, anak akan melalui proses belajar di lingkungan atau suasana yang cukup kondusif dengan fasilitas yang memadai, seperti layar LCD hingga laboratorium.

Anak juga akan bertemu dengan guru dan teman-teman sebaya serta mengikuti aturan yang berlaku. Hal ini, sedikit banyak bisa memengaruhi pembentukan karakter anak.

Perbedaan dengan sekolah formal, homeschooling memiliki kontrol penuh terhadap lingkungan belajar anak, baik di sekolah atau sesekali di tempat tertentu yang disepakati.

Dengan homeschooling, Anda dapat membatasi atau memperkecil risiko gangguan belajar dan menyediakan waktu agar anak bersosialisasi setelah pelajaran usai.

3. Perhatian terhadap anak

Di sekolah formal, perhatian guru terbagi kepada seluruh anak dalam satu kelas. Satu orang guru harus menyampaikan materi dengan tepat agar anak dengan karakteristik dan kemampuan berbeda bisa memahaminya.

Agar tidak tertinggal pelajaran, anak di sekolah formal harus bisa mandiri dan berusaha mengejar materi sendiri atau dengan bantuan teman-temannya.

Berbeda dengan sekolah formal, hanya akan ada satu tutor untuk satu murid dalam homeschooling. Artinya, perhatian tutor atau pengajar hanya akan tertuju pada anak Anda.

Saat anak tidak memahami mengenai suatu materi, ia bisa segera memberi tahu pengajar, sehingga anak akan diberikan pemahaman sampai benar-benar mengerti.

4. Perkembangan sosial anak

Belajar di sekolah formal dapat membantu meningkatkan perkembangan sosial anak. Bukan cuma itu, anak pun menjadi lebih mandiri dan belajar menghargai orang lain.

Sebab, ia bertemu dengan banyak orang, termasuk guru dan teman. Anak juga diajarkan untuk bisa berkompetisi dalam satu kelas dan berlomba-lomba mendapatkan nilai terbaik.

Sementara saat homeschooling, anak mungkin akan lebih sulit mendapatkan pengalaman bersosialisasi saat sekolah di rumah. Bahkan, teman belajarnya kemungkinan hanya saudara yang tinggal satu rumah dengannya.

Maka dari itu, Anda juga harus membantu meningkatkan kemampuan sosial anak. Misalnya, membiarkan anak ikut bergabung di dalam komunitas atau les yang sesuai dengan hobinya.

5. Kesehatan dan keamanan anak

Pergi ke sekolah setiap hari membuat orangtua harus siap dengan berbagai risiko kesehatan, termasuk kemungkinan tertular virus dan bakteri dari luar.

Meski lingkungan sekolah tampak bersih, sayangnya, Anda tidak tahu apakah anak memiliki kesadaran penuh untuk selalu menjaga kebersihan diri selama berada di luar rumah.

Belum lagi dengan bertemunya banyak orang di sekolah, ia mungkin saja mengalami penyakit infeksi pada anak yang rentan seperti cacar, flu, dan lain-lainnya.

Jika anak belajar dari rumah atau homeschooling, Anda bisa menjaga kebersihan anak dengan lebih maksimal.

Anda juga bisa selalu mengingatkan anak untuk menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan sebelum makan.

Ini bisa menjadi salah satu kelebihan homeschooling karena lebih efektif bagi Anda yang merasa khawatir dalam menjaga kesehatan dan keamanan anak.

Jadi, apakah homeschooling pilihan yang baik untuk anak Anda?

anak belajar di sekolah formal atau homeschooling

Sebagian orangtua mungkin masih ragu untuk menerapkan metode homeschooling pada anak. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena ini merupakan metode belajar yang sah atau legal dan tidak sedikit anak yang telah menjalaninya.

Meski begitu, Anda perlu mempertimbangkan banyak hal karena setiap anak akan merasakan pengaruh yang berbeda. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan apakah metode homeschooling dapat membantu anak belajar lebih baik.

Ada beberapa faktor yang patut menjadi pertimbangan utama Anda untuk memilih homeschooling, seperti berikut ini.

1. Disabilitas pada anak

Anak yang memiliki disabilitas, khususnya fisik, mungkin akan kesulitan belajar sesuai dengan kebutuhannya di sekolah formal karena waktu dan sumber belajar yang terbatas.

Homeschooling mungkin adalah pilihan yang tepat bagi anak disabilitas karena ia bisa belajar sesuai dengan kapasitasnya, dan Anda bisa mengawasi anak tanpa rasa khawatir.

2. Orangtua kerap pindah lokasi kerja

Memiliki orangtua yang sering pindah kerja ke berbagai daerah atau negara membuat anak perlu beradaptasi berulang kali di sekolah barunya, karena ia harus ikut pindah sekolah.

Dalam kondisi seperti ini, homeschooling mungkin menjadi pilihan tepat. Dengan begitu, anak Anda bisa melanjutkan sekolah secara normal dari mana pun.

3. Kegiatan anak yang padat

Banyak anak yang sudah bisa memiliki kesempatan untuk berkarya dan mencetak prestasi di luar bidang pendidikan. Namun, tidak jarang hal ini membuat anak kesulitan mengikuti jadwal sekolah formal.

Pada kondisi ini, Anda mungkin perlu mempertimbangkan pendidikan di rumah agar anak tidak melupakan kewajibannya untuk belajar.

Persiapan yang diperlukan untuk homeschooling

car amenghadapi ujian sekolah

Jika Anda memutuskan homeschooling adalah pilihan yang tepat untuk anak Anda, maka ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa saja yang perlu dipersiapkan.

Persiapan tersebut umumnya meliputi berikut ini.

1. Cari informasi sebanyak-banyaknya

Meski sekilas terlihat santai, Anda sebaiknya tidak menyepelekan sistem pendidikan homeschooling karena akan menentukan kesuksesan anak pada masa depan.

Jadi, pastikan Anda memahami sistem ini dengan baik. Penting untuk mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang metode sekolah di rumah ini. 

Anda bisa mencari informasi di buku, internet, mendatangi pusat kegiatan belajar yang menyediakan sistem ini, atau bertanya langsung ke orangtua lain yang sudah menjalankannya lebih dahulu. 

2. Ajak anak berdiskusi

Anak juga mungkin tidak dapat merasakan manfaat homeschooling jika tidak bisa menikmati prosesnya.

Itu tandanya, pendapat dan persetujuan anak dalam menerapkan sistem pendidikan adalah hal yang penting.

Oleh karena itu, jelaskan kepada anak tentang perbedaan homeschooling dan sekolah formal. Lalu, buatlah keputusan bersama untuk menerapkan sistem belajar ini. 

3. Lihat kemampuan finansial keluarga

Persiapan lain untuk memberikan pendidikan homeschooling untuk anak adalah urusan finansial.

Anda tidak disarankan untuk memaksakan diri jika biaya sekolah di rumah ini tidak sesuai dengan kondisi finansial keluarga.

Masalahnya, biaya homeschooling amat bervariasi. Hal ini biasanya tergantung pada program yang dirancang untuk anak dan tenaga pengajar atau tutor yang digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar.

Jika keuangan Anda terbatas, mungkin Anda bisa memilih metode sekolah di rumah yang disediakan oleh PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). 

Sebaliknya, jika keuangan Anda cukup mapan, sistem sekolah di rumah dengan kurikulum internasional dan bantuan tenaga pengajar dari luar bisa dipertimbangkan.

Buatlah pilihan yang bijak dan paling sesuai dengan situasi dan kondisi, termasuk keuangan Anda.

Kesimpulan

  • Keputusan untuk menyekolahkan anak di sekolah formal atau di rumah ada di tangan Anda sebagai orangtua. Jangan lupa untuk menanyakan pendapat anak apa yang ia inginkan.
  • Jika anak sangat menginginkan untuk menempuh pendidikan di sekolah formal, jangan memaksanya untuk homeschooling, begitupun sebaliknya.
  • Kunci utamanya adalah bagaimana Anda sebagai orangtua mampu mengomunikasikan kebutuhan dan kemampuan anak pada pengajar, baik di sekolah maupun rumah.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 14/06/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan