backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Cara Menyendawakan Bayi yang Nyaman dan Aman

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 19/05/2023

Cara Menyendawakan Bayi yang Nyaman dan Aman

Tak hanya orang dewasa yang perlu sendawa, bayi juga perlu sendawa agar tubuhnya lebih nyaman. Biasanya kegiatan ini dilakukan setiap kali ibu selesai menyusui, baik ASI maupun susu formula. Namun, tak sedikit orangtua baru yang bingung bagaimana cara yang tepat untuk menyendawakan bayi.

Ketahui pentingnya menyendawakan bayi dan cara yang tepat di bawah ini.

Pentingnya menyendawakan bayi

bayi sendawa terus

Sama seperti pada orang dewasa, bersendawa sangat penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan bayi.

Jika tidak keluarkan, gelembung udara yang terperangkap bisa membuat bayi lebih cepat kenyang padahal sebenarnya bayi belum menyimpan cukup makanan di perut.

Akibatnya, bayi tidak mendapat cukup gizi yang sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhannya.

Pada banyak kasus, terlalu banyak gas yang masuk, terperangkap, dan tidak dikeluarkan akan membuat bayi kembung, sakit perut, rewel, dan merasa gelisah.

Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyendawakan bayi juga dilakukan sebagai cara untuk mencegah gumoh pada bayi.

Bayi yang sudah disendawakan juga akan merasa nyaman dan membuat jam tidur bayi lebih baik.

Pada dasarnya, Anda hanya perlu membuat bayi sendawa saat si Kecil butuh.

Beberapa bayi akan bersendawa dengan sendirinya tanpa bantuan, sedangkan bayi lainnya mungkin perlu dibantu karena otot tubuhnya belum berkembang sempurna.

Bayi umumnya perlu bersendawa saat atau setiap habis menyusui. Pasalnya, saat minum susu, bayi akan menelan udara yang bisa masuk dan terjebak di dalam sistem pencernaan.

Selain karena menelan udara, ada beberapa kondisi lain yang juga dapat menimbulkan gas pada perut bayi saat atau setelah minum susu, yaitu sebagai berikut.

  • Makanan mengandung gas yang ibu konsumsi (brokoli, kembang kol, dan produk susu).
  • Reaksi alergi atau intoleransi makanan dari asupan ibu atau dari kandungan susu formula.
  • Proses penyerapan susu di dalam usus.
  • Kapan bayi perlu bersendawa?

    Ada beberapa kondisi yang dikenali sebagai tanda kapan bayi perlu bersendawa, yaitu sebagai berikut. 
    • Setiap bayi selesai minum susu formula atau ASI.
    • Ketika pindah posisi menyusu dari satu payudara ke sisi satunya.
    • Saat bayi rewel usai menyusu.
    • Saat bayi rewel setelah bangun tidur. Ini biasanya terjadi saat Anda tidak membuatnya bersendawa tepat setelah menyusui, misalnya karena bayi terlanjur tidur.

    Cara menyendawakan bayi dengan aman

    Berikut beberapa cara menyendawakan bayi yang bisa Anda ikuti.

    1. Gendong di dada atau bahu

    cara menyendawakan bayi

    Cara ini paling sering dilakukan oleh orangtua untuk menyendawakan bayi setelah menyusu. Ada dua posisi yang bisa dicoba, yaitu menggendong bayi di dada atau di bahu.

    Posisi ini bisa disesuaikan dengan kenyamanan orangtua ketika ingin membuat bayi sendawa.

    Bila Anda ingin melihat wajah bayi ketika sedang sendawa, Anda juga bisa lakukan cara ini sambil berkaca di depan cermin, sehingga bisa melihat apakah posisi bayi sudah nyaman atau belum.

    Menyendawakan bayi di dada

    Cara menyendawakan bayi sambil digendong di dada termasuk yang paling mudah dan sering digunakan pada bayi baru lahir. Berikut langkah-langkahnya.

    1. Letakkan kain di atas bahu untuk melapisi dan melindungi pakaian yang Anda gunakan dari liur bayi.
    2. Gendong dan letakkan bayi di dada sehingga dagunya bertumpu pada bahu Anda (lihat gambar atas).
    3. Pegangi bayi dengan satu tangan.
    4. Di waktu yang bersamaan tangan Anda yang lain menepuk-nepuk dan mengusap lembut punggungnya untuk mengeluarkan gas dalam perutnya.

    Menyendawakan bayi di bahu

    Cara menyendawakan bayi dengan menggendong di bahu biasanya dilakukan pada bayi yang usianya sudah cukup besar.

    Setidaknya leher bayi sudah kuat untuk menopang kepalanya sendiri, berikut beberapa langkah yang bisa dicoba.

    1. Letakkan kain atau handuk kecil di atas bahu Anda dan usahakan untuk menutupi separuh sisi punggung.
    2. Gendong dan pegang bayi di atas bahu. Posisikan perut bayi ada di bahu Anda, sehingga perutnya agak tertekan.
    3. Pegangi bayi dengan satu tangan.
    4. Di waktu yang bersamaan, tangan Anda yang lain menepuk-nepuk dan mengusap lembut punggungnya agar udara keluar dari dalam perutnya.
    5. Pastikan bayi dapat bernapas dengan nyaman dan tidak merosot terlalu jauh dari bahu.

    2. Mendudukkan bayi di pangkuan

    cara menyendawakan bayi

    Mungkin sebagian orangtua ragu membuat bayi sendawa dengan cara ini karena posisinya yang cukup sulit, khususnya untuk bayi baru lahir.

    Namun, Anda bisa mencobanya dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini.

    1. Pasangkan celemek atau kain di atas pangkuan Anda untuk mengantisipasi ludah yang mungkin dikeluarkan bayi.
    2. Dudukkan bayi di pangkuan, boleh menyamping atau menghadap ke arah Anda.
    3. Gunakkan satu tangan untuk menopang tubuh bayi dengan meletakkannya di dada.
    4. Jari-jari Anda memegangi dagu dan rahangnya dengan lembut. Pastikan tidak meletakkan jari di lehernya agar anak tidak tercekik.
    5. Condongkan badan bayi ke arah depan dan sembari menepuk-nepuk dan mengusap lembut punggungnya dengan tangan Anda yang lain.

    Bila ragu untuk membuat bayi sendawa dengan cara ini, Anda bisa minta bantuan pasangan atau orangtua agar lebih nyaman saat membuat bayi sendawa.

    3. Membaringkan di pangkuan

    Posisi yang satu ini juga bisa dicoba sebagai cara untuk membuat bayi sendawa, berikut langkah-langkahnya.

    1. Letakkan kain di atas pangkuan Anda sebagai alas untuk ludah yang mungkin dikeluarkan bayi.
    2. Baringkan bayi di pangkuan menghadap ke bawah, ke arah kaki Anda.
    3. Pegang dagu dan rahangnya secara lembut dengan satu tangan.
    4. Usahakan agar kepala bayi tidak lebih rendah dari bagian tubuhnya yang lain untuk menghindari darah mengalir ke kepalanya.
    5. Tepuk dan usap punggungnya dengan lembut untuk mengeluarkan udara di dalam perutnya.

    Di antara ketiga metode tersebut, pilihlah cara yang paling efektif untuk membuat bayi sendawa dan tentunya tetap membuat bayi tetap merasa nyaman.

    Namun, jika dalam beberapa menit bayi tidak juga sendawa, coba ulangi menggunakan dua posisi lainnya.

    Jika tidak berhasil juga, tandanya bayi Anda memang tidak perlu bersendawa. Ini mungkin karena gas yang tertelan sangat sedikit.

    Bagaimana bila menyendawakan bayi tidak efektif membuang gas di perut?

    cara membuat bayi sendawa

    Bila Anda sudah melakukan cara untuk menyendawakan bayi tapi gas masih mengumpul di perut bayi, tentu ini tidak nyaman.

    Bila Anda memberikan susu lewat botol, pastikan untuk memilih botol dan dot susu yang didesain khusus untuk usia bayi.

    Biasanya dot susu bayi dikelompokkan sesuai usia, mulai dari untuk bayi prematur, baru lahir, usia 3 bulan, dan seterusnya. Ini berguna untuk mengurangi udara yang tertelan saat proses menyusui.

    Beberapa jenis botol susu bayi juga memiliki desain khusus agar udara tidak masih ke dalam botol. Ada yang bentuknya miring untuk menjaga susu menuju dot tidak dimasuki udara.

    Kapan harus ke dokter?

    Bila bayi tidak dapat bersendawa atau jarang Anda buat bersendawa, jumlah udara yang ada di dalam perut bayi semakin banyak.
    Hal ini yang kemudian membuat bayi semakin rewel dan dapat mengganggu kesehatannya. Anda sebaiknya segera membawa bayi Anda ke dokter bila ia mengalami kondisi berikut ini.
    • Tidak bisa buang air besar atau BAB berdarah.
    • Muntah terus menerus.
    • Sangat amat rewel dan tak bisa didiamkan.
    • Mengalami demam berhari-hari hingga mencapai 38 derajat Celsius.
    Dokter dapat menentukan apa yang menyebabkan si Kecil tidak kunjung bersendawa, meski sudah melakukan banyak cara untuk membuat bayi sendawa.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 19/05/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan