backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Seputar Aktivitas Fisik Anak, dari Jenis hingga Dampak Kekurangan

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 05/01/2024

Seputar Aktivitas Fisik Anak, dari Jenis hingga Dampak Kekurangan

Aktivitas fisik pada anak sangat dibutuhkan untuk membangun kekuatan, koordinasi, dan rasa kepercayaan diri, termasuk menanamkan gaya hidup sehat

Sayangnya, generasi anak-anak dan remaja pada zaman sekarang lebih dekat dengan teknologi. Ketimbang membiarkan anak dan remaja menghabiskan waktu di depan layar gadget, ajak mereka untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik.

Nah, berikut informasi seputar aktivitas fisik anak dan remaja yang perlu orangtua tahu, mulai dari manfaat, jenis, waktu melakukan, hingga dampak bila kekurangan.

Manfaat aktivitas fisik pada anak dan remaja

Selain memberi gizi yang cukup, aktivitas fisik juga bisa menunjang kecerdasan dan kesehatan anak. Anak tentu harus banyak bergerak dan melakukan aktvitas fisik secara rutin.

Perlu diketahui bahwa aktivitas fisik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tapi juga bisa memengaruhi kondisi psikis anak. Berikut ini beberapa manfaatnya.

  • Otot dan tulang yang lebih kuat.
  • Tubuh yang lebih ramping.
  • Mengurangi risiko obesitas.
  • Mencegah terkena diabetes tipe 2.
  • Menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol darah.
  • Terhindar dari gangguan kecemasan.
  • Memiliki kualitas tidur yang lebih baik.

Frekuensi atau lama waktu aktivitas fisik pada anak

manfaat aktivitas fisik pada anak

Orangtua dan pengasuh dapat membantu memastikan bahwa anak-anak tetap aktif setiap hari.

Dilansir dari Kids Health, ada beberapa rekomendasi frekuensi aktivitas fisik pada anak dan remaja, seperti berikut.

1. Anak dan remaja usia sekolah (6 hingga 17 tahun)

Aktivitas fisik untuk anak dan remaja bisa dilakukan selama 60 menit dengan intensitas sedang hingga berat setiap hari.

Ini harus mencakup aktivitas penguatan otot dan penguatan tulang setidaknya 3 hari seminggu.

2. Anak prasekolah

Aktivitas fisik pada usia ini bisa dilakukan dengan cara bermain aktif sepanjang hari. Pada anak usia ini, belum ada ketentuan pasti terkait lama melakukan aktivitas fisik.

Akan tetapi, anak disarankan untuk melakukan kegiatan fisik selama 3 jam setiap hari, meliputi kegiatan ringan, sedang, dan kuat.

Kegiatan tersebut mencakup permainan bebas dan aktivitas lain yang dipimpin orang dewasa yang telah direncanakan.

Apa saja jenis aktivitas fisik anak dan remaja?

Jenis aktivitas fisik pada anak

Terdapat 3 jenis aktivitas fisik pada anak dan remaja. Setiap jenis memiliki tujuan dan manfaatnya bagi tubuh.

Berikut ini jenis-jenisnya yang bisa dilakukan dan diterapkan kepada anak.

1. Aktivitas untuk meningkatkan daya tahan tubuh

Daya tahan tubuh berkembang ketika anak-anak secara teratur melakukan kegiatan fisik. Pasalnya, otot-otot besar akan bergerak, jantung berdetak lebih cepat, dan pernapasan menjadi teratur.

Aktivitas fisik yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh pada si Kecil, meliputi:

  • bermain bola basket,
  • bersepeda,
  • sepak bola,
  • berenang,
  • berjalan, dan
  • joging.

2.  Aktivitas untuk memperkuat otot

Meningkatkan kekuatan bukan berarti harus mengangkat beban yang berat.

Sebagai gantinya, anak-anak dapat melakukan beberapa aktivitas berikut ini untuk membantu mengencangkan dan memperkuat otot, yaitu:

  • memanjat,
  • berlari,
  • melompat, dan
  • bergulat,

3. Aktivitas untuk melatih kelenturan

Latihan peregangan membantu melatih dan meningkatkan kelenturan tubuh. Latihan ini memungkinkan otot dan sendi menekuk dan bergerak dengan mudah.

Dorong buah hati Anda untuk melakukan aktivitas fisik setiap hari, seperti:

  • meraih mainan,
  • melakukan split,
  • menari atau joget,
  • yoga,
  • bela diri, dan
  • karate.
  • Akibat jika anak kurang melakukan aktivitas fisik

    akibat kurang aktivitas fisik pada anak

    Orangtua memainkan peran penting dalam mendorong perilaku sehat dan membentuk kebiasaan melakukan kegiatan fisik pada anak.

    Jika si Kecil kurang banyak bergerak, sebaiknya waspada dengan beberapa risiko yang akan ditimbulkan.

    Mengutip dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut beberapa risiko bila anak kurang melakukan aktivitas fisik.

    1. Menimbulkan depresi dan gangguan kecemasan

    Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang tidak menentu dan menimbulkan gangguan kecemasan. Hal tersebut dapat memengaruhi tumbuh kembang anak.

    Ketika bergerak dan beraktivitas, tubuh akan melepaskan berbagai hormon dan sinyal yang mampu memunculkan rasa senang sekaligus mengurangi persepsi otak terhadap rasa sakit

    Aktivitas fisik yang cukup juga bisa membangun hubungan positif dan bermakna dengan orang lain.

    Selain itu, hal ini pun dapat mendorong agar memiliki keterampilan dalam mengatasi hal-hal penting pada kemudian hari.

    2. Meningkatkan risiko terkena penyakit

    Melakukan aktivitas secara teratur dapat mengurangi risiko terkena berbagai penyakit, apalagi pada anak-anak yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.

    Anak-anak dan remaja yang tidak cukup banyak gerak lebih rentan terkena tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga diabetes tipe 2.

    Selain itu, kurang aktivitas fisik juga bisa meningkatkan risiko tulang rapuh, osteoporosis, dan atrofi otot ketika mereka beranjak dewasa dan bertambah usia.

    3. Pertumbuhan tulang terhambat

    Beraktivitas fisik mampu mendorong pertumbuhan dan pembentukan tulang dengan baik. Terlebih lagi, anak pada usia 9 sampai 12 tahun sedang dalam masa pertumbuhan tulang.

    4. Mengalami susah tidur

    Kurang aktivitas fisik juga bisa memengaruhi pola tidur. Anak-anak usia sekolah dan remaja disarankan untuk memiliki waktu tidur yang cukup, yakni 9—11 jam semalam, tergantung pada usia.

    Dalam banyak kasus, anak-anak yang tidak aktif beraktivitas fisik akan mengalami kesulitan tidur atau kurang tidur.

    Kurang tidur dapat menyebabkan anak-anak susah fokus, kinerja yang tidak konsisten, kehilangan memori jangka pendek, dan keterlambatan waktu respons.

    Namun, ketika anak-anak banyak melakukan kegiatan fisik, mereka dapat lebih mudah untuk mempertahankan pola tidur yang teratur dan sehat.

    5. Dapat menurunkan kualitas dan kinerja otak

    Sebuah penelitian membuktikan bahwa kegiatan fisik pada anak dapat meningkatkan fungsi otak, kognisi, dan kinerja akademik.

    Selain itu, aktivitas fisik dinilai bisa membantu melancarkan aliran darah ke otak sehingga mampu membantu anak-anak untuk berkonsentrasi, meningkatkan kewaspadaan, hingga pemecahan masalah.

    Sementara dampak jika anak kurang bergerak dikhawatirkan dapat membuatnya sulit mencapai potensi akademik di sekolah.

    Kesimpulan

    • Aktivitas fisik pada anak sangat dibutuhkan untuk membangun kekuatan, koordinasi, dan rasa percaya diri anak. Hal ini termasuk menanamkan gaya hidup sehat sejak dini.
    • Ada beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan, misalnya bermain bola basket, bersepeda, berenang, joging, melompat, hingga yoga.
    • Beberapa manfaat rutin melakukan aktivitas fisik adalah melatih otot dan tulang lebih kuat, terhindar dari gangguan kecemasan, hingga memiliki kualitas tidur yang lebih baik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 05/01/2024

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan