backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Ondansetron

Ditinjau secara medis oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Far · Farmasi · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 18/04/2023

Ondansetron

Pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan radioterapi kerap mengalami mual dan muntah. Untuk mencegahnya, dokter dapat memberikan obat ondansetron sebelum maupun setelah prosedur terapi berlangsung.

Golongan obat: antiemetik

Merek dagang ondansetron: Dansefion, Kliran, Lametic, Narfoz, Ondansetron HCl Dihydrate, Ondavell, Tronadex, Trovensis, Vometraz, Zetron

Apa itu obat ondansetron?

Ondansetron adalah obat untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan oleh pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan terapi radiasi (radioterapi).

Selain itu, obat yang mengandung bahan aktif ondansetron hydrochloride (ondansetron HCl) ini juga bisa digunakan untuk mencegah dan mengatasi muntah setelah operasi.

Ondansetron termasuk dalam kelas obat yang disebut antagonis reseptor serotonin 5-HT3 atau 5-HT3 blocker. Obat ini bekerja dengan cara memblokir aksi serotonin dalam tubuh.

Obat ini bisa digunakan sendiri atau digabungkan dengan obat-obatan lain. Sebagai obat keras, ondansetron hanya boleh dikonsumsi dengan resep dokter.

Dosis ondansetron

obat suntik

Menurut Formularium Nasional dari Kementerian Kesehatan RI, obat ondansetron tersedia dalam sediaan oral, termasuk tablet salut selaput dan oral dispersible film.

Sediaan oral ini digunakan untuk mencegah mual dan muntah pada kemoterapi dan radioterapi.

Ondansetron juga tersedia dalam bentuk cairan injeksi. Sediaan ini digunakan pada kemoterapi yang tergolong highly emetogenic, yaitu berpeluang paling tinggi memicu mual dan muntah.

Informasi mengenai dosis ondansetron di bawah ini hanyalah gambaran umum mengenai dosis obat sesuai dengan sediaan, kondisi, dan usia pasien yang ditanganinya.

Pencegahan mual dan muntah akibat kemoterapi

  • Dewasa (oral): 8 mg yang diberikan 30 menit sampai 2 jam sebelum kemoterapi moderately emetogenic, lalu dilanjutkan dengan 8 mg setelah 8–12 jam; bisa juga sebanyak 24 mg sebagai dosis tunggal yang diberikan 30 menit sampai 2 jam sebelum kemoterapi highly emetogenic.
  • Dewasa (suntik): 8 mg atau 0,15 mg/kg BB melalui suntik intravena (IV) lambat untuk kemoterapi moderately emetogenic; atau 8 mg melalui suntik IV atau intramuskular (IM) lambat untuk kemoterapi highly emetogenic, lalu diikuti infus sebanyak 1 mg/jam hingga 24 jam atau suntik 8 mg setiap 4 jam setelah dosis awal.
  • Anak-anak 4–11 tahun (oral): 4 mg yang diberikan 30 menit sebelum kemoterapi, lalu pemberian obat diulangi pada 4–8 jam setelah dosis pertama.
  • Anak-anak 12–17 tahun (oral): sama dengan dosis dewasa oral.
  • Anak-anak ≥6 bulan (infus): 0,15 mg/kg BB melalui infus IV yang diberikan 30 menit sebelum kemoterapi, lalu pemberian bisa diulangi setiap 4 jam setelah dosis awal (dosis maksimal 8 mg).
  • Lansia <75 tahun (infus): 16 mg melalui infus IV yang diberikan selama 15 menit.
  • Lansia ≥75 tahun (infus): 8 mg melalui infus IV yang diberikan selama 15 menit, lalu diikuti dengan dosis lanjutan 8 mg yang diberikan setiap 4 jam.

Pencegahan mual dan muntah yang tertunda setelah kemoterapi

  • Dewasa (oral): 8 mg dua kali sehari yang diberikan maksimal 5 hari pascakemoterapi.

Pencegahan mual dan muntah akibat radioterapi

  • Dewasa (oral): 8 mg yang diberikan 1–2 jam sebelum radioterapi total; atau 8 mg yang diberikan 1–2 jam sebelum radioterapi abdomen tunggal; atau 8 mg yang diberikan 1–2 jam sebelum radioterapi abdomen harian dan diikuti dengan dosis lanjutan setiap 8 jam selama prosedur dilakukan.
  • Dewasa (suntik): 8 mg melalui suntik IV atau IM lambat segera sebelum radioterapi.
  • Lansia ≥75 tahun (infus): 8 mg melalui infus IV yang diberikan selama 15 menit, lalu diikuti dengan dosis lanjutan 8 mg yang diberikan setiap 4 jam.
  • Pencegahan mual dan muntah setelah operasi

    • Dewasa (oral): 16 mg sebagai dosis tunggal yang diberikan 1 jam sebelum anestesi; atau 8 mg yang diberikan 1 jam sebelum anestesi, diikuti dengan dua dosis lanjutan 8 mg yang diberikan setiap 8 jam.
    • Dewasa (suntik): 4 mg melalui suntik IV atau IM lambat yang diberikan sebagai dosis tunggal saat anestesi.
    • Anak-anak ≥40 kg (oral): 4 mg yang diberikan 1 jam sebelum anestesi sebagai oral dispersible film, diikuti dengan dosis 4 mg setelah 12 jam.
    • Anak-anak ≤40 kg (suntik): 0,1 mg/kg BB melalui suntik IV lambat saat anestesi.
    • Anak-anak ≥40 kg (suntik): 4 mg/kg BB melalui suntik IV lambat saat anestesi.

    Aturan pakai ondansetron

    Ondansetron dalam sediaan cairan injeksi hanya boleh diberikan oleh dokter atau tenaga medis yang bertugas di bawah pengawasan dokter.

    Sementara untuk ondansetron oral, termasuk tablet salut selaput dan oral dispersible film, Anda harus meminumnya sesuai dengan aturan pakai obat yang diberikan oleh dokter.

    Ondansetron tablet dapat diminum utuh dengan segelas air. Sementara itu, ondansetron berbentuk oral dispersible film hanya perlu dibiarkan larut pada lidah sebelum Anda telan dengan air liur.

    Secara umum, dosis pertama obat ini diberikan 30 menit sebelum kemoterapi, 1–2 jam sebelum radioterapi, atau 1 jam sebelum prosedur operasi.

    Terkadang, pasien perlu mendapatkan dosis tambahan dalam beberapa jam atau hari setelah prosedur.

    Konsumsilah obat ini tepat seperti yang diinstruksikan oleh dokter. Jangan tambahkan dosisnya atau mengonsumsinya lebih sering dari yang diresepkan.

    Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait penggunaan obat ini, lebih baik konsultasikan dengan dokter Anda untuk memperoleh informasi terbaik.

    Efek samping ondansetron

    pemulihan pascaoperasi

    Sama seperti obat-obatan lain, ondansetron bisa menyebabkan efek samping seperti berikut.

    Efek samping ringan

    Beberapa efek samping yang umum dan ringan setelah penggunaan ondansetron meliputi:

    • diare,
    • sembelit
    • merasa lemah,
    • demam,
    • pusing, 
    • sakit kepala, dan
    • mengantuk.

    Efek samping serius

    Segera hubungi dokter bila Anda mengalami efek samping obat yang lebih serius, meliputi:

    • pandangan kabur,
    • penglihatan hilang sementara,
    • sakit kepala parah, 
    • kesulitan bernapas,
    • napas pendek, 
    • pingsan, 
    • detak jantung cepat atau lambat,
    • merasa gugup atau tegang, 
    • badan menggigil, dan
    • buang air kecil jarang atau tidak sama sekali.

    Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.

    Apabila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikan pada dokter.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat ondansetron

    Sebelum menggunakan obat ondansetron, beri tahu dokter jika Anda memiliki kondisi berikut ini.

    • Menunjukkan reaksi alergi terhadap ondansetron atau kandungan lain di dalam obat ini.
    • Memiliki riwayat pribadi atau keluarga dengan sindrom long QT, yakni gangguan jantung yang terjadi saat sistem elektrik jantung tidak berfungsi secara normal.
    • Sedang atau pernah mengalami penyakit liver atau penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung, gagal jantung, atau gangguan irama jantung (aritmia).
    • Mengalami ketidakseimbangan elektrolit, seperti kadar kalium dan magnesium rendah dalam aliran darah.
    • Menggunakan obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal.
    • Sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui saat memakai obat.

    Obat ini tidak perlu kondisi penyimpanan khusus. Ondansetron dapat disimpan pada suhu di bawah 30℃, jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

    Perhatikan tanggal kedaluwarsa obat pada kemasan produk. Buang produk obat ini bila masa berlakunya telah habis atau sudah tidak digunakan lagi.

    Apakah ondansetron aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    persiapan operasi caesar

    Konsultasikan terlebih dulu pada dokter atau bidan sebelum menggunakan obat apa pun bila Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui.

    Menurut US Food and Drug Administration (FDA), ondansetron termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori B yang artinya tidak berisiko berdasarkan beberapa penelitian.

    Ondansetron kerap digunakan untuk mengatasi mual selama dan setelah operasi caesar. Obat ini pun tampaknya tidak memengaruhi masa awal menyusui.

    Namun, Anda harus selalu berkonsultasi dengan dokter untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko obat ini sebelum menggunakannya.

    Interaksi obat ondansetron dengan obat lain

    Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. 

    Beberapa interaksi obat ondansetron yang perlu Anda perhatikan yakni sebagai berikut.

    • Meningkatkan efek ondansetron bila digunakan dengan deksametason sodium fosfat.
    • Mengurangi efek ondansetron bila digunakan dengan obat penginduksi CYP3A4 yang kuat, seperti karbamazepin, fenitoin, dan rifampisin.
    • Mengembangkan sindrom serotonin bila digunakan dengan fentanil, litium, serta obat antidepresan golongan SSRI, SNRI, dan MAOI.
    • Meningkatkan risiko pemanjangan interval QT dan artimia bila digunakan dengan amiodaron, atenolol, antrasiklin, eritromisin, dan ketokonazol.
    • Menurunkan efek pereda nyeri bila digunakan dengan tramadol.

    Daftar di atas tidak menjelaskan semua kemungkinan interaksi obat. Catat semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal.

    Konsultasikan daftar obat yang Anda gunakan pada dokter untuk mengetahui risiko interaksi yang mungkin timbul selama penggunaan ondansetron.

    Kesimpulan

    • Ondansetron adalah obat untuk mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi, terapi radiasi (radioterapi), dan prosedur operasi.
    • Obat ini bekerja dengan cara memblokir aksi serotonin 5-HT3 dalam tubuh yang menyebabkan mual dan muntah.
    • Sediaannya berupa tablet salut selaput, oral dispersible film, dan cairan injeksi.
    • Dokter akan menentukan jenis sediaan dan dosis ondansetron sesuai dengan usia, kondisi kesehatan, dan prosedur yang hendak pasien lakukan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Far

    Farmasi · None


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 18/04/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan