backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mesalazine

Ditinjau secara medis oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm · Farmasi · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 18/04/2023

Mesalazine

Penyakit usus dapat menimbulkan gejala yang serius pada penderitanya. Maka itu, penting untuk segera mengobati kondisi ini. Mesalazine merupakan salah satu obat yang bisa digunakan untuk membantu meredakan gejala yang mungkin timbul pada penderita penyakit usus.

Golongan obat: Regulator GIT, Antiflatulen dan Antiradang

Merek dagang: Salofalk, Pentasa

Apa itu mesalazine?

ropinirole

Mesalazine adalah obat yang berguna untuk mengobati penyakit usus tertentu (kolitis ulseratif). Kolitis ulseratif adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada dinding saluran usus.

Iritasi dan peradangan pada dinding usus bisa mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi ke seluruh tubuh.

Selain itu, peradangan juga bisa menyebabkan perdarahan hingga mengeluarkan nanah dan lendir.

Kondisi ini biasanya menyebabkan usus besar Anda membengkak dan menimbulkan perforasi kecil.

Perforasi adalah lubang di jaringan usus yang bisa membuat feses bocor ke dalam perut. Komplikasi ini bisa menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa.

Obat ini membantu mengurangi gejala kolitis ulseratif seperti diare, perdarahan rektum, dan sakit perut.

Mesalazin termasuk dalam kelas obat bernama aminosalisilat yang bekerja dengan mengurangi pembengkakan dalam usus besar.

Selain kolitis ulseratif, obat ini juga berguna untuk mengobati penyakit Crohn.

Obat ini juga mungkin berguna untuk mengatasi masalah kesehatan lain. Penting untuk hanya gunakan obat ketika dokter meresepkannya.

Dosis mesalazine

Mesalazine tersedia dalam bentuk granul, tablet, supositoria, dan enema.

Dilansir dari MIMS, berikut ini pembagian dosis mesalazine menurut kondisi yang diatasi.

1. Dosis mesalazine untuk orang dewasa

Untuk Salofalk, dosis awal yang diberikan yaitu 1,5—3 gr setiap hari dalam 3 dosis terbagi yaitu pagi, siang, dan malam.

Sementara untuk Pentasa, dosis awal yang diberikan yaitu 4 gr setiap hari dalam 2—4 dosis yang terbagi selama 8 minggu. Untuk dosis pemeliharaan yaitu 2 gr per harinya.

2. Dosis mesalazine untuk anak-anak

Untuk anak-anak dengan kolitis ulseratif, Salofalk yang diberikan tergantung pada usia dan berat badan.

Untuk anak di usia lebih dari 6 tahun dengan berat 40 kg dan mengalami serangan akut kolitis ulseratif, dosis awal yang diberikan 30—50 mg/kg setiap hari. Dosis ini biasanya terbagi dalam beberapa dosis.

Sementara untuk dosis pemeliharaan biasanya diberikan 15—30 mg/kg setiap hari dalam dosis yang terbagi.

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.

Aturan pakai mesalazine

Selalu ikuti aturan penggunaan obat dari dokter atau baca panduan pada kemasan obat setiap kali sebelum menggunakan obat. Jika ada pertanyaan, ajukan pada dokter atau apoteker.

Mesalazine dikonsumsi sesuai dengan sediannya, yaitu sebagai berikut.

1. Tablet atau granul

Untuk granul atau tablet, obat biasanya perlu diminum sebelum makan dengan segelas penuh air putih. Tanyakan pada dokter berapa lama jeda antara minum obat dengan makan setelahnya.

Untuk obat berbentuk granuls, Anda bisa meminumnya dengan atau tanpa makanan. Akan tetapi, jika bentuknya tablet Anda bisa meminumnya bersamaan dengan makanan untuk menetralisir rasa pahit.

Sebaiknya, telah obat secara langsung utuh-utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan. . Menghancurkannya bisa membuat obat tidak sampai dengan maksimal ke usus besar.

Jika Anda kesulitan menelan granul, Anda bisa membuka dan menaburkan isinya pada yoghurt misalnya sebelum dikonsumsi. Kemudian, telan campuran ini tanpa dikunyah terlebih dahulu.

2. Enema

Untuk obat yang berbentuk enema, obat bisa dikonsumsi dengan cara berikut ini.

  1. Keluarkan botol dari kantong kemasan pelindung. Hati-hati saat mengeluarkannya jangan sampai meremas atau menusuknya.
  2. Kocok botol untuk memastikan bahwa obat tercampur rata.
  3. Lepaskan tutup pelindung dari ujung aplikator sambil memegang leher botol sehingga tidak ada obat yang tumpah.
  4. Berbaringlah miring dengan kaki lurus dan lutut kanan ditekuk ke depan.
  5. Anda juga bisa berbaring dengan posisi lutut di dada.
  6. Masukkan ujung aplikator enema dengan hati-hati ke dalam dubur.
  7. Tekan botol obat perlahan agar mengalir ke rektum.
  8. Setelah cukup, tarik botolnya.
  9. Tetaplah dalam posisi yang sama selama kurang lebih 30 menit agar obat bisa mengalir ke area-area yang seharusnya.

3. Supositoria

Gunakan supositoria dengan langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan handuk bersih.
  2. Pegang supositoria dalam kondisi berdiri atau tegak dan lepaskan bungkusnya dengan hati-hati.
  3. Sebelum memasukkan supositoria, sebaiknya kencing dan buang air besar terlebih dahulu.
  4. Masukkan supositoria ke dubur (ujung runcingnya terlebih dahulu) secara perlahan ke dalam rektum dengan tekanan lembut.
  5. Agar supositoria bisa masuk dengan mudah, gunakan pelumas.
  6. Cuci tangan Anda dengan sabun setelahnya.

Obat biasanya menodai celana dalam atau sprei Anda. Untuk melindunginya, gunakan pembalut atau perlak di atas sprei.

Obat harus tetap berada di tubuh selama 1—3 jam atau lebih tergantung saran dari dokter. Usahakan untuk tidak kencing atau buang air besar selama obat berbentuk supositoria masih di dalam.

Apa pun jenis yang digunakan, pastikan untuk menggunakannya secara teratur sesuai resep yang diberikan. Meski Anda sudah merasa lebih baik, jangan hentikan pemakaian obat.

Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa.

Jangan menggandakan dosis dalam satu kali minum karena berisiko mengalami overdosis.

Konsultasikan pada dokter jika Anda masih bingung cara menggunakan obat yang berbentuk enema dan supositoria.

Efek samping mesalazine

Setiap obat tentu memiliki efek samping, meski tidak semua efek samping berbahaya. Namun, Anda tetap harus memerhatikan beberapa kondisi yang mungkin timbul akibat penggunaan obat.

Ada beberapa efek samping mesalazine yang cukup umum terjadi, yaitu lebih dari 1 di antara 100 orang, yang meliputi berikut ini.

  • Sembelit, sakit perut, atau kembung.
  • Tidak enak badan, yang dapat ditandai dengan mual dan muntah.
  • Diare.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri otot.
  • Selain efek samping di atas, ada juga efek samping yang lebih serius, tetapi jarang terjadi, hanya sekitar 1 dari 1000 0rang. Berikut beberapa efek samping tersebut.

    • Kelainan darah yang ditandai dengan perdarahan tiba-tiba, sakit tenggorokan, demam, memar, dan rasa tidak enak badan.
    • Infeksi yang ditandi dengan demam, menggigil, sakit tenggorokan, nyeri pada telinga atau sinus, batuk, nyeri saat buang air kecil, dan sariawan atau luka yang tidk kunjung sembuh.
    • Gangguan ginjal yang ditandai dengan perubahan warna atau jumlah urine.
    • Gangguan jantung yang ditandai dengan nyeri dada, jantung berdebar, atau lebih cepat lelah.
    • Gangguan hati yang ditandai dengan kulit atau mata berwarna kekuningan, urine berwarna pekat, sakit perut, demam, dan kelelahan.
    • Pembengkakan pankreas yang ditandai dengan sakit perut atau nyeri punggung, demam, danrasa tidak enak badan.

    Hentikan penggunaan mesalazine dan hubungi dokter segera jika Anda mengalami sakit perut parah, kram, demam, sakit kepala, dan diare berdarah.

    Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak tercantum di atas. Jika Anda ingin tahu tentang efek samping, konsultasikan kepada dokter atau apoteker.

    Beberapa efek samping mesalamine dapat terjadi dan biasanya tidak memerlukan perhatian medis.

    Efek samping ini dapat hilang selama perawatan karena tubuh lama-lama akan menyesuaikan diri dengan obat.

    Namun, apabila ada hal-hal yang Anda rasa tiwak wajar selama mengonsumsi obat, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat mesalazine

    zinc

    Sebelum menggunakan mesalazin, beri tahu dokter dan apoteker jika Anda memiliki alergi terhadap obat tertentu.

    Obat tersebut meliputi mesalazine, balsalazide, olsalazine, pereda rasa sakit salisilat (seperti aspirin, magnesium kolin, trisalicylate, diflunisal, dan magnesium salicylate), sulfasalazine, obat-obatan lainnya, atau bahan apa pun di dalam mesalazine.

    Beri tahu dokter jika Anda sedang atau berencana mengonsumsi obat resep dan tanpa resep seperti vitamin, suplemen nutrisi, dan produk herbal.

    Dokter mungkin perlu mengubah dosis obat atau mengawasi Anda dengan lebih hati-hati untuk efek samping

    Adanya masalah obat lainnya mungkin mempengaruhi penggunaan obat ini. Pastikan Anda memberi tahu dokter jika mengalami masalah medis lainnya, terutama berikut ini. 

    • Alergi aminosalicylates atau salicylates (misalnya aspirin).
    • Alergi sulfasalazine.
    • Pernah atau sedang memiliki penyakit ginjal, efek samping mungkin meningkat karena pembuangan obat dari dalam tubuh yang lebih lambat.
    • Penyakit hati.
    • Pernah atau sedang memiliki miokarditis.
    • Pernah atau sedang memiliki perikarditis.
    • Fenilketonuria atau kesulitan tubuh untuk memecah asam amino fenilalanin.
    • Pyloric stenosis (saluran di mana makanan keluar dari dalam perut terlalu sempit).
    • Penyumbatan dalam perut atau usus.

    Jika Anda akan minum tablet atau kapsul delayed-release, beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami masalah gastrointestinal (penyumbatan dalam perut atau usus)

    Mesalazine juga bisa menyebabkan reaksi serius. Berbagai gejala reaksi ini mirip dengan gejala kolitis ulseratif. Oleh karena itu, mungkin akan sulit untuk membedakan mana reaksi ketidakcocokan dan man yang bukan.

    Bagaimana cara menyimpan mesalazine?

    Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan dan diletakkan di tempat yang jauh dari paparan cahaya langsung serta tempat yang lembab.

    Jangan menyimpan obat ini di dalam kamar mandi dan jangan pula membekukannya.

    Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

    Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan obat pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.

    Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Jangan membuang obat-obatan sembarangan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan.

    Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.

    Apakah mesalazine aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Mesalazine termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori B (Tidak berisiko pada beberapa penelitian) menurut US Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, atau setara dengan Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.

    Dalam eksperimen yang dilakukan pada hewan, tidak ada efek buruk yang muncul baik dalam kesuburan, reproduksi, dan pemberian ASI.

    Akan tetapi, ibu hamil dan menyusui tetap perlu berhati-hati dalam meminum mesalazine. Artinya, obat hanya boleh dikonsumsi sesuai rekomendasi dokter.

    Obat hanya boleh digunakan hanya jika manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan dengan risikonya.

    Namun, jika bayi mengalami diare setelah disusui saat ibu mengonsumsi mesalazine, konsultasikan segera ke dokter.

    Interaksi obat mesalazine dengan obat lain

    Interaksi obat mungkin mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Dokumen ini tidak berisi tentang semua interaksi obat yang mungkin terjadi.

    Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat resep/tanpa resep dan produk herbal) dan memberitahukannya kepada dokter dan apoteker.

    Jangan memulai, menghentikan, atau mengubah dosis obat tanpa persetujuan dokter.

    Obat-obatan yang mungkin berinteraksi negatif dengan mesalazine yaitu sebagai berikut.

    • Obat-obatan yang membuat kotoran Anda lebih asam, seperti laktulosa pencahar.
    • Obat-obatan yang memengaruhi cara kerja ginjal Anda, seperti azathioprine, thioquanine dan mercaptopurine.
    • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin atau ibuprofen.
    • Obat-obatan tertentu yang membantu mencegah penggumpalan darah, seperti warfarin.

    Dokumen ini tidak menyertakan semua interaksi obat yang dapat terjadi. Simpan daftar produk yang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep/nonresep dan obat herbal, serta beri tahu dokter dan apoteker Anda.

    Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan obat ini. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm

    Farmasi · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 18/04/2023

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan