backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Isoniazid

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 04/02/2022

    Isoniazid

    Isoniazid adalah obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC/TB). Dalam pengobatan tuberkulosis, obat ini dikonsumsi bersama obat antituberkulosis lain seperti rifampisin atau pirazinamid.

    Golongan obat: anti-infeksi khusus, antituberkulosis

    Merek dagang isoniazid: Isoniazid generik, INH-CIBA 300, KAPEDOXIN

    Apa itu obat isoniazid?

    Isoniazid adalah obat yang termasuk dalam kelompok agen antituberkulosis. Kelompok obat-obatan ini bekerja dengan cara mematikan Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TBC.

    Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi serius yang mudah menular ke orang lain. Infeksi TBC yang berlanjut juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tulang, mata, sistem saraf, hingga otak. Kondisi ini disebut TB ekstra paru.

    Isoniazid juga berguna untuk mengatasi tuberkulosis pada paru-paru maupun organ lain. Namun, pasien TBC membutuhkan pengobatan yang menyeluruh dan efektif guna menyembuhkan infeksi hingga tuntas.

    Selain mengobati TBC itu sendiri, isoniazid juga diberikan pada orang yang melakukan kontak erat dengan pengidap TBC, orang dengan HIV, atau orang yang mengalami fibrosis paru.

    Sediaan dan dosis isoniazid

    acitral

    Isoniazid di Indonesia rata-rata berbentuk sediaan tablet kombinasi dengan zat aktif lain, seperti dikombinasi dengan vitamin B6, pirazinamid dengan etambutol, atau pirazinamid tanpa etambutol. Berikut dosisnya menurut kelompok usia.

    Tuberkulosis

    • Dewasa: 4–5 miligram per kilogram berat badan (mg/kg) per hari dengan dosis maksimum 300 mg. Obat bisa diberikan dalam dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis untuk dihabiskan dalam sehari.
    • Anak-anak di atas 3 bulan: 10–15 mg/kg per hari. Obat bisa diberikan dalam dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis untuk dihabiskan dalam sehari.
    • Lansia: dosis untuk lansia lebih rendah dan akan ditentukan oleh dokter.

    Tuberkulosis meningitis (TB pada otak)

    • Dewasa: dosis isoniazid lebih tinggi dari dosis dewasa, dengan dosis maksimum 10 mg/kg berat badan per hari.

    Pencegahan tuberkulosis pada pasien yang berisiko

  • Dewasa: 300 mg per hari dalam dosis tunggal selama 6 bulan; atau 5 mg/kg (maks. 300 mg) per hari; atau 15 mg/kg (maks. 900 mg) 2 kali seminggu selama 6–9 bulan.
  • Anak-anak: 10 mg/kg (maks. 300 mg) per hari dalam dosis tunggal; atau 20–40 mg/kg (maks. 900 mg) 2 kali seminggu selama 6–9 bulan.
  • Aturan pakai isoniazid

    Minumlah isoniazid dengan segelas air putih ketika perut kosong, yakni setidaknya 30 menit sebelum makan atau dua jam setelah makan. Hal ini akan membantu penyerapan obat yang Anda konsumsi.

    Minumlah obat ini persis seperti anjuran dokter. Jangan mengambil lebih atau kurang dari anjuran dosis atau meminumnya lebih sering daripada yang telah dokter sarankan.

    Apabila Anda lupa meminum obat TBC, segeralah minum begitu Anda ingat, kecuali sudah waktunya Anda mengonsumsi dosis selanjutnya. Jangan meminum dua dosis obat untuk mengganti dosis yang Anda lewatkan.

    Anda harus meminum isoniazid secara rutin selama kurun waktu yang ditentukan. Lanjutkan penggunaan obat sesuai masa pakai yang tertera pada resep bahkan jika Anda merasa lebih baik.

    Jangan menghentikan konsumsi obat tanpa anjuran dokter. Menghentikan dosis obat ini terlalu dini berisiko menyebabkan bakteri menjadi kebal obat (resisten) dan semakin sulit untuk ditangani.

    Selama Anda mengonsumsi obat ini, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk mengonsumsi suplemen vitamin B6. Minumlah suplemen sesuai dosis yang dokter berikan pada catatan resep.

    Anda juga harus menghindari makanan tinggi tiramin (keju, minuman anggur, dan makanan yang diawetkan) serta histamin (ikan laut dan kerang). Isoniazid dapat memperburuk efek tiramin dan histamin di dalam tubuh yang ditandai dengan:

    • sakit kepala,
    • berkeringat,
    • jantung debar, dan
    • tekanan darah rendah.

    Efek samping isoniazid

    efek samping obat TBC

    Obat antituberkulosis bisa menimbulkan efek samping, tetapi tidak semua orang akan mengalaminya.

    Anda sebaiknya mengunjungi dokter bila mengalami efek samping obat anti-TBC sebagai berikut.

    • Perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kekuningan (penyakit kuning).
    • Perubahan warna urine menjadi lebih gelap atau feses menjadi pucat.
    • Gejala penyakit liver seperti penurunan nafsu makan, mual, muntah, dan lesu.
    • Peradangan pada pankreas dengan gejala berupa sakit perut parah.
    • Reaksi obat seperti ruam, peradangan, dan demam.
    • Kerusakan parah pada kulit.

    Efek samping lain yang kurang umum yakni sembelit, diare, mulut kering, pusing, dan menggigil.

    Ada pula risiko munculnya reaksi alergi yang harus ditangani dengan segera, seperti:

    • ruam,
    • gatal-gatal,
    • demam,
    • mual dan muntah, serta
    • pembengkakan pada mata, wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan.

    Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

    Peringatan dan perhatian saat pakai isoniazid

    Sebelum menggunakan isoniazid, beri tahu dokter bila Anda memiliki kondisi berikut.

    • Alergi terhadap isoniazid atau bahan-bahan lain yang terkandung dalam obat ini.
    • Pernah mengalami gangguan liver serius setelah mengonsumsi obat apa pun.
    • Memiliki riwayat epilepsi atau kejang.
    • Mengidap diabetes. Isoniazid mungkin membuat diabetes lebih sulit dikontrol.
    • Pernah mengalami gangguan pada hati.
    • Pernah atau sedang mengalami gangguan pada ginjal.
    • Memiliki riwayat gangguan kejiwaan yang menimbulkan halusinasi atau delusi.
    • Mengalami kekurangan gizi yang parah.
    • Terinfeksi HIV atau mengalami TB ekstra paru.
    • Memiliki intoleransi terhadap jenis gula tertentu.

    Jika Anda tidak dapat memastikan apakah Anda memiliki kondisi tersebut, konsultasikan kepada dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    Apakah isoniazid aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Ibu hamil minum obat batuk alami untuk ibu hamil

    Menurut kategori tingkat keamanan penggunaan obat pada ibu hamil oleh US Food and Drug Administration (US FDA), isoniazid termasuk ke dalam golongan c. Artinya, studi pada hewan menunjukkan adanya efek terhadap ibu atau janin.

    Namun, ibu hamil yang terinfeksi TBC boleh mengonsumsi obat ini bila manfaatnya lebih besar dari risikonya. Obat TBC dapat menembus plasenta. Jadi, ibu hamil yang mengonsumsinya harus mendapatkan pengawasan ekstra oleh dokter.

    Isoniazid dapat memasuki air susu ibu (ASI). Akan tetapi, kontaminasi dalam jumlah kecil tidak berbahaya bagi bayi. Ibu dapat menyusui seperti biasa kecuali dokter menyarankan sebaliknya.

    Interaksi isoniazid dengan obat lain

    Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Beberapa jenis obat yang berpotensi berinteraksi dengan isoniazid antara lain:

    • stavudin,
    • disulfiram,
    • levodopa,
    • itrakonazol atau ketokonazol,
    • rifampisin dan agen antituberkulosis lainnya, serta
    • obat-obatan epilepsi seperti karbamazepin dan fenitoin.

    Isoniazid mungkin juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan atau zat lain, termasuk obat-obatan tanpa resep.

    Isoniazid merupakan obat untuk mengatasi tuberkulosis. Sebelum mengonsumsi obat ini, pastikan Anda memberi tahu dokter atau apoteker mengenai riwayat medis Anda untuk meminimalisasi risiko efek sampingnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 04/02/2022

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan