backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Flukonazol (Fluconazole)

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 23/05/2022

    Flukonazol (Fluconazole)

    Flukonazol atau fluconazole adalah obat yang berguna untuk mengobati infeksi jamur. Obat ini mampu mengurangi pertumbuhan jamur yang tumbuh di berbagai bagian tubuh, seperti alat kelamin, mulut, tenggorokan, perut, paru-paru, dan darah.

    Flukonazol tergolong obat keras sehingga Anda bisa mendapatkannya hanya dengan resep dokter.

    Golongan obat: Antifungal.

    Merek dagang: Diflucan, Flucoral, Quazol, Fludis, Kifluzol.

    Apa itu flukonazol?

    Flukonazol adalah adalah obat antifungi yang memberantas infeksi jamur pada tubuh dengan cara menghentikan pembentukan dinding sel jamur.

    • Oral thrush: infeksi pada mulut dan tenggorokan.
    • Kandidiasis: infeksi jamur kandida pada darah dan organ.
    • Pneumocystis pneumonia: infeksi jamur Pneumocystis jirovecii pada paru-paru.
    • Meningitis kriptokokosis: infeksi jamur selaput otak.
    • Coccidioidomycosis: penyakit infeksi jamur pada paru-paru.
    • Infeksi kelamin.
    • Infeksi kulit, seperti kutu air, kurap, dan infeksi kuku.

    Mengutip situs PubChem, obat ini juga digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur pada pasien kemoterapi dan radiasi sebelum melakukan transplantasi sumsum tulang belakang. Pasalnya, prosedur transplantasi berisiko menyebabkan infeksi jamur. 

    Obat ini juga berguna untuk orang dengan gangguan imun, seperti AIDS.

    Dosis flukonazol

    obat menyebabkan penyakit ginjal

    Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), fluconazole di Indonesia beredar dalam bentuk kapsul dengan dosis 50 mg dan 150 mg. Obat ini juga berbentuk infus dengan dosis 2 mg/ml.

    Inilah dosis flukonazol infus yang digunakan berdasarkan masalah kesehatan yang timbul.

    Dosis infus untuk kandidiasis orofaring pada orang dewasa

    Dosis awal untuk infeksi kandidiasis di orofaring (bagian tengah tenggorokan) yaitu 200–400 mg, dilanjutkan 100–200 mg sehari sekali selama 7–21 hari atau hingga gejala penyakit berkurang.

    Untuk pencegahan kekambuhan pada pasien HIV, dosis flukonazol infus sebesar 100–200 mg sehari sekali atau 200 mg tiga kali per minggu. Kecepatan infus sebesar 10 ml/menit

    Dosis infus untuk kandidiasis orofaring pada anak-anak

    Untuk anak 0–14, hari pertama diberikan flukonazol infus sebanyak 6 mg/kg berat badan.

    Selanjutnya, dosis menjadi 3 mg/kg berat badan setiap 72 jam. Dosis maksimal sebesar 12 mg/kg berat badan dalam waktu 72 jam. 

    Pemberian fluconazole untuk anak berusia 28 hari–11 tahun dimulai dengan dosis 6 mg/kg berat badan, lalu dosis disesuaikan menjadi 3 mg/kg berat badan sehari sekali.

    Dosis infus untuk kandidiasis esofagus pada dewasa

    Pemberian flukonazol infus pertama sebesar 200–400 mg, dilanjutkan dengan dosis 100–200 mg sehari sekali selama 14–30 hari atau hingga gejala berkurang.

    Durasi yang lebih panjang biasanya diberikan pada penderita kelemahan imun.

    Untuk mencegah kekambuhan pada penderita HIV, dosis diberikan sebesar 100–20 mg sehari sekali atau sebanyak 200 mg tiga kali sehari.

    Dosis infus untuk kandidiasis esofagus pada anak-anak

    Pemberian flukonazol infus pada anak-anak berusia 0–14 hari sebesar 6 mg/kg berat badan, lalu dosis menyesuaikan menjadi 3 mg/kg berat badan setiap 72 jam.

    Dosis maksimal sebesar 12 mg/kg berat badan. Untuk anak-anak berusia 15–27 hari, dosis awal flukonazol sebesar 6 mg/kg berat badan, dosis selanjutnya sebesar 3 mg/kg berat badan setiap 48 jam.

    Pemberian dosis maksimal sebesar 12 mg/kg berat badan dalam jangka waktu 48 jam.

    Anak-anak berusia 28 hari sampai 11 tahun mendapatkan dosis permulaan sebesar 6 mg/kg berat badan, dilanjutkan dengan 3 mg/kg sehari sekali.

    Dosis infus untuk coccidioidomycosis pada dewasa

    Pemberian dosis infus 200–400 mg sekali sehari dalam jangka waktu 11–24 bulan atau lebih lama, tergantung pada keparahan infeksi.

    Dosis ditingkatkan menjadi 800 mg untuk pengidap meningitis atau penyakit selaput otak lainnya.

    Dosis infus untuk kandidiasis invasif

    • Dewasa: obat infus diberikan sebesar 800 mg pada hari pertama, lalu dosis disesuaikan menjadi 400 mg sehari sekali selama dua minggu.
    • Anak-anak: anak berusia 4 minggu sampai 11 tahun mendapatkan dosis infus sebesar 6–12 mg/kg berat badan sekali sehari.

    Dosis infus untuk meningitis kriptokokus

    Dosis untuk infeksi kriptokokus diberikan sebanyak 400 mg pada permulaan, lalu dosis disesuaikan menjadi 200–400 mg sehari sekali setidaknya selama 6–8 minggu.

    Untuk pencegahan kekambuhan pada orang yang berisiko, obat infus diberikan sebesar 200 mg per hari. Bila kondisi sudah mengancam, dosis bisa meningkat hingga 800 mg.

    Sementara itu, anak berusia 4 minggu sampai 11 tahun mendapatkan dosis infus sebesar 6–12 mg/kg berat badan sehari sekali.

    Dosis infus untuk kandidiasis atrofi kronis

    • Dewasa: pemberian dosis obat infus sebesar 50 mg sehari sekali selama 14 hari.

    Dosis infus untuk kandiduria

    • Dewasa: sebesar 200–400 mg sehari sekali selama 7–21 hari. Durasi bisa saja lebih lama pada pasien dengan fungsi imun yang lemah.

    Dosis infus untuk kandidiasis mukokutaneus kronis

    • Dewasa: dosis infus sebesar 50–100 mg per hari selama 28 hari.

    Dosis infus untuk profilaksis infeksi jamur pada pasien dengan imunitas yang lemah

    • Dewasa: dosis infus diberikan sebesar 200–400 mg sekali sehari. Infus diberikan sebelum munculnya neutropenia (kadar sel darah putih rendah), lalu lanjutkan pengobatan selama 7 hari setelah jumlah sel darah putih stabil.
    • Anak-anak: untuk anak usia 4 minggu sampai 11 tahun, dosis obat infus sebesar 3–12 mg/kg berat badan sebanyak sekali sehari.

    Berikut ini adalah dosis flukonazol secara oral.

    Dosis secara oral untuk kandidiasis orofaring pada dewasa

    Dosis sebesar 200–400 mg pada hari pertama, lalu 100–200 mg sekali sehari selama 7–21 hari atau hingga penyakit mereda.

    Berikan dosis sebesar 100–200 mg sekali sehari atau 200 mg tiga kali seminggu untuk pencegahan kekambuhan pada pasien HIV.

    Dosis secara oral untuk kandidiasis orofaring pada anak-anak

    Untuk usia 0–14 tahun, dosis permulaan sebesar 6 mg/kg berat badan, lalu disesuaikan sebesar 3 mg/kg berat badan setiap 72 jam. Dosis maksimal sebesar 12 mg/kg berat badan setiap 72 jam. 

    Untuk anak-anak usia 15–27 hari, dosisnya sebesar 6 mg/kg berat badan, lalu 3 mg/kg berat badan setiap 48 jam. Asupan dosis maksimal 12 mg/kg berat badan setiap 48 jam.

    Pemberian dosis fluconazole pertama pada anak usia 28 hari–11 tahun adalah 6 mg/kg berat badan, lalu 3 mg/kg berat badan sekali sehari.

    Dosis secara oral untuk kandidiasis esofagus pada dewasa

    Dosis dimulai sebesar 200–400 mg pada hari pertama, diikuti sebesar 100–200 mg sekali sehari selama 14–30 hari hingga kondisi membaik.

    Untuk menghindari kondisi kambuh pada pasien HIV, dosis flukonazol sebesar 100–200 mg sekali sehari atau 200 mg tiga kali seminggu.

    Dosis secara oral untuk kandidiasis esofagus pada anak-anak

    Untuk usia 0–14 hari, dosis awal sebesar 6 mg/kg berat badan. Lalu, dosis disesuaikan sebanyak 3 mg/kg berat badan setiap 72 jam. Dosis maksimal sebanyak 12 mg/kg berat badan setiap 72 jam. 

    Untuk anak usia 15–27 hari, dosis pertama sebesar 6 mg/kg berat badan, lalu pemberian dosis diikuti sebesar 3 mg/kg berat badan setiap 48 jam.

    Dosis tertinggi sebesar 12 mg/kg berat badan setiap 48 jam. Pengukuran dosis awal untuk anak usia 28 hari–11 tahun sebesar 6 mg/kg berat badan, lalu 3 mg/kg berat badan sekali sehari.

    Dosis secara oral untuk kandiduria

    • Dewasa: 200–400 mg sekali sehari selama 7–21 hari. Pemberian dosis bisa lebih lama jika pada pasien dengan kekebalan tubuh yang melemah.

    Dosis secara oral untuk kandidiasis mukokutan kronis

    • Dewasa: 50–100 mg sekali sehari hingga selama 28 hari. Dosis bisa lebih lama bila infeksi lebih parah.

    Dosis secara oral untuk kandidiasis atrofik kronis

  • Dewasa: 50 mg sekali sehari selama 14 hari.
  • Dosis secara oral untuk dermafitosis

    • Dewasa: 150 mg sekali seminggu atau 50 mg sekali sehari.

    Dosis secara oral untuk kandidiasis balanitis dan kandidiasis vagina pada dewasa

    Obat ini akan diberikan pada pasien balanitis dan kandidiasis vagina sebesar 150 mg dalam satu dosis.

    Untuk kandidiasis vagina berulang sebanyak empat kali dalam setahun, dosis diberikan sebanyak 150 mg setiap hari pertama, keempat, dan ketujuh dalam satu minggu.

    Agar tidak kambuh, obat diberikan sebanyak 150 mg seminggu sekali selama sebulan.

    Dosis secara oral untuk Coccidioidomycosis

    • Dewasa: 200–400 mg sekali sehari selama 11–24 bulan atau lebih lama jika diperlukan. Dosis terkadang ditingkatkan hingga 800 mg pada kondisi yang parah.

    Dosis secara oral untuk meningitis kriptokokus

    Pengukuran dosis orang dewasa dimulai dari 400 mg pada hari pertama, lalu 200 mg–400 mg sehari sekali selama 6–8 minggu atau lebih lama jika diperlukan.

    Dosis bisa meningkat hingga 800 mg bila kondisi semakin parah. Agar tidak kambuh, dosis diberikan lagi sebanyak 200 mg hingga tidak muncul gejala.

    Anak-anak usia 4 minggu–11 tahun diberikan dosis pertama sebanyak 6–12 mg/kg berat badan sekali sehari. Agar tidak kambuh, dosis diberikan lagi sebanyak 6 mg/kg berat badan sekali sehari

    Dosis secara oral untuk kandida invasif

    • Dewasa: 800 mg pada hari pertama, lalu 400 mg sekali sehari hingga gejala mereda.
    • Anak-anak: 6–12 mg/kg sekali sehari untuk anak usia 4 minggu–11 tahun.

    Aturan pakai flukonazol

    diabetes minum obat seumur hidup

    Selalu konsumsi flukonazol kapsul sesuai anjuran dokter. Konsumsi obat dengan air minum dan ditelan langsung. Pastikan Anda minum obat pada waktu yang sama setiap harinya.

    Pemberian flukonazol infus harus dilakukan oleh dokter atau perawat. Obat ini dialirkan secara perlahan langsung ke dalam pembuluh darah. Obat ini tidak perlu diencerkan dengan kandungan apa pun.

    Efek samping flukonazol

    ciri sakit kepala karena kolesterol tinggi

    Seperti obat pada umumnya, obat ini bisa memicu efek samping. Efek ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

    Efek samping umum

    • Sakit kepala.
    • Sakit perut, diare, dan mual.
    • Ruam.
    • Peningkatan tes darah fungsi hati.

    Efek samping tidak umum

    • Berkurangnya sel darah merah hingga tubuh pucat, lemah, dan sesak napas.
    • Nafsu makan berkurang.
    • Sulit tidur atau mengantuk.
    • Pusing dan kepala kliyengan.
    • Kesemutan, mati rasa, dan sensasi seperti ditusuk.
    • Sembelit, mulut kering, masuk angin, dan sulit mencerna makanan.
    • Nyeri otot.
    • Kerusakan hati dan sakit kuning.
    • Bentol, gatal dan melepuh, berkeringat.
    • Lelah, meriang, dan demam.

    Efek samping jarang

    • Sel darah putih menurun.
    • Warna kulit menjadi merah atau ungu akibat penurunan kadar trombosit atau perubahan sel darah.
    • Peningkatan kolesterol dan lemak pada darah.
    • Tubuh gemetar.
    • Penurunan kalium dalam darah.
    • Hasil EKG abnormal.
    • Gagal liver.
    • Reaksi alergi.
    • Rambut rontok.

    Peringatan dan perhatian saat pakai flukonazol

    Jangan konsumsi obat flukonazol jika Anda memiliki alergi flukonazol atau obat antijamur lainnya.

    Beritahu dokter jika Anda memiliki kondisi kesehatan berikut ini.

    • Masalah liver atau ginjal.
    • Penyakit jantung.
    • Kadar kalium, kalsium, dan magnesium darah yang rendah.
    • Reaksi pada kulit parah dan sulit bernapas.
    • Gejala insufisiensi adrenal.
    • Infeksi jamur tidak membaik sehingga butuh pengobatan lainnya.

    Apakah flukonazol aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Jika Anda berencana hamil, sedang hamil, atau menyusui, jangan konsumsi obat ini.

    Bila Anda mendapatkan obat ini pada trimester pertama, hal ini akan meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat tulang dan otot hingga keguguran.

    Anda bisa melanjutkan menyusui setelah mendapatkan flukonazol kapsul dosis sebesar 150 mg. Jangan menyusui jika Anda mendapatkan dosis berulang.

    Interaksi obat flukonazol dengan obat lain

    Berikut jenis obat yang berinteraksi dengan flukonazol.

    • Pimozide atau quetiapine untuk masalah mental.
    • Antibiotik eritromisin.
    • Ergotamin untuk sakit kepala dan migrain.
    • Amiodarone untuk penyakit jantung.
    • Warfarin atau pengencer darah.
    • Statin atau obat kolesterol tinggi.
    • Karbamazepin untuk mengatasi epilepsi dan penyakit saraf.
    • Losartan atau obat darah tinggi dan gagal jantung.

    Flukonazol adalah obat untuk mengatasi infeksi jamur di berbagai bagian tubuh.

    Jika Anda melewatkan dosisnya, jangan menggandakan dosis obat. Selalu ikuti petunjuk kemasan dan anjuran dokter setiap kali meminumnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 23/05/2022

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan