backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Glibenclamide

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 03/11/2022

Glibenclamide

Bagi Anda yang mengalami atau memiliki kerabat yang terkena diabetes, mungkin tidak asing dengan obat glibenclamide. Sebenarnya, apa kegunaan obat ini dan bagaimana dosis serta efek sampingnya? 

Golongan obat: antidiabetes

Merek dagang: Fimediab, Glibenclamide, Glucovance, Harmida, Latibet, Trodeb.

Apa itu glibenclamide?

Glibenclamide (glibenklamid) adalah obat antidiabetes golongan sulfonilurea yang berbentuk tablet. 

Obat ini dapat menurunkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan produksi insulin alami di dalam tubuh melalui pankreas.

Glibenklamid umumnya digunakan dalam rangkaian perawatan untuk mengontrol kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes tipe 2

Mengontrol kadar gula darah Anda membantu mencegah kerusakan ginjal, kebutaan, masalah saraf, kehilangan kaki, dan masalah fungsi seksual. 

Obat ini termasuk jenis yang diresepkan sebagai obat tunggal maupun kombinasi, misalnya Glucovance (kombinasi dengan metformin).

Untuk itu, Anda hanya bisa membelinya jika disertai dengan resep dari dokter.

Dosis dan sediaan glibenclamide

propylthiouracil

Umumnya, glibenclamide di Indonesia tersedia dalam bentuk tablet oral dengan dosis 1,25 mg, 2,5 mg, dan 5 mg. 

Dosis obat diabetes pada orang dewasa akan berbeda pada setiap pasien, bergantung kondisi kesehatan dan kekuatan obat yang diberikan.

Sebaiknya Anda mengikuti anjuran dokter dan apoteker atau lihat aturan pakai pada label kemasan obat.

Berikut ini dosis glibenklamid yang biasanya diresepkan oleh dokter.

  • Dosis awal: 2,5 – 5 mg secara oral sekali sehari pada pagi hari setelah sarapan. Maksimal dosis per hari yaitu 20 mg.
  • Dosis perawatan: dosis bisa ditambahkan setiap minggu sebanyak 2,5 mg per hari jika kadar gula darah masih tinggi.

Belum ada ketentuan dosis obat ini untuk anak-anak. Obat ini bisa saja berbahaya bagi anak-anak, sehingga Anda perlu menjauhkannya dari jangkauan anak. 

Aturan pakai obat glibenclamide

Gunakan obat ini sesuai dengan aturan konsumsi yang ditentukan oleh dokter pada catatan resep. 

Mengonsumsi obat ini melebihi dosis yang dianjurkan, dapat menimbulkan hipoglikemia, yaitu penurunan kadar gula darah di bawah batas normal.

Pada kasus hipoglikemia parah, Anda berisiko mengalami ketidaksadaran atau koma yang memerlukan tindakan medis segera.

Untuk itu, Anda perlu sangat berhati-hati mengikuti dosis yang dianjurkan.

Bila dosis glibenclamide harian Anda melebihi 10 mg per hari, Anda perlu membaginya menjadi 2 jadwal konsumsi.

Dokter mungkin akan menganjurkan untuk minum obat ini di pagi hari setelah sarapan.

Konsumsi glibenklamid secara teratur untuk mendapatkan manfaat maksimal. 

Untuk membantu Anda mengingat jadwal minum, konsumsilah setiap hari pada waktu yang sama. 

Beri tahu dokter jika kondisi Anda tidak membaik atau bahkan memburuk, misalnya kadar gula darah Anda menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Efek samping glibenclamide

Segera cari bantuan medis darurat jika Anda mengalami alergi obat, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, dan bengkak di wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

Hentikan penggunaan obat ini dan hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius, misalnya hipoglikemia yang ditandai dengan beberapa gejala:

  • rasa lapar, 
  • sakit kepala, 
  • mual dan muntah, 
  • lesu, gelisah, dan mengantuk, 
  • masalah tidur dan konsentrasi,
  • mengalami perilaku agresif, 
  • penurunan kewaspadaan, 
  • depresi, 
  • kebingungan,
  • masalah penglihatan, 
  • bicara cadel, dan
  • kelumpuhan sebagian.

Selain itu, Anda mungkin akan mengalami efek samping yang lebih ringan, yaitu:

  • mual ringan, 
  • heartburn,
  • nyeri sendi atau otot,
  • penglihatan kabur, dan
  • ruam kulit ringan.

Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. 

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Perhatian dan peringatan

pazopanib

Beri tahu dokter dan apoteker Anda jika mengonsumsi jenis obat apa pun, termasuk resep dan non-resep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal yang Anda gunakan atau berencana gunakan. 

Pastikan Anda memberi tahu dokter atau apoteker jika berhenti menggunakan obat lain saat menggunakan glibenklamid. 

Dokter mungkin perlu mengubah dosis atau memantau secara rutin efek samping yang mungkin ditimbulkan.

Penggunaan obat glibenclamide pada orang berusia lanjut dapat meningkatkan risiko terkena hipoglikemia atau kadar gula darah yang sangat rendah.

Untuk itu, Anda perlu benar-benar memperhatikan anjuran dokter dalam mengonsumsi obat diabetes ini.

Selain itu, hindari paparan sinar matahari langsung. Pasalnya, glibenclamide dapat membuat kulit Anda sensitif terhadap sinar matahari.

Tanyakan pada dokter apa yang harus dilakukan jika Anda mengalami infeksi atau demam, mengalami stres yang tidak biasa, atau terluka. 

Kondisi ini dapat mempengaruhi gula darah dan jumlah glibenclamide yang Anda butuhkan.

Apakah aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Mengutip British Medical Journal (2015), glibenklamid yang Anda temukan di apotek, umumnya tidak boleh dikonsumsi ibu hamil.

Namun, ibu hamil yang mengalami diabetes gestasional mungkin akan mendapatkan obat ini dari dokter dengan dosis yang cukup aman bagi janin dan ibu hamil.

Sementara itu, belum ada penelitian yang memadai untuk mengetahui efek obat ini terhadap bayi yang menyusu.

Namun, obat glibenclamide tergolong obat keras, sehingga ibu menyusui sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.

Diabetes pada ibu hamil

Diabetes pada ibu hamil yaitu diabetes gestasional dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin. Biasanya, dokter kandungan akan meresepkan obat diabetes seperti insulin dan obat minum hipoglikemik.

Interaksi obat glibenklamid

Risiko Anda mengalami hipoglikemia akan lebih tinggi jika Anda menggunakan glibenklamid dengan obat lain seperti:

  • exenatide (Byetta),
  • probenecid (Benemid),
  • aspirin atau salicylates lain (termasuk Pepto Bismol),
  • pengencer darah (warfarin, Coumadin, Jantoven),
  • obat sulfa (Bactrim, SMZ-TMP, dan lain-lain),
  • monoamine oxidase inhibitor (MAOI), dan
  • insulin atau obat diabetes oral.

Selain itu, ada beberapa jenis obat yang mungkin dapat menimbulkan interaksi obat, yaitu:

  • angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors,
  • antikoagulan,
  • aspirin dan obat nonsteroidal anti-inflammatory medications (NSAIDs),
  • beta blockers, 
  • steroid oral, dan
  • rifampisin.

Untuk mengetahui interaksi glibenclamide dengan obat lain, konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 03/11/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan