backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Sefazolin

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 21/02/2022

    Sefazolin

    Tidak semua obat antibiotik perlu dikonsumsi secara oral atau diminum. Beberapa obat antibiotik, seperti sefazolin (cefazolin), tersedia dalam bentuk injeksi sehingga perlu diawasi secara ketat penggunaannya oleh petugas medis. Agar aman digunakan, ketahui aturan pakai obat cefazolin pada ulasan berikut.

    Golongan obat: Antibiotik

    Merek dagang: Cefazolin sodium

    Apa itu obat sefazolin?

    Sefazolin (cefazolin) adalah obat antibiotik dengan fungsi untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk yang parah dan mengancam nyawa.

    Ini termasuk infeksi bakteri yang terjadi di:

    • kulit,
    • tulang,
    • sendi,
    • genital atau kelamin,
    • darah,
    • katup jantung,
    • saluran pernapasan (termasuk pneumonia),
    • saluran empedu,
    • dan infeksi saluran kemih.

    Cefazolin tergolong ke dalam obat-obatan kelas antibiotik sefalosporin yang bekerja untuk menghentikan pertumbuhan bakteri.

    Terkadang, obat ini digunakan untuk mencegah infeksi pada pasien yang akan, saat, atau setelah menjalani operasi.

    Selain kegunaan tersebut, obat sefazolin juga bisa diberikan pada pasien yang memiliki kondisi jantung tertentu dan sedang menjalani prosedur gigi atau saluran pernapasan atas.

    Ini dilakukan untuk mencegah pasien mengalami infeksi katup jantung.

    Bukan cuma itu, cefazolin juga terkadang digunakan untuk mengobati wanita yang alergi terhadap antibiotik penisilin dan sedang dalam proses persalinan, untuk mencegah bayi baru lahir terkena infeksi.

    Meski begitu, antibiotik seperti cefazolin tidak akan berpengaruh pada infeksi virus, seperti influenza.

    Mengonsumsi antibiotik yang tidak diperlukan berisiko menimbulkan infeksi berulang yang kebal terhadap antibiotik.

    Dosis obat sefazolin

    artesunat

    Obat cefazolin tersedia dalam bentuk serbuk injeksi 1.000 mg.

    Obat ini perlu dicampurkan terlebih dahulu dengan cairan sebelum digunakan.

    Setelah dicampurkan, obat dapat diberikan melalui injeksi atau infus ke dalam pembuluh darah (intravena) atau dengan suntikan ke dalam otot (intramuskular).

    Adapun dosisnya menyesuaikan dengan kegunaan obat sefazolin.

    Sebagai gambaran, berikut adalah dosis obat cefazolin, sebagaimana yang tertulis dalam laman Mims.com.

    Infeksi yang rentan

    • Dewasa: Infeksi ringan yaitu 0,24-0,5 gram setiap 8 jam. Infeksi sedang hingga parah yaitu 0,5-1 gram setiap 6-8 jam. Infeksi parah dan yang mengancam nyawa yaitu 1-1,5 gram setiap 6 jam. Dosis maksimal yaitu 12 gram per hari.
    • Anak: Usia >1 tahun, yaitu 25-50 mg/kg berat badan per hari yang terbagi ke dalam 3 atau 4 dosis. Dosis maksimal yaitu 100 mg/kg berat badan per hari dalam dosis terbagi untuk infeksi parah.

    Infeksi saluran kemih akut tanpa komplikasi

    • Dewasa: 1 gram setiap 12 jam. Dosis maksimal yaitu 12 gram per hari.
    • Anak: Usia >1 tahun yaitu 25-50 mg/kg berat badan per hari yang terbagi ke dalam 3 atau 4 dosis. Dosis maksimal yaitu 100 mg/kg berat badan per hari dalam dosis terbagi untuk infeksi parah.

    Pneumonia

    • Dewasa: 500 mg setiap 12 jam. Dosis maksimal yaitu 12 gram per hari.
    • Anak: Usia >1 tahun yaitu 25-50 mg/kg berat badan per hari yang terbagi ke dalam 3 atau 4 dosis. Dosis maksimal yaitu 100 mg/kg berat badan per hari dalam dosis terbagi untuk infeksi parah.

    Pencegahan infeksi pada prosedur operasi

    • Dewasa: 1 gram diberikan 30-60 menit sebelum operasi diikuti dengan 0,5-1 gram selama pembedahan untuk prosedur yang lama. Kemudian, 0,5-1 gram setiap 6-8 jam setelah prosedur operasi selama 24 jam atau hingga 5 hari.

    Semua dosis di atas diberikan melalui suntik intramuskular dalam, injeksi intravena lambat selama 3-5 menit, atau infus intravena intermiten atau berkelanjutan.

    Setiap orang bisa mendapatkan dosis yang berbeda tergantung kegunaan dan tingkat keparahannya.

    Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

    Aturan pakai obat sefazolin

    kb suntik 3 bulan

    Berikut beberapa aturan penggunaan obat yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan antibiotik cefazolin.

    • Selalu ikuti aturan yang telah dokter berikan sebelum memulai pengobatan. Jika ada pertanyaan, ajukan pada dokter atau apoteker.
    • Obat ini sebaiknya diberikan oleh petugas medis di rumah sakit. Namun, jika dokter mengizinkan untuk digunakan di rumah, pelajari dan pastikan Anda memahami semua instruksi yang diberikan petugas medis Anda.
    • Lakukan pengobatan sampai dosis yang diresepkan selesai, meski gejala yang Anda rasakan sudah membaik.
    • Menghentikan pengobatan terlalu dini menyebabkan infeksi tak terobati sepenuhnya dan Anda berisiko terkena infeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
    • Selalu periksa kelayakan produk sebelum digunakan. Jika terdapat partikel-partikel dalam cairan atau terjadi perubahan warna, sebaiknya tanyakan pada apoteker.
    • Jangan menggunakan jarum suntik atau spuit yang sudah Anda pakai. Tempatkan jarum bekas pada wadah yang dapat menahan tusukan dan buang seluruhnya.
    • Tanyakan pada apoteker atau baca petunjuk pada kemasan mengenai cara membuang obat dan jarum suntik yang tepat.
    • Bila Anda lupa atau melewatkan satu dosis obat, segera gunakan dosis tersebut setelah Anda mengingatnya.
    • Namun, bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis obat Anda.
    • Jika kondisi kesehatan Anda tidak membaik, konsultasikanlah pada dokter Anda.

    Efek samping obat sefazolin

    Sebagaimana obat umumnya, cefazolin juga bisa memberikan efek samping, meski tidak semua orang akan mengalaminya.

    Apa saja efek samping tersebut? Berikut adalah beberapa efek samping antibiotik cefazolin yang umum terjadi.

    • Mual dan muntah.
    • Diare.
    • Sakit kepala.
    • Nyeri, kemerahan, atau bengkak di bagian bekas suntik.
    • Ruam.
    • Gatal pada alat kelamin.
    • Perut kram.
    • Mengantuk.
    • Kelelahan.
    • Bercak putih di mulut.

    Efek samping di atas umumnya akan menghilang dengan sendirinya.

    Namun, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter jika efek samping tersebut tak kunjung mereda atau semakin buruk.

    Selain itu, segera hubungi dokter apabila Anda mengalami efek samping cefazolin yang tergolong serius.

    Berikut beberapa efek samping serius yang mungkin terjadi dari penggunaan cefazolin.

    • Diare berupa cairan atau darah.
    • Sakit perut yang parah.
    • Demam, sakit tenggorokan, menggigil, nyeri sendi, kelenjar yang membengkak, atau gatal-gatal.
    • Kejang.
    • Kehilangan selera makan.
    • Jaundice (kulit dan mata yang menguning)
    • Urine berwarna gelap.
    • Pembengkakan di kaki.
    • Sulit bernapas atau menelan.
    • Nyeri di bagian perut bawah.
    • Buang air lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali.

    Selain itu, Anda pun sebaiknya segera cari bantuan medis jika timbul reaksi alergi setelah menggunakan obat ini.

    Reaksi alergi yang dimaksud yaitu gatal-gatal dan ruam yang melepuh, pembengkakan di wajah atau mulut, serta sulit bernapas.

    Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.

    Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah kepada dokter atau apoteker Anda.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat sefazolin

    obat gaster

    Anda tidak dianjurkan untuk menggunakan obat ini jika Anda alergi terhadap antibiotik cefazolin, carbapenem, penisilin, atau antibiotik jenis sefalosporin lainnya, seperti:

    Untuk memastikan sefazolin aman untuk Anda gunakan, informasikan pula kepada dokter jika Anda memiliki kondisi di bawah ini.

    Pada kondisi tersebut, dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis obat atau memantau kondisi Anda terkait kemungkinan munculnya efek samping.

    Sementara itu, terkait penyimpanan obat, pastikan Anda memahami cara menyimpan obat ini dengan benar.

    Ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan atau yang apoteker instruksikan kepada Anda.

    Namun, umumnya, obat cefazolin yang masih berbentuk serbuk sebaiknya disimpan pada suhu ruangan.

    Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap, seperti kamar mandi, serta jangan dibekukan.

    Jauhkan pula semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

    Adapun obat cefazolin yang sudah dicampur dengan cairan pengencer dapat disimpan pada suhu ruangan hingga 24 jam atau di lemari es hingga 7 hari.

    Obat yang sudah tidak dikonsumsi atau habis masa berlakunya harus segera dibuang. Namun, jangan buang obat ini ke toilet.

    Lebih baik tanyakan pada apoteker atau lihat petunjuk yang tertera pada kemasan untuk mengetahui cara membuang obat yang tepat.

    Apakah obat sefazolin aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    sefazolin

    Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori B menurut US Food and Drugs Administration (FDA).

    Artinya, obat cefazolin tidak berisiko pada ibu hamil menurut beberapa penelitian.

    Meski begitu, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum menggunakan obat ini.

    Dokter akan mempertimbangkan potensi manfaat dan risikonya sesuai kondisi Anda.

    Sementara itu, penelitian terbatas yang telah dilakukan menunjukkan, obat cefazolin dapat mengalir ke ASI dalam jumlah kecil bila digunakan saat menyusui.

    Meski begitu, efeknya pada bayi belum dievaluasi secara memadai.

    Oleh karena itu, selalu pastikan kepada dokter mengenai manfaat dan risiko penggunaan obat antibiotik ini saat menyusui.

    Interaksi obat sefazolin dengan obat lain

    Beri tahu dokter mengenai semua obat yang sedang Anda konsumsi, termasuk obat resep, obat yang bisa dibeli bebas di apotek, vitamin, suplemen, serta obat herbal.

    Pasalnya, beberapa obat dapat berinteraksi dengan cefazolin. Adapun hal ini dapat meningkatkan risiko efek samping atau mengurangi efektivitas obat.

    Berikut adalah beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan sefazolin.

    Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan cefazolin. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 21/02/2022

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan