backup og meta
Kategori

5

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Ikat Leher Rahim (Cervical Cerclage)

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 16/02/2023

Ikat Leher Rahim (Cervical Cerclage)

Pada beberapa kasus, ibu hamil bisa saja memiliki rahim yang lemah. Prosedur yang biasanya disarankan untuk mengatasi masalah ini adalah ikat leher rahim. Seperti apa prosedur ini dan siapa saja yang membutuhkannya? Simak pembahasannya berikut ini!

Apa itu prosedur ikat leher rahim?

Ikat leher rahim adalah suatu prosedur ketika serviks ditutup dengan cara dijahit selama kehamilan untuk mencegah kelahiran prematur

Serviks atau leher rahim merupakan bagian yang menghubungkan antara vagina dengan rahim.

Sebelum kehamilan, serviks normal akan tertutup dan kaku. Namun, seiring bertambahnya usia kehamilan dan makin dekat dengan jadwal persalinan, serviks akan berubah.

Ukuran serviks akan memendek dan melebar. Teksturnya pun semakin lembut sehingga memungkinkan janin untuk keluar dari tubuh ibu saat waktu kelahiran tiba.

Janin akan tumbuh dan berkembang selama masa kehamilan. Kondisi ini menimbulkan tekanan yang lebih besar pada rongga rahim ibu hamil.

Pada beberapa wanita, tekanan ini dapat membuat serviks melebar hingga berhari-hari dan bahkan berminggu-minggu sebelum bayinya siap dilahirkan.

Kondisi ini menyebabkan rahim lemah saat hamil, yang dalam istilah medis sering disebut dengan inkompetensi serviks.

Manfaat ikat leher rahim

cervical cerclage

Prosedur ikat leher rahim atau cervical cerclage umumnya direkomendasikan bila serviks ibu hamil berisiko terbuka sebelum bayi siap dilahirkan.

Dokter juga memilih prosedur ini bila serviks perlahan terbuka sebelum waktu persalinan yang seharusnya.

Prosedur ini bermanfaat agar janin dapat berkembang dengan baik dan menurunkan risiko keguguran maupun bayi lahir prematur.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, cervical cerclage bisa dilakukan melalui vagina (transvaginal) maupun abdomen atau perut (transabdominal).

1. Transvaginal cervical cerclage

Ini merupakan jenis cervical cerclage yang paling sering dilakukan. Dokter akan menjangkau leher rahim melalui vagina, kemudian membuat jahitan pada serviks.

2. Transabdominal cervical cerclage

Apabila tidak memungkinkan untuk melakukan jahitan melalui vagina, dokter bisa membuat sayatan pada perut untuk menjangkau dan menjahit leher rahim.

Siapa saja yang membutuhkan ikat leher rahim?

Pada umumnya, dokter akan merekomendasikan prosedur ini bila ibu hamil memiliki kondisi berikut.

  • Terdiagnosis memiliki rahim lemah atau inkompetensi serviks.
  • Riwayat keguguran pada trimester kedua yang berkaitan dengan pelebaran atau kerusakan pada serviks.
  • Riwayat trauma pada serviks, seperti operasi serviks atau kuret.
  • Pernah mengalami kehamilan dan persalinan dengan sedikit atau tanpa kontraksi. Hal ini menandakan serviks tidak tertutup sempurna saat hamil.
  • Pernah mengalami kelahiran prematur spontan yang disebabkan oleh serviks pendek (kurang dari 25 milimeter) sebelum usia kehamilan mencapai 24 minggu.

Peringatan dan perhatian sebelum ikat leher rahim

Prosedur cervical cerclage tidak diperuntukkan bagi semua orang yang berisiko mengalami pembukaan dini atau melahirkan prematur.

Dokter biasanya tidak menyarankan ibu hamil untuk melakukan prosedur ini bila mengalami:

  • perdarahan vagina,
  • infeksi di dalam rahim,
  • kehamilan kembar,
  • pecah ketuban dini (terjadi ketika kantong amnion bocor atau pecah sebelum minggu ke-37 kehamilan), dan
  • penonjolan kantong amnion ke bukaan serviks.

Prosedur cervical cerclage

ikat leher rahim

Idealnya, prosedur ikat leher rahim dilakukan di antara minggu ke-12 hingga ke-14 kehamilan.

Pada rentang masa kehamilan tersebut, umumnya rahim lemah sudah terdiagnosis sehingga upaya ini bisa dilakukan untuk mencegah komplikasi persalinan.

Selain itu, operasi ikat leher rahim juga dapat dilakukan hingga minggu ke-24 kehamilan saat hasil tes menunjukkan bahwa serviks sudah mulai terbuka.

Namun, prosedur ini biasanya dihindari setelah minggu ke-24 kehamilan karena berisiko menyebabkan kelahiran prematur dan pecahnya kantong amnion.

Sebagian besar prosedur cervical cerclage dilakukan melalui vagina (transvaginal). Sebelum prosedur ini dimulai, dokter akan melakukan ultrasound (USG) untuk memeriksa kesehatan janin.

Sampel cairan serviks juga bisa diambil untuk mengetahui ada-tidaknya infeksi pada ibu hamil.

Dokter akan memasukan alat yang disebut spekulum untuk membuka vagina. Dengan bantuan ultrasound (USG), dokter bisa melihat dengan jelas bagian mana yang akan diikat dan dijahit.

Pada beberapa kasus, cervical cerclage juga dilakukan melalui melalui perut (transabdominal).

Dokter akan membuat sayatan perut untuk mencapai leher rahim. Prosedur ini dapat dilakukan dengan operasi terbuka (laparotomi) atau dengan sayatan yang kecil (laparoskopi).

Setelah prosedur jahitan selesai, umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasound untuk memeriksa kondisi janin.

Hal yang perlu dilakukan setelah cervical cerclage

Setelah cervical cerclage, dokter akan memantau kondisi ibu hamil di rumah sakit. Hal ini hanya memakan waktu beberapa jam sehingga Anda tidak memerlukan opname.

Anda kemungkinan akan merasakan munculnya bercak, kram, dan rasa sakit ketika buang air kecil selama beberapa hari. Gunakan pembalut dan gantilah sesering yang diperlukan.

Dokter akan meminta Anda untuk beristirahat penuh setidaknya 2–3 hari. Jangan berhubungan seks selama seminggu untuk memastikan vagina dan serviks pulih sepenuhnya.

Sementara itu, tetap lakukan kontrol dengan dokter kandungan setiap satu atau dua minggu untuk memeriksa serviks Anda hingga hari kelahiran tiba.

Kapan jahitan pada leher rahim dilepaskan?

Biasanya, jahitan pada leher rahim akan dilepaskan pada minggu ke-37 kehamilan, tetapi bisa lebih awal bila ketuban pecah atau ibu hamil mengalami kontraksi. Sebagian besar jahitan dilepaskan melalui vagina dan dapat menyebabkan sedikit perdarahan.

Efek samping prosedur ikat leher rahim

Dokter hanya akan merekomendasikan prosedur cervical cerclage bila manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan risiko yang mungkin terjadi.

Sama seperti prosedur medis lain, ikat leher rahim juga bisa menimbulkan efek samping, meliputi:

  • kontraksi prematur,
  • pecahnya kantong amnion,
  • infeksi pada leher rahim,
  • distosia serviks (ketidakmampuan leher rahim untuk melebar selama persalinan), dan
  • stenosis seviks (penyempitan permanen pada leher rahim).

Selalu konsultasi dengan dokter tentang perkembangan janin dan kondisi Anda secara berkala. 

Jangan ragu untuk meminta penjelasan lebih lanjut saat dokter merekomendasikan Anda untuk melakukan prosedur ikat leher rahim selama kehamilan.

Kesimpulan

  • Cervical cerclage adalah prosedur untuk mengatasi rahim lemah (inkompetensi serviks) dan mencegah kelahiran prematur.
  • Prosedur ini dilakukan dengan cara menjahit atau mengikat leher rahim sehingga tidak akan terbuka sebelum waktu persalinan tiba.
  • Jika Anda memilki kekhawatiran tertentu terhadap prosedur ini, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 16/02/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan